Isu Strategis Nasional

2.4.1. Isu Strategis Nasional

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Terdapat 42 isu strategis yang menjadi fokus dalam skala nasional pada Tahun 2014, yaitu : (1) Isu kategori pemantapan perekonomian nasional, yaitu konektivitas mendorong pertumbuhan, perkuatan kelembagaan hubungan industrial, peningkatan kemampuan Iptek, pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai dan gula, diversifikasi pemanfaatan energi dan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat; (2) Isu kategori peningkatan kesejahteraan rakyat, yaitu: pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi layak, perluasan program keluarga harapan, pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan (MP3KI), mitigasi

percepatan pembangunan Minimum Essential Force, pemantapan keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme, pelaksanaan Pemilu 2014; (4) Isu prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola, yaitu : pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; (5) Isu prioritas pendidikan, yaitu : peningkatan akses pendidikan dasar dari keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi ruang kelas (RK) rusak, pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014, pelaksanaan pendidikan menengah universal; (6) Isu kategori prioritas kesehatan, yaitu penurunan dan pencegahan penyakit (HIV AIDS dan Malaria), peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata; (7) Isu kategori prioritas ketahanan pangan, yaitu : kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan produksi perikanan; (8) Isu kategori prioritas infrastruktur, yaitu : penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan, penyediaan infrastruktur yang mengurangi kesenjangan antar wilayah, penyediaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; (9) Isu kategori prioritas iklim investasi dan iklim usaha, yaitu : sistem logistik nasional, pengembangan fasilitas pendukung KEK yang telah ditetapkan dan penetapan KEK Baru; (10) Isu kategori prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi minyak dan gas bumi, peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; (11) Isu kategori prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yaitu : pengendalian perubahan iklim, peningkatan kualitas lingkungan; (12) Isu kategori prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, yaitu : pembangunan daerah tertinggal, penguatan diplomasi dan pembangunan infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom Immigration Quarantine Security (CIQS) kawasan perbatasan; (13) Isu kategori prioritas lainnya bidang politik, hukum dan keamanan, yaitu : pembinaan pemasyarakatan; 14) Isu kategori prioritas lainnya bidang perekonomian, yaitu : akselerasi industrialisasi dengan sasaran pertumbuhan industri non-migas, peningkatan pemahaman dan kesiapan indonesia dalam percepatan pembangunan Minimum Essential Force, pemantapan keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme, pelaksanaan Pemilu 2014; (4) Isu prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola, yaitu : pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; (5) Isu prioritas pendidikan, yaitu : peningkatan akses pendidikan dasar dari keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi ruang kelas (RK) rusak, pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014, pelaksanaan pendidikan menengah universal; (6) Isu kategori prioritas kesehatan, yaitu penurunan dan pencegahan penyakit (HIV AIDS dan Malaria), peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata; (7) Isu kategori prioritas ketahanan pangan, yaitu : kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan produksi perikanan; (8) Isu kategori prioritas infrastruktur, yaitu : penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan, penyediaan infrastruktur yang mengurangi kesenjangan antar wilayah, penyediaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; (9) Isu kategori prioritas iklim investasi dan iklim usaha, yaitu : sistem logistik nasional, pengembangan fasilitas pendukung KEK yang telah ditetapkan dan penetapan KEK Baru; (10) Isu kategori prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi minyak dan gas bumi, peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; (11) Isu kategori prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yaitu : pengendalian perubahan iklim, peningkatan kualitas lingkungan; (12) Isu kategori prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, yaitu : pembangunan daerah tertinggal, penguatan diplomasi dan pembangunan infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom Immigration Quarantine Security (CIQS) kawasan perbatasan; (13) Isu kategori prioritas lainnya bidang politik, hukum dan keamanan, yaitu : pembinaan pemasyarakatan; 14) Isu kategori prioritas lainnya bidang perekonomian, yaitu : akselerasi industrialisasi dengan sasaran pertumbuhan industri non-migas, peningkatan pemahaman dan kesiapan indonesia dalam

Isu strategis nasional tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap beberapa rencana pembangunan pemerintah pusat yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Majalengka antara lain sebagai berikut :

1. Posisi Strategis Majalengka Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Dalam rangka pemetaan dan pengembangan pembangunan nasional yang bersinergis, pemerintah pusat melakukan pemetaan dan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung, Semarang dan Cirebon sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional berbasis jasa perdagangan dan industri.

Posisi Kabupaten Majalengka yang merupakan perlintasan antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbangkertosusila, menjadi keuntungan sendiri dalam memanfaatkan pengaruh investasi yang mungkin menjalar ke Kabupaten Majalengka.

2. Pembangunan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cikapali)

Pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan, dimaksudkan sebagai alternatif pemecahan masalah transportasi akibat semakin beratnya beban lalu lintas kendaraan yang melewati Jalur Pantai Utara yang akan menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Proses oprasional TOL Cikapali diharapkan pada Juli 2015.

Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini akan melewati Kabupaten Majalengka dengan 2 (dua) interchange utama yaitu pada ruas Jalan Provinsi (Kadipaten-Jatitujuh) di Desa Pakubeureum Kec.Kertajati dan ruas Jalan Nasional (Bandung-Cirebon) tepatnya di Desa Bongas Kulon Kecamatan Sumberjaya, dan sekaligus akan membuka akses Tol menuju Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan Kertajati Aerocity.

3. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Kertajati)

Pemerintah akan membangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Kertajati). Rencana jalan tol ini dimaksudkan untuk mempercepat akses dari Kawasan BIJB menuju ibu kota provinsi, dan juga untuk mengurangi beban lalu lintas jalan negara (Kadipaten-Sumedang-Bandung) yang saat ini kondisi jalurnya rentan terhadap bencana longsor.

4. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional di Cirebon

Peningkatan Pelabuhan Laut Cirebon dimaksudkan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan industri di Jawa Barat yang cukup pesat, mendorong keseimbangan akselerasi pembangunan wilayah Jawa Barat, mendukung sektor transportasi nasional dan sebagai penyangga kegiatan Pelabuhan Tanjung Priuk.

Keuntungan yang akan diperoleh Kabupaten Majalengka dengan berkembangnya kegiatan Pelabuhan Cirebon yaitu akan terpacunya pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi dan industri. Hasil komoditas unggulan di Kabupaten Majalengka akan lebih mudah untuk dipasarkan ke luar pulau bahkan ke luar negeri. Juga dengan adanya kegiatan pelabuhan yang memberikan akses kemudahan transportasi akan mendukung pertumbuhan industri karena di Kabupaten Majalengka memiliki potensi lahan, tenaga kerja yang banyak dan berkualitas serta sumber daya alam yang cukup.