STRATEGI INDUSTRI NASIONAL
STRATEGI INDUSTRI NASIONAL
Ins titusi dan Skema insentif Trade dan
Efisiensi Teknis
SDM dan
Leadership Investment
Ketenagakerjaan
Infrastruktur
dan Business
Pembiayaan Pasar
• Koordinasi (antar • Promosi ekspor
• Trade Agreement sektor,
• Sertifikasi/ pusat-daerah)
• Fasilitasi investasi
sistem
(jalan, logistik,
improvement
pembiayaan
standarisasi • Trust dan
• Kawasan industri
pendidikan
pelabuhan,
• R&D dan inovasi
( financial
• Sistem informasi collective action
• Insentif fiskal
nasional ( Link
customs)
• Business services
inclusion)
• Modal ventura (repository) • Efektivitas
• Lingkungan
and Match)
• Energi & utilitas
• HAKI
• Perluasan pasar manajemen,
makro (inflasi
• Keterampilan
• Kebijakan fiskal
• Sumber
dan sistem pemerintahan
terkendali dan
dan produktivitas
logistik
pembiayaan
jangka panjang dan tata kelola
nilai tukar yang
kerja
• Koordinasi dan
stabil)
• Kebijakan Tenaga
regulasi
Kerja
Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, diperlukan tinggi. Untuk itu, diperlukan strategi industri nasional peningkatan daya saing industri melalui upgrading dan
yang mencakup tujuh elemen dasar, yaitu: (i) Institusi deepening industri, penciptaan nilai tambah, serta industri
dan leadership; (ii) Skema insentif perdagangan dan yang berorientasi ekspor. Industri yang dimaksud adalah
investasi; (iii) SDM dan ketenagakerjaan; (iv) Infrastruktur; seluruh industri secara umum, baik yang berbasis SDA,
(v) Efisiensi teknis dan business services; (vi) Akses padat karya, teknologi menengah maupun teknologi
pembiayaan; dan (vii) Akses pasar (Gambar 1).
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2015
Bab 15
Boks
15.2 Salah satu tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan
Strategi Pertumbuhan untuk Mendukung Reformasi Struktural di Indonesia
membutuhkan banyak tenaga kerja teknis berpendidikan reformasi struktural adalah menyusun strategi
tinggi untuk bertransisi menjadi negara maju, khususnya pertumbuhan yang dapat memberikan dampak signifikan
dalam memperkuat struktur ekonomi pada sektor industri pada perekonomian suatu negara sehingga perlu disusun
terkait teknologi menengah dan tinggi. Bagi kawasan luar strategi pembangunan berdasarkan prioritas yang
Jawa, ketersediaan tenaga kerja ahli juga dibutuhkan untuk mengacu pada hambatan utama. Reformasi struktural juga
memperkuat diversifikasi sektor ekonomi bernilai tambah perlu memperhatikan aspek kewilayahan, karena setiap
tinggi. Selama ini, fenomena kekurangan tenaga kerja daerah dapat memiliki karakteristik sumber daya dan
ahli di kawasan luar Jawa dapat dilihat dari banyaknya hambatan struktural yang berbeda. penggunaan tenaga kerja dari wilayah lain. Lebih jauh, hasil analisis di beberapa provinsi juga menunjukkan
Terkait hal diatas, Hausmann, Rodrik, dan Velasco (2005) bahwa umumnya tenaga kerja dengan pendidikan telah memperkenalkan alternatif pendekatan Growth
rendah berada di daerah pedesaan, dengan aktivitas Diagnostic untuk melakukan identifikasi hambatan
utama di sektor pertanian. Kualitas tenaga kerja yang utama dalam mendorong investasi dan pertumbuhan
rendah di sektor pertanian tersebut dapat menghambat ekonomi. Analisis hambatan utama tersebut dilakukan
proses peningkatan produktivitas pertanian terutama dengan mendiagnosis setiap cabang pohon keputusan
untuk mencapai swasembada pangan. Tidak tercapainya ( decision tree), yang diawali dengan dua faktor utama,
swasembada atau berkurangnya pasokan pangan akan yaitu pembiayaan yang tinggi dan pengembalian
menyebabkan kenaikan harga pangan relatif terhadap ekonomi yang rendah (Gambar 1). Untuk menyusun
barang industri. Tingginya harga bahan makanan sebagai prioritas pembangunan berdasarkan hambatan utama
kebutuhan pokok akan meningkatkan biaya hidup di kota, tersebut, dilakukan proses simulasi kebijakan dengan
yang kemudian berujung pada tekanan kenaikan upah oleh menggunakan model Computable General Equilibrium
pekerja industri. Hal ini pada akhirnya akan menghambat (CGE)-IndoTERM. 1 Penggunaan model tersebut diperlukan
penyerapan tenaga kerja dan memengaruhi laju untuk menganalisis dampak reformasi struktural terhadap
transformasi Indonesia menjadi negara industri. Kemudian, makroekonomi daerah dan nasional, seperti pertumbuhan
hasil simulasi kebijakan menggunakan model CGE- ekonomi, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Bank
IndoTERM mengkonfirmasi identifikasi hambatan sumber Indonesia (2015) melakukan studi Growth Diagnostic
daya manusia. Berdasarkan hasil simulasi, peningkatan untuk 24 provinsi di Indonesia dengan memadukan analisis
produktivitas melalui akselerasi pembangunan modal decision tree dan model CGE. 2 manusia berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi seluruh nusantara, khususnya dalam memperkuat
Secara umum, hambatan utama di hampir seluruh wilayah sektor manufaktur unggulan di masing-masing Indonesia bersumber dari kuantitas dan kualitas sumber
wilayah (Grafik 2). Secara nasional, program kebijakan daya manusia, serta kapasitas dan reliabilitas listrik. Terkait
pembangunan modal manusia berpotensi mendorong sumber daya manusia, rata-rata lama sekolah di Sumatera,
peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,25% per Jawa, Kalimantan, dan KTI masing-masing adalah 8.6, 8.1,
tahun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,50% per
8.1, dan 7.9 tahun, atau secara nasional masih di bawah 9 tahun (deviasi dari skenario baseline tanpa kebijakan). 3 tahun. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena Indonesia Terkait listrik, kebutuhan rumah tangga untuk kawasan Jawa relatif tercukupi, namun populasi industri yang
1 IndoTERM adalah model CGE antardaerah multisektor yang bersifat
besar mendorong kebutuhan energi yang besar pula,
bottom-up, dibangun oleh kolaborasi dari beberapa institusi yaitu
sehingga kapasitas listrik masih perlu ditingkatkan.
Center for Economics and Development Studies, Universitas Padjadjaran Indonesia; Center for Policy Studies, Victoria University
Sementara untuk kawasan luar Jawa, kekurangan energi
Australia; Asian Development Bank; AusAID; dan Badan Perencanaan
listrik dirasakan oleh dunia usaha maupun rumah
Pembangunan Nasional.
tangga. Selain itu, masih banyaknya jumlah perusahaan
2 24 provinsi yang menjadi objek kajian Growth Diagnostic Bank
yang berusaha menyediakan pasokan listrik sendiri,
Indonesia tahun 2015 adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI menggambarkan bahwa kehandalan listrik juga masih
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara,
3 Selengkapnya lihat: Affandi dan Anugrah (2015) Strategi Pertumbuhan Nusa Tenggara Barat, dan Bali.
Indonesia: Pendekatan Growth Diagnostic.
Bab 15
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2015
Gambar 1 Boks 15.3 Pohon Keputusan Growth Diagnostic Gambar 1. Pohon Keputusan Growth Diagnostic
Penyebab rendahnya investasi
Tingkat pengemba lian dari
Ongkos pembiayaan
ak tivitas ekonomi yang rendah
yang tinggi
Tingkat pengemba lian sosial
Tingkat
Ke tidakcukupan Ketidakcukupan
yang rendah
yang rendah
internasional
domes tik
Geografis Sumber daya
Tabungan Fungsi manusia yang
Infrastruktur
Manajemen
yang buruk domestik
sumber daya alam
Kegagalan
Kegagalan
intermediasi rendah
yang kurang
memadai
yang buruk
Pemerintah
pasar
yang rendah yang buruk
Risiko mikro:
Risiko makro:
hak kepemilikan
ketidakstabilan
Eksternalitas
yang lebih baik Sumber: Hausmann, Rodrik, dan Velasco (2005)
informasi
Kebutuhan koordinasi
properti, korupsi,
keuangan, moneter,
dan pajak
dan fiskal
“penemuan sendiri”
belum memadai. Berdasarkan hasil World Bank Entreprise industri unggulannya (Grafik 3). Hal ini menggambarkan Survey (2009), tingkat kerugian akibat pemadaman listrik
bahwa penyediaan infrastruktur listrik sangat dibutuhkan di Indonesia dapat mencapai 1,6% nilai produksi. Hasil
bagi dunia usaha, baik dalam melakukan ekspansi, maupun simulasi kebijakan menggunakan model CGE-IndoTERM
meningkatkan produktivitas dari potensi kerugian yang juga mengkonfirmasi pentingnya pembangunan listrik.
dihadapi saat ini.
Berdasarkan hasil simulasi, kebijakan pembangunan kapasitas listrik berpotensi mendorong peningkatan
Selain modal manusia dan infrastruktur energi, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,25% pertahun
konektivitas juga merupakan hambatan utama bagi banyak dan penyerapan tenaga kerja 0,13% pertahun (deviasi
wilayah di Indonesia. Hambatan tersebut khususnya dari skenario baseline tanpa kebijakan). Pembangunan
bersumber dari kapasitas dan kualitas pelabuhan, listrik juga berpotensi mendorong peningkatan ekspor dan
jalan dan bandara. Perbandingan waktu bongkar muat penyerapan tenaga kerja, serta memberikan peluang bagi
( dwelling time), waktu perputaran (turnaround time), masing-masing wilayah Indonesia untuk mengembangkan
dan kapasitas pelabuhan menggambarkan bahwa
Grafik 2. Grafik 2. Dampak Pembangunan SDM di 4 Wilayah Indonesia (b) Ekspor Industri Dampak Pembangunan SDM di 4 Wilayah Indonesia (Industri yang mengalami kenaikan terbesar di masing-masing wilayah)
Grafik 2. Dampak Pembangunan SDM di 4 Wilayah Indonesia (a) Output Industri
Persen Kenaikan
Persen Kenaikan
Minyak Nabati Elektronik
Penyulingan
Pengolahan
Minyak Nabati
Elektronik
Minyak Nabati Pengolahan Ikan
Minyak
Makanan
Sumatera Jawa
Kalimantan KTI
(a) Output Industri (b) Ekspor Industri
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2015
Bab 15
Grafik 3. Dampak Pembangunan Listrik di 4 Wilayah Indonesia (a) Output Industri
Grafik 3. Grafik 3. Dampak Pembangunan Listrik di 4 Wilayah Indonesia (b) Ekspor Industri Dampak Pembangunan Listrik di 4 Wilayah Indonesia (Industri yang mengalami kenaikan terbesar di masing-masing wilayah)
Persen Kenaikan
Persen Kenaikan
Minyak Nabati Tekstil
Minyak Nabati
Tekstil
Penyulingan Minyak
LNG
Sumatera Jawa
Kalimantan KTI
(a) Output Industri (b) Ekspor Industri
efisiensi pelabuhan di Indonesia masih tertinggal jauh itu, beberapa provinsi di Indonesia juga menghadapi dibandingkan negara pesaing di ASEAN, seperti Malaysia
hambatan lain yang cukup bervariasi, seperti masalah dan Singapura. Sementara terkait jalan, masih banyak
birokrasi dan keamanan. Permasalahan kualitas sumber industri yang merasa tingkat kerusakan cukup tinggi dan
daya manusia dan infrastruktur, baik infrastruktur menghadapi banyak pungutan liar, termasuk di kawasan
konektivitas (jalan, pelabuhan, dan rel kereta api) maupun Jawa yang memiliki infrastruktur relatif lebih baik. Selain
infrastruktur energi listrik.
286
Bab 15
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2015
Keterangan gambar:
Masa depan senantiasa diwarnai dengan ketidakpastian. Namun demikian, masa depan juga
menjanjikan harapan bagi mereka yang berusaha. Perekonomian Indonesia memiliki potensi untuk
bertumbuh lebih tinggi dan memiliki fondasi yang lebih
kokoh.