Prevalensi Penggunaan Suplemen di Dunia Alasan, Tujuan, dan Manfaat Suplemen

AHA American Heart Association menganjurkan konsumsi minyak ikan, baik dari makanan ataupun suplementasi, untuk melindungi kesehatan jantung Rehnborg, 2009; Clement, 2010. Sekarang, muncul sebuah proyek bernama The Human Genome Project, yang membantu pawa ilmuwan untuk mempelajari bagaimana pola diet memengaruhi kondisi genetic seseorang disebut nutrigenomics, dan bagaimana kondisi genetic seseorang memengaruhi pola diet, kerentanan terhadap penyakit tertentu, dan respon terhadap kondisi lingkungan disebut nutrigenetics. Hal tersebut memberi kesimpulan bahwa tiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, bergantung pada kondisi genetik orang tersebut. Diharapkan ke depannya perkembangan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi peran suplementasi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tiap orang personalized health Schlenker Gilbert, 2015.

2.2.2. Prevalensi Penggunaan Suplemen di Dunia

Suplementasi makanan mengalami perkembangan yang signifikan di berbagai belahan dunia. Di AS, berdasarkan survei tahun 1999-2000, 52 orang dewasa dilaporkan mengonsumsi suplemen makanan dalam 1 bulan terakhir, dan berdasarkan survei tahun 1999-2004, 34 anak dan remaja mengonsumsi suplemen makanan berupa vitamin dan mineral. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan yang lebih banyak pada anak-anak antara lain: usia, diet sehat, makanan yang sehat, aktivitas fisik, dan akses kesehatan Marra Boyar, 2009. Berdasarkan penelitian Aina Ojedokun 2014 terhadap mahasiswa kedokteran di Lagos, Nigeria, mayoritas 86,9 dari 268 mahasiswa dilaporkan pernah mengonsumsi suplemen makanan, dengan 50 mahasiswa mengonsumsinya dalam 12 bulan terakhir. Aljaloud Ibrahim 2013 melaporkan bahwa 98 dari 105 93,3 atlet professional Arab Saudi mengonsumsi suplemen makanan untuk performa dan kesehatan. Penelitian Garcia-Alvarez, et al. 2014 terhadap 6 negara Eropa seperti Inggris, Spanyol, Rumania, Italia, Jerman, dan Finlandia menunjukkan bahwa 767 dari 2.303 orang 32,5 mengonsumsi suplemen makanan secara rutin dalam 12 bulan terakhir. Di Malaysia, prevalensi penggunaan Universitas Sumatera Utara suplemen makanan pada remaja sebanyak 43,8 Al-Naggar Chen, 2011. Di Taiwan, sebanyak 45,7 pria dan 34,9 dari wanita lanjut usia di atas 65 tahun mengonsumsi sedikitnya satu jenis suplemen makanan Chen, et al., 2011.

2.2.3. Alasan, Tujuan, dan Manfaat Suplemen

Menurut Carol Ann Rinzler 2006, ada berbagai alasan seseorang mengonsumsi suplemen makanan, yaitu: kemudahan mendapatkan gizi cukup per hari, mencegah kekurangan gizi harian, pola makan tertentu membutuhkan gizi lebih seperti orang sakit, vegetarian, wanita hamil dan menyusui, premenopause, dan atlet. Berdasarkan berbagai penelitian di seluruh dunia, orang mengonsumsi suplemen makanan dengan alasan yang serupa dan juga bervariasi Aina Ojedokun, 2014; Garcia-Alvarez, et al., 2014; Al-Naggar Chen, 2011; Chen, et al., 2011. Dr. Brian R. Clement, Ph.D. mengemukakan alasan seseorang harus mengonsumsi suplemen makanan. Sekarang ini buah-buahan dan sayur-sayuran saja tidak cukup untuk mencukupi gizi harian karena berbagai faktor: kualitas tanah; metode penanaman, pemupukan, pengairan, dan penuaian; penggunaan pestisida; serta pemrosesan dan penambahan pengawet dan zat aditif lain. Antara tahun 1973 dan 1997, Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa kadar nutrisi pada sayur-sayuran dan buah-buahan menurun secara dramatis. Misalnya, kadar kalsium menurun 55 pada brokoli, tiamin 35, dan niasin naik 29. Sayur seperti bawang, wortel, dan lain-lain juga menunjukkan penurunan tajam dalam kadar nutrisinya. Selain itu, pada tahun 2007, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS CDC melaporkan bahwa kurang dari sepertiga penduduk AS mengonsumsi buah dan sayur sesuai rekomendasi harian. Juga pada tahun 2002, JAMA mempublikasikan sebuah studi yang menyimpulkan bahwa “semua orang dewasa di AS wajib mengonsumsi suple men makanan harian.” Hal ini disebabkan bahwa selama 30 tahun penelitian, dinyatakan bahwa semua penduduk tidak mengonsumsi nutrisi harian yang cukup, dan defisiensi nutrisi tersebut memiliki hubungan yang erat dengan terjadinya penyakit degeneratif Clement, 2010. Universitas Sumatera Utara Secara umum, suplementasi bermanfaat dalam mencukupi pola diet harian tiap orang Marra Boyar, 2009. Sebastian, et al. 2007 dan Murphy, et al. 2007 melaporkan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen makanan memiliki kadar gizi yang lebih mendekati rekomendasi harian dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi suplemen makanan. Hanya, belum ada penelitian yang cukup untuk menghubungkan antara suplementasi makanan dengan turunnya risiko penyakit degeneratif Marra Boyar, 2009.

2.2.4. Batasan dalam Suplementasi