Analisis Kelayakan Lahan di Sepanjang Jalan Lingkar Kota Weleri.

101 pusat pelayanan, sehingga kendaraan berhenti selama 2 menit pada masing-masing perjalanan rute 2. n = jumlah sampel kendaraan = 2. K = 60 x 2 x 4.80 km 9 menit K = 64 kmjam. Sehingga dapat diketahui kecepatan perjalan di jalan lingkar Weleri dengan asumsi terdapat 1 bukaan median untuk persimpangan masih memenuhi standar minimal kecepatan yang dipersyaratkan yaitu 60 kmjam.

4.4 Analisis Kelayakan Lahan di Sepanjang Jalan Lingkar Kota Weleri.

Analisis pemanfaatan lahan kawasan jalan lingkar Kota Weleri menggu- nakan konsep pola pemanfaatan ruang, yang mengelompok pada suatu kawasan yang merupakan suatu bentuk pusat pelayanan di sekitar jalan lingkar, sehingga diharapkan pada kawasan lainnya tetap dapat dipertahankan sebagai daerah pertanian. Dari hasil analisis pola pemanfaatan ruang yang telah dilakukan terdapat beberapa kawasan potensial sebagai pusat-pusat kegiatan pada kawasan jalan lingkar Weleri, dari beberapa kawasan potensial tersebut berpotensi bagi pengembangan kegiatan jasa dan pengembangan permukiman. Sebagai arahanpengendalian pemanfaatan ruang di jalan lingkar Kota We-leri pada kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan, maka digunakan analisis pemanfaatan ruang dengan menggunakan analisis SWOT sebagai berikut : 102 1. StrengthPotensi. ♦ Ketersediaan lahan bagi pengembangan kawasan di sepanjang jalan lingkar Kota Weleri. ♦ Ketersediaan fasilitas pelayanan umum pada pusat-pusat pelayanan di sepanjang jalan lingkar Kota weleri. ♦ Ketersediaan jalan lokal untuk mengakses dari kota Weleri ke wilayah bagian utara, yang melintasi jalan Lingkar Kota Weleri dengan perlintasan dibawahnya Under Pass pada Km 44 + 550, Km 46 + 050 dan pada Km. 47 + 250 dari Semarang. ♦ Pada lokasi pusat-pusat pelayanan sudah tumbuh adanya beberapa permukiman, hal ini merupakan suatu potensi karena dapat berkembang menjadi satu kesatuan terutama bagi aksesbilitas terhadap kawasan dengan mengembangkan embrio jalan-jalan yang sudah ada. ♦ Fungsi jalan lingkar Kota Weleri sebagai jalan Arteri Primer, dengan pe- layanan lalu lintas utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata- rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. 2. WeaknessMasalah. ♦ Sebagian besar lahan non terbangun di pusat-pusat pelayanan di sepanjang jalan lingkar Kota weleri merupakan lahan pertanian produktifsubur, dengan fasilitas jaringan irigasi teknis, sehingga hal ini merupakan masalah bagi pengembangannya, yakni pengalihan fungsi pertanian ke non pertanian berbenturan dengan berbagai peraturan yang ada, antara lain surat Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 103 410-2261 tahun 1994 perihal Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian dan Surat Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 460- 3346 tahun 1994 perihal Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian. ♦ Jalan lingkar Kota Weleri berada di daerah pantura Pantai Utara, dimana sebagaian besar masalah yang dihadapi adalah rawan tergenangbanjir. ♦ Disepanjang jalan lingkar Kota Weleri terdapat adanya suatu perbedaan ketinggian antara satu kawasan pusat pelayanan dengan kawasan pusat pelayanan lainnya. Perbedaan ketinggian tersebut antara 2 meter sampai dengan 5 meter terhadap tingginya jalan lingkar, sehingga kemudahan untuk mengakses ke jalan lingkar menjadi suatu penilaian. ♦ Peraturan pembatasan jalan masuk atau perlintasan sebidang, hal ini berkaitan dengan kebutuhan bukaan untuk persimpangan sebagai akses dari kawasan pengembangan dengan jalan lingkar Kota Weleri. 3. OppotunitiesPeluang. ♦ Kota Weleri merupakan kota yang melayani selain penduduk kota juga melayani wilayah yang lebih luas yakni pelayanan dengan lingkup sub wilayah pembangnunan diwilayah Kecamatan sekitarnya, sehingga yang dikembangkanyang semestinya ada di Kota Weleri dapat mendukung kebutuhan di wilayah pengembangan sekitarnya. Seperti halnya kawasan sepanjang jalan lingkar Kota Weleri yang mempunyai pelayanan regional, maka pengendalianarahan pemanfaatan ruangnya berpeluang bagi pen- 104 dukung pelayanan regional tersebut, antara lain rumah makanrestoran, hotelpenginapan, industri, dan pergudangan. ♦ Lokasi Pusat-pusat pelayanan di sepanajang jalan lingkar Kota Weleri berpeluang sebagai daerah pengembangan fasilitas pelayanan umum, sebagai kawasan pendukung di sebelah utara jalan lingkar Desa-desa di wilayah Kecamatan Rowosari. 4. ThreatsAncaman. ♦ Perkembangan suatu kawasan akan selalu terkait dengan keikut sertaan- partisipasi pihak swastainvestormasyarakat, untuk hal tersebut maka perlu adanya arahan bagi pihak swastainvestor dalam hal pengembangan kawasan jalan lingkar Kota weleri yang tentunya disesuaikan dengan rencana tata ruang yang ada, hal ini menjadi ancaman apakah pihak swastainvestor mau menanamkan modal di lokasi pusat pelayanan yang ditentukan sebagai kawasan pengembangan. ♦ Untuk mengacu potensi dan peluang perkembangan kawasan jalan lingkar Kota Weleri tentunya perlu didukung oleh ketersediaan sarana prasarana, apakah sumber daya pemerintah Kota Weleri mampu untuk mewujudkan. Penentuan nilai dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut : Nilai 1 = Sangat rendah, Nilai 2 = Rendah, Nilai 3 = Sedang, Nilai 4 = Tinggi, dan Nilai 5 = Sangat tinggi. 105 Dari hasil tinjauan analisis SWOT Tabel IV.11 , maka dapat diketahui kelayakan dibangun, kurang layak dan tidak layak dibangun, hal ini dikarenakan potensi bagi pengembangan kawasan Weleri dan Potensi kegiatan-kegiatan yang ada di Kecamatan Weleri khususnya dan Kabupaten Kendal umumnya. Arahan Pemanfaatan ruang di sepanjang jalan lingkar Kota Weleri meng- gunakan Konsep pemanfaatan ruang yang mengelompok pada suatu kawasan yang merupakan suatu bentuk pusat-pusat pertumbuhankegiatan di sekitar jalan lingkar dengan menggunakan pendekatan kelayakan pemanfaatan ruang dan di- bagi ke dalam beberapa zone peruntukan, yang layak, kurang layak dan tidak layak untuk pusat-pusat kegiatan Gambar 4.17. 1. Zone A ♦ Luas: 21,00 Ha ♦ Layak bagi kegiatan Pergudangan, Penginapan dan rumah makan. ♦ Kurang layak bagi fasilitas pendidikan, rumah sakit. ♦ Tidak layak bagi kegiatan indusri. 2. Zone B ♦ Luas: 88,00 Ha ♦ Layak bagi kegiatan Pergudangan, Penginapan dan rumah makan. ♦ Kurang layak bagi fasilitas pendidikan, rumah sakit. ♦ Tidak layak bagi kegiatan indusri. 3. Zone C ♦ Luas: 26,00 Ha ♦ Layak bagi kegiatan Pergudangan, Penginapan dan rumah makan. 106 ♦ Kurang layak bagi fasilitas pendidikan, rumah sakit. ♦ Tidak layak bagi kegiatan indusri. Sehingga Total luas lahan yang perlu disediakan adalah 135,00 Ha.

4.5 Analisis Penentuan Pusat Pelayanan di Jalan Lingkar Kota Weleri