Mesin Hopper Feeder
5.12.2 Mesin Hopper Feeder
Gambar 5.21 Skema Mesin Hopper Feeder
Cleaner
Keterangan :
1. Sisir kapas
2. Apron berpaku (spike lattice)
3. Rol pengambil
5.12.2.3 Proses di Mesin Hopper Feeder
Gambar 5.20
Cleaner
Skema Mesin Hopper Feeder Mesin ini masih sama dengan Keterangan :
mesin Loftex Charger, yaitu
1. Gumpalan kapas merupakan peralatan
2. Pelat penahan penyuapan ke mesin berikutnya.
3. Apron/lattice Kapas dibawa ke atas oleh apron berpaku (2) dan diratakan 3. Apron/lattice Kapas dibawa ke atas oleh apron berpaku (2) dan diratakan
oleh pukulan
sisir
perata (1). Gumpalan-gumpalan kapas yang jatuh tersebut akan mengalami proses seperti di atas berulang kali sampai gumpalan menjadi kecil, sehingga dapat lewat melalui jarak antara sisir perata (1) dengan apron berpaku (2). Kemudian kapas dipukul oleh rol pengambil (3) dan jatuh pada mesin Pre Opener Cleaner. Rol pengambil (3) berbentuk silinder dan dapat digunakan untuk mengolah serat kapas atau serat buatan.
5.12.2.4 Gerakan antara Permukaan Berpaku
Gerakan-gerakan ini dijumpai pada mesin-mesin pencabik bal kapas (Hopper Bale Breaker), pembuka bal kapas (Hopper Bale Opener) dan mesin penyuap (Hopper Feeder). Prinsip bekerjanya mesin-mesin tersebut pada hakekatnya sama, hanya berbeda dalam hal ukuran paku-paku pada lattice dan Rol perata. Apabila jarak Rol perata terhadap lattice makin dekat, maka gumpalan-gumpalan kapas yang lewat diantaranya makin kecil.
Dengan demikian tingkat pembukaan kapas dapat diatur oleh pengaturan jarak tersebut. Makin dekat penyetelan jaraknya, makin terbuka kapasnya, tetapi produksi per satuan waktu makin rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar kapas akan dipukul dan kembali jatuh. Akibat dikembalikannya sebagian dari gumpalan kapas tersebut, maka terjadi proses pencampuran yang lebih baik. Untuk mendapatkan tingkat pembukaan yang baik tanpa mengurangi jumlah produksi, dapat ditempuh dengan cara mempercepat putaran lattice. Mengenai kecepatan lattice ini tidak ada pedoman tertentu, yang pokok adalah jarak antara lattice dan Rol peratanya.
Gambar 5.22 Alur Gerakan antara Permukaan
Berpaku
Pada dasarnya harus dijaga
supaya settingnya diusahakan menjadi x 11,25 cm = 18
sedekat mungkin, hanya saja perlu diperhatikan bahwa makin cm. Apabila kecepatan ujung- dekat settingnya kemungkinan ujung paku antara titik Q dan S timbul bahaya kebakaran makin dibagi dengan jumlah paku rol besar. Apabila kecepatan perata perata yang lewat di titik R dan pemukul tidak sebanding (jumlah pukulan paku per menit) peningkatannya, maka akan didapat hasil :
gumpalan-gumpalan kapas 9 . 000 = 9 cm/paku Rol perata
besar yang relatif belum terbuka
dapat lewat diantaranya Ini berarti bahwa untuk setiap meskipun settingnya sudah kali paku rol perata melewati dekat. Hal ini dapat dijalankan titik R, maka ujung-ujung paku sebagai berikut :
pada lattice antara titik Q dan S Pada gambar 5.22 diatas bergerak sejauh 9 cm. Jadi misalkan kecepatan permukaan setiap paku pada lattice akan lattice berpaku dari suatu
pembuka kapas 6.000 cm/menit mengalami = 2 kali pukulan
dan kecepatan putaran rol
oleh paku Rol perata.
perata 250 rpm, sedangkan Tempat kedudukan pukulan jumlah paku pada rol perata ada tersebut tidak tepat pada titik R,
4, maka setiap menit akan ada dimana setting antar ujung- paku sebanyak 4 x 250 = 1.000 ujung paku pada posisi paling buah lewat titik R. Kecepatan dekat, sehingga terjadi dua kali permukaan lattice antara titik P pemukulan. Apabila kecepatan dan Q ialah 6.000 cm/menit, lattice ditingkatkan dua kali tetapi antara titik Q dan S tanpa mempercepat kecepatan kecepatan ujung-ujung pakunya rol perata, gumpalan-gumpalan ± 9.000 cm/menit karena yang besar kapas akan adanya perubahan arah paku diteruskan melewatinya, sebab yang menyebabkan jarak antar perata hanya mempunyai ujung-ujung paku bertambah kesempatan memukul sekali besar. Kalau semula jarak antar
saja.
ujung paku antara titik P dan Q Usaha-usaha untuk sama dengan 1,25 cm, maka memperbaiki pembukaan tanpa antara titik Q dan S menurut mempengaruhi jumlah produksi perhitungan, jarak tersebut tidak dapat dicapai hanya
dengan mempercepat lattice.
Mesin Pre Opener Cleaner
Gambar 5.23
Skema Mesin Pre Opener Cleaner
Keterangan : Ketiga silinder tersebut
1. Penggerak (driver) meneruskan kapas melalui pelat
2. Penahan (baffles) pembersih (4) dan batang
3. Silinder pemukul berpaku saringan (5). Jarak batang
4. Pelat pembersih saringan dapat diatur
5. Batang saringan (gridbars) sedemikian rupa sesuai dengan
6. Peghisap (breather) kapas yang diolah.
7. Saluran pneumatic Udara dikeluarkan dari celah (pneumatic line)
sehingga dengan demikian
sebagian besar debu, serat- (air gap dis)
8. Pelat penahan
hisapan
serat yang beterbangan, dihisap, sedangkan pecahan-
5.12.2.5 Proses di Pre Opener pecahan biji dan kotoran serta
Cleaner
limbah dapat ditampung di bawah gridbars. Kemudian
Kapas yang berasal dari mesin kapas dikeluarkan melalui Blending Feeder jatuh pada silinder saluran pneumatis (7) permukaan silinder pemukul dan diteruskan ke mesin yang berpaku (3) pada bagian berikutnya. yang pertama dari susunan tiga Mesin ini dapat juga digunakan silinder. Kemudian kapas untuk mengolah serat buatan diteruskan pada mesin Pre yang biasanya dalam keadaan Opener Cleaner pada ketiga yang sangat padat, tanpa silinder pemukul berpaku (3).
mengakibatkan kerusakan pada celah batang jaringan (3) dan seratnya.
bertumpuk di under cassing.
5.12.2.6 Pemisahan Kotoran di Mesin Pre Opener Cleaner
Gumpalan serat yang jatuh ke rol pemukul (1) akan langsung mendapat pukulan sehingga terjadi proses pembukaan serat menjadi lebih terurai karena berat jenis kotoran (biji, batang,
Gambar 5.24 daun, pasir/logam) lebih berat
Skema Rol Pemukul dan dari pada berat jenis serat,
Batang Saringan maka cenderung akan jatuh ke bawah membentur dinding- Keterangan : dinding batang saringan (2)
1. Rol Pemukul (Pined beater) untuk masuk melalui celah-
2. Batang Sarigan (Gridbars)
3. Celah Batang Saringan
5.12.2.7 Gerakan Pemukul
Gambar 5.25 Skema Rol Pemukul Mesin Pre Opener Cleaner
Keterangan :
1. Pelat pemisah
2. Rol pemukul
3. Batang saringan
Gumpalan serat yang jatuh ke permukaan rol pemukul (2) A langsung dipukul dan terlempar ke rol pemukul (2) B karena ada pelat pemisah maka gumpalan serat kembali jatuh pada permukaan antara rol pemukul (2) A dan rol pemukul (2) B. Dengan gambar diatas maka ada 2 kali proses pembukaan di daerah x dan y. Agar gumpalan serat dapat lebih terbuka ada yang menggunakan 5 buah rol pemukul, karena akan terjadi 4 kali proses pembukaan.