Sistem Pintal Open-end
5.5 Sistem Pintal Open-end
Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end dapat dilihat pada gambar 5.4 :
Gambar 5.4 Sistem Pintal Open-end
Keterangan :
1. Corong
2. Rol penyuap
3. Rol pengurai
7. Rol pelepas
8. Rol penggulung
Bahan berupa sliver masuk melalui corong (1), diambil oleh rol penyuap (2), dimasukkan ke daerah penggarukan. Oleh rol pengurai (3) serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa (4) disalurkan ke rotor (5). Oleh rotor (5), serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat masuk ke saluran (6) dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan kecepatan tarikan rol pelepas (7), maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas (7) benang digulung pada bobin di atas rol penggulung (8). Dengan sistem ini produksinya jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu : - Pembuatan Benang Sistem
Serat Pendek - Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang
- Pembuatan Benang Sistem - Cara memintal dengan Serat Panjang
regangan tinggi. - Cara memintal dengan regangan sangat tinggi.
5.6 Pembuatan Benang
5.6.1 Cara memintal dengan Kapas regangan biasa (ordinary
draft spinning system)
Ditinjau dari segi besarnya regangan atau urutan proses Biasanya digunakan untuk maka cara pembuatan benang membuat benang yang halus kapas ada beberapa macam,
yaitu benang Ne 1 30 sampai yaitu :
dengan Ne 1 150.
- Cara memintal dengan Urutan proses dapat regangan biasa. digambarkan sebagai berikut :
Bal Kapas
Blowing & Picking
Carding
Drawing III
Drawing II
Drawing I
Slubbing Intermediate Roving
Winding Spinning
Jack
Gambar 5.5
Urutan Proses Ordinary Draft System
Pada urutan proses diatas, benang yang akan dihasilkan terdapat tiga tahap pengerjaan mempunyai kerataan yang baik. di mesin drawing, hal ini Karena kurang efisien bertujuan untuk mendapatkan penggunaan sistem ini sekarang persentase campuran yang jarang dijumpai lagi. lebih baik. Sedangkan proses yang dimulai
5.6.2 Cara Memintal dengan dari mesin Slubbing, Regangan Tinggi (High
Intermediate, Roving dan Jack
Draft Spinning System)
bertujuan untuk memberikan regangan pada sliver / roving Cara ini banyak dijumpai di secara bertahap, sehingga pabrik pemintalan kapas di
Indonesia. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut :
Bal Kapas
Blowing & Picking
Carding
Roving
Drawing II
Drawing I
Urutan Proses High Draft System
Perbedaannya adalah terdapat
5.6.3 Cara Memintal dengan dua tahap proses di mesin Regangan
yang
Drawing dan satu tahap proses
Sangat Tinggi (Super
di mesin flyer atau yang biasa
High Draft Spinning disebut simplex. Walaupun System)
jumlah mesinnya lebih sedikit namun dapat menghasilkan Cara ini juga banyak dijumpai di benang yang nomornya sama Indonesia, dengan urutan dan tingkat kerataan benang proses sebagai berikut : yang baik, karena konstruksi mesin yang sudah lebih baik.
Bal Kapas
Blowing & Picking
Carding
Spinning
Drawing II
Drawing I
Winding
Gambar 5.7
Urutan Proses Super High Draft System
Urutan proses system super peralatan dan mempertinggi hight draft ini sangat berbeda kecepatan dan penggunaan dengan urutan proses yang lain.
tenaga kerja sedikit mungkin. Pada saat ini telah dibuat
Perkembangan selanjutnya System Hock, yaitu kapas yang merupakan bagaimana usaha telah selesai diproses di mesin untuk memperbesar produksi Blowing tidak digulung menjadi dengan biaya yang sekecil- lap, melainkan langsung ke kecilnya.
mesin Carding sampai dilayani Dengan memperbaiki oleh pekerja lagi. Dengan konstruksi, menambah urutan proses sebagai berikut :
Bal Kapas
Blowing & Picking
Carding
Roving
Drawing II
Drawing I
Spinning
Winding
Gambar 5.8 Urutan Proses Hock System
Disamping cara tersebut diatas Pada proses pembuatan dewasa ini telah dikenal juga benang garu, kapas setelah sistem baru yaitu Continous melaui proses di mesin Carding Automatic Spinning System.
terus dikerjakan di mesin Pada cara ini mesin Blowing, drawing seperti urutan proses Carding dan Drawing yang telah diuraikan diatas, dirangkaikan menjadi satu sedangkan pada proses sehingga dengan demikian pembuatan benang sisir, kapas dapat mengurangi penggunaan setelah melalui proses di mesin tenaga kerja.
Carding harus melalui proses di mesin Drawing.
5.6.4 Pembuatan Benang Sisir Pada mesin Combing terjadi
(Combed Yarn)
proses penyisipan untuk memisahkan serat-serat pendek
Dipasaran dikenal dua macam yang biasanya berkisar antara benang kapas yaitu : benang
12 % sampai dengan 18 % garu (Carded Yarn) dan benang (sesuai kebutuhan) untuk sisir (Combed Yarn).
dibuang sebagai comber noil.. Benang Combing biasanya dibuang sebagai comber noil.. Benang Combing biasanya
sebagai berikut :
Bal Kapas
Blowing & Picking
Carding
Combing
Super Lap
Pre Carding
Drawing
Drawing II
Roving
Winding Spinning
Gambar 5.9 Urutan Proses Combed Yarn
Bal Kapas
Blowing & Picking
Carding
Drawing I & II
Winding
Doubling Doubling
Twisting Twisting
Winding Winding
Hank Reeling Hank Reeling
Bundling Bundling
Baling Baling
Packing Packing
Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan Benang Tunggal dan Benang Gintir
Keterangan : mempunyai ciri-ciri yang khusus
A. Benang gintir dalam bentuk pula, antara lain : untaian yang di bal
- Benangnya kasar dan
B. Benang tunggal dan benang
empuk
gintir dalam bentuk - Letak untaian serat-serat gulungan cones
yang membentuk benang
C. Benang tunggal dalam
tidak teratur
bentuk untaian yang di bal - Mengkeret besar dan elastisitas rendah