BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vegetarianisme
2.1.1. Definisi dan Sejarah Vegetarian
Secara umum, vegetarian adalah pola diet yang tidak mengonsumsi produk- produk dan makanan yang terbuat dari daging hewan dan ikan, serta hanya
mengonsumsi makanan yang diolah dari tumbuhan dan bahan-bahan nabati lainnya. Istilah ini muncul pertama kali pada tanggal 30 September 1847, yang dicetuskan
oleh Joseph Batherton saat dibentuknya Yayasan Vegetarian Inggris di Northwood Villa, Inggris. Kata ini berasal dari bahasa Latin, yaitu vegetus yang berarti segar
atau bugar Anggen, 2012. Menurut KBBI, vegetarian adalah orang yg karena alasan keagamaan atau kesehatan tidak makan daging, tetapi makan sayuran dan
hasil tumbuhan Balai Pustaka, 1994. Berdasarkan hasil penelitian oleh American Dietetics Association ADA, ada dua cara paling umum untuk mendefinisikan
istilah “vegetarian”, yaitu pola diet yang menghindari konsumsi semua produk hewan vegan; dan pola diet yang menghindari konsumsi daging, tetapi ada
mengonsumsi produk telur danatau susu Craig Mangels, 2009. Pola makan vegetarian sebenarnya telah dikenal sejak zaman dahulu kala,
jauh pada masa Mesir kuno. Dikenal sekelompok warga Mesir yang hanya gemar mengonsumsi sayur dan buah, serta kelompok-kelompok agama di sana yang
vegetarian, sekitar tahun 3200 SM. Pada abad ke-7 SM, zaman Yunani kuno, muncul paham vegetarianisme yang dipelopori oleh Phytagoras, seorang filsuf
besar pada zaman itu. Dia mengajarkan murid-murid dan para pengikutnya bahwa manusia tidak boleh membantai secara kejam hewan-hewan yang juga adalah
makhluk hidup sama seperti manusia. Oleh sebab itu, dia menganjurkan untuk mengikuti pola makan vegetarian, atau pada masa itu disebut “Pola makan
Phytagoras”. Di Asia, ada ajaran Hindu kuno yang mengutuk tindakan pembunuhan
hewan dan kebiasaan memakan daging. Juga ada ajaran Buddha yang mewajibkan
Universitas Sumatera Utara
pengikutnya untuk mengasihi semua makhluk hidup, termasuk hewan Sri Rejeki, 2013; Anggen, 2012.
2.1.2. Jenis Vegetarian