Pengelolaan Limbah Cair Pabrik Urea

III. Pengelolaan Limbah Cair Pabrik Urea

Aliran limbah cair dari pabrik Urea Kujang 1B secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5. Diagram Aliran Limbah Cair Pabrik Urea K1B

Berdsarkan gambar di atas, hampir semua keluaran limbah diolah kembali di service unit. Adapun untuk sumber turbin kondensat dihasilkan dari exhaust steam condensing turbine untuk kompresor CO 2 , pompa Ammonia, dan pompa Ammonium Karbamat. Exhaust steam tersebut dikondensasikan di surface condensor (U-EA105) untuk kemudian direcovery ke Mixed Bed Polisher for Service Unit (W-DA1005) di area Service Unit. Sedangkan sumber steam condensate berasal dari jacket water dan steam tracing untuk kemudian direcovery ke Mixed Bed Polisher for Service Unit (W-DA1005) di area Service Unit. Jika kualitas kondensat turbin tidak memenuhi syarat untuk diproses di Mixed Bed Polisher, maka secara otomatis akan didrain ke basin Cooling Water Urea

menggunakan three way valve AV-702. Jika terjadi kasus steam kondensat tercampur dengan NH 3 atau Urea di drain ke saluran air hujan melalui three way valve (AV-701). Sedangkan untuk yang lainnya prosesnya hampir sama dengan di pabrik ammonia.

Dalam makalah ini akan kami tekankan ke proses pengolahan kondensat di process condensate treatment section.

Urea Process Condensate

Kondensat proses di pabrik Urea berasal dari air yang menguap di Seksi Konsentrasi dengan proses pemakuman melaui ejektor yang menggunakan steam tekanan 5,7 kg/cm2 sebagai pembuat vakum. Sebagian besar uap air (bersama dengan Urea, CO 2 , dan Ammonia yang terbawa) dikondensasikan di Surface Condensor (U-EA501 dan U-EA503). Sisa yang tidak terkondensasi

dikirim ke 2 nd Surface Condensor (U-EA502) yang menggunakan sistem vakum untuk dikondensasikan lebih lanjut.

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke 16 ISBN: 978-979-95620-6-7

P L | 11

Kondensat proses kemudian dikirim ke Process Condensate Stripper (U-DA501) dan Urea Hydrolizer (U-DA502) untuk diproses sebelum direcovery. Pada Proses Condensate Stripper terjadi pemisahan CO 2 dan Ammonia dari kondensat menggunakan proses stripping dengan media steam pada tekanan 5,7 kg/cm2G dan dijaga tekanan stripper 3 kg/cm2G. Overhead gas yang dihasilkan kemudian dikirim ke LP Decomposer (U-DA202) di Seksi Purifikasi untuk direcovery untuk membantu pemanasan.

Pada bagian tengah Process Condensate Stripper, kondensat dipompakan ke Urea Hydrolizer yang dioperasikan pada 23 kg/cm 2

G dan 210 °C dimana Urea yang terkandung di dalam kondensat akan sepenuhnya dihidrolisa menjadi NH 3 dan CO 2 dengan menggunakan media steam bertekanan

42,5 kg/cm 2

G. Gas NH 3 dan CO 2 hasil hidrolisa urea keluar dari bagian atas urea hydroliser yang kemudian bergabung dengan gas yang keluar dari stripper. Adapun kondensat proses dari Urea Hidrolizer kemudian dikirim kembali ke bagian bawah Process Condensate Stripper untuk pemisahan

NH 3 dan CO 2 dari kondensat. Selama pengoperasian proses kondensat ini ada parameter yang harus senantiasa dijaga supaya kualitas kondensat yang dihasilkan selalu dibawah nilai standard. Adapun parameter tersebut adalah flow condensate to low pressure steam ratio di proses kondensat striper (U-DA 501)

Kondensat proses yang memenuhi syarat analisa kadar Urea < 2 ppm dan Ammonia < 1 ppm kemudian dikirim ke Service Unit untuk diproses menjadi air bebas mineral di Mixed Bed Polisher for Service Unit.

Kondensat proses yang tidak memenuhi syarat di atas secara otomatis akan dikirim ke Drain Recovery Pit (U-AP501) atau ke parit menggunakan three way valve AV-501. Adapun limbah yang terkumpul di drain recovery pit (U-AP 501) dialirkan ke process condensate tank untuk kemudian diolah kembali di process condensate treatment section.

Grafik 3. Kandungan NH3 di PCT (ppm)

kandungan NH3 (ppm)

NH3 (

1 standard NH3 (ppm)

Gambar 6. Kandungan NH3 di PCT (ppm)

Grafik 4. Kandungan Urea di PCT (ppm)

kandungan urea (ppm)

standard urea

urea (ppm) 0,25

Gambar 7. Kandungan Urea di PCT (ppm)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24