Tabel 1.1 Perbedaan penelitian yang dilakukan Bariyyah dengan penelitian yang
dilakukan peneliti
Keterangan Bariyyah 2007
Penelitian Sekarang
Subjek Penelitian Perusahaan
yang diteliti merupakan
perusahaan perbankan Studi Kasus
Variabel Penelitian Pengaruh
auditor internal
terhadap efektivitas manajemen risiko perusahaan
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun
2007 Fokus
penelitian adalah
perusahaan perbankan
di jakarta Studi Empiris
Penelitian mengarah pada: Pengaruh peran auditor internal
terhadap efektivitas
sistem informasi akuntansi
Penelitian dilakukan
pada tahun 2009
Sumber: Data diolah
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: Apakah peran auditor internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai pengaruh
peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis pengaruh peran auditor
internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
5
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan informasi bagi perusahaan mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi
sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan, memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis.
b. Bagi Peneliti Operasi Yang Kompleks Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap perusahaan dengan mengefektifkan sistem informasi
akuntansi. c. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai salah satu bacaan dan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal
1. Pengertian Audit William C. Boynton 2006:5 menurut ” Report of the Committee
on Basic Concepts of the American Accounting Association ” Accounting
Review , vol.47 2004 memberikan definisi Auditing sebagai berikut:
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapikan sebelumnya serta penyampaian hasil- hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Suatu Proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir. ASB Dewan standar Auditing
menerbitkan GAAS Standar Auditing yang Berlaku Umum yang digunakan sebagai pedoman profesional berkaitan dengan proses audit.
b. Memperoleh dan Mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa daftar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksan tersebut tanpa
memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan entitas yang membuat asersi tersebut.
7
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek
pokok auditing. d. Derajat Kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan
sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan, misalnya GAAP. f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukan
derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan
temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham, investor, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan
masyarakat luas. Menurut Halim 2001, definisi audit yang sangat terkenal adalah
definisi yang berasal dari ASOBAC A Statement of Basic Auditing Concepts
yang mendefinisikan auditing sebagai: “Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-
bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuain antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.
8
Definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:
a. Proses Yang Sistematik Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang
bersifat logis, terstruktur dan terorganisir. b. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif
Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh
individu maupun entitas. c. Asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi
Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab
atas pernyataan tersebut. d. Menentukan Tingkat Kesesuaian Degree of Correspondence
Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya
asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk mempertimbangkan judgment asersi atau representasi.
9
f. Menyampaikan Hasil-Hasilnya Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan
tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan.
g. Para Pemakai yang Berkepentingan Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil
keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu:
a. Seorang auditor harus independen. b. Auditor bekerja mengumpulkan bukti evidence untuk mendukung
pendapatnya. c. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan report.
Menurut Agoes 2000:1 auditing adalah: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan”.
Menurut Susan Irawati 2008:2 audit adalah: “Suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan dari informasi keuangan suatu perusahaan tertentu. Tujuannya adalah untuk
memberikan laporan mengenai adanya tingkat persediaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan pernah
dilakukan oleh orang-orang independen dan kompeten”.
10
2. Pengertian Auditor Internal Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara
berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan
auditor. Institute of internal auditor
2001 auditor internal di definisikan sebagai berikut:
“Suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi. Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-
tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko,
kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi”.
Pengertian tersebut mengandung beberapa hal, yaitu: 1 internal menunjukkan bahwa auditing adalah dikerjakan dalam suatu organisasi
oleh para internal auditor, 2 fungsi penilaian independen membuat auditing menjadi jelas bahwa tidak ada keterbatasan atau rintangan pada
pertimbangan auditor, 3 ditetapkan menyatakan bahwa entitas secara khusus memberikan kewenangan terhadap fungsi internal audit, 4
meznguji dan mengevaluasi menjelaskan sifat internal audting pertama mencari fakta dan evaluasi hasil, 5 aktivitas menunjukan bahwa seluruh
aktivitas organisasi berada dalam lingkup internal audit, dan 6 jasa kepada organisasi mengindikasikan bahwa internal auditing ada untuk
membantu atau memberi manfaat kepada organisasi.
11
Menurut Susan Irawati 2008:6 ”Auditor internal adalah: “Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal
terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga
dapat dipercaya dan pengendalian
intern perusahaan”.
Menurut Mulyadi 2008:29 “Auditor intern adalah: “Auditor yang bekerja dalam perusahaan prusahaan negara maupun
perusahaan swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah
dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian berbagai organisasi”.
Menurut Amin Widjaja 2008:2 konsorsium organisasi profesi auditor internal di indonesia mendefinisikan internal audit sebagai berikut:
“Internal audit adalah kegiatan asurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang
sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance”.
Lembaga auditor internal institute of internal auditors IIA mendefinisikan audit internal sebagai fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai aktivitasnya sebagai layanan bagi perusahaan.
Auditor internal adalah sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan struktur,
proses dan
teknologi organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di
12
fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal auditor.
Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran,
maupun struktur dan oleh orang di dalam atau luar organisasi. Perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal di setiap kondisi.
Namun kepatuhan terhadap standard for the professional practice of internal auditing
standar merupakan hal yang penting untuk mencapai tanggung jawab auditor internal.
Definisi di atas jika diartikan sebagai berikut: auditor internal adalah suatu aktivitas yang independen, objektif, memberikan jaminan dan
konsultasi yang dibuat untuk memberikan nilai serta meningkatkan operasi suatu organisasi. Auditor internal membantu suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan sistem
informasi akuntansi. Auditor internal adalah profesi yang dinamis dan berkembang yang mengantisipasi perubahan di dalam struktur organisasi,
profesi dan teknologi. Professionalisme dan komitmen yang unggul dilakukan di dalam kerangka kerja pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh
the institute of internal auditor. Definisi terbaru tersebut bisa diketahui betapa auditor internal sudah
berkembang dan berubah dari hanya proses reperforming contols menjadi suatu aktivitas yang memberikan nilai bagi perusahaan. Auditor internal
13
membentu perusahaan dengan memeriksa sistem informasi akuntansi
tersebut. Auditor internal diharapkan mampu membantu mengantisipasi perubahan di dalam lingkungan usahanya dan melalui peran mereka,
perusahaan mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang berubah. Tidak hanya itu saja, auditor yang dulunya hanya melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis, sekarang auditor berkepentingan untuk memberikan nilai yang berguna bagi perusahaan
untuk masa sekarang dan juga yang akan datang. Auditor diharapkan mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi manajemen perusahaan
atas keputusan yang akan diambilnya dimasa yang akan datang juga dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan.
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang penting dari auditor internal. Informasi semakin berharga jika dapat memberikan suatu
gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecahan masalah. Namun informasi yang berlebihan, sama sekali bukan merupakan keuntungan,
melainkan justru merupakan suatu ancaman tersendiri, karena sangat mungkin terjadi pada pihak pengguna informasi manajemen perusahaan
misalnya akan mengabaikan sebagian bahkan seluruh informasi yang ada. Para auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk
memudahkan dalam mengaudit suatu perusahaan.
14
Menurut Susan Irawati 2008:6 Auditor internal adalah: ”Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal
terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”.
3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih
dalam hal penelaah kecukupan kontrol pada fungsi akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak dari pada
kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda. Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini atas
laporan keuangan perusahaan, yang bertujuan menentukan kewajaran penyajian posisi keungan perusahaan dan hasil untuk periode tersebut.
Mereka juga meyakinkan bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP Generally Accepted
Accounting Principles dan diterapkan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya, bahwa aktiva telah diamankan dengan semestinya. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan
mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang
penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko terkait dalam menjalankan usaha.
Penelaah internal atas kontrol di bidang akuntansi merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, kerugian akibat
15
proses produksi yang salah, perekayasaan, pemasaran atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar dibandingkan kerugian akibat kelemahan
dibidang keuangan. Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara auditor internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif.
Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak
material terhadap laporan keuangan, dilain pihak auditor internal sangat memperhatikan pemborosan dan kecurangan dari manapun sumbernya dan
secuil apapun jumlahnya.
Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal
NO Auditor Internal
Auditor Eksternal
1 Merupakan karyawan perusahaan
Merupakan orang
yang independen di luar perusahaan
2 Melayani
kebutuhan organisasi, meskipun
fungsinya harus dikelola
perusahaan 3
Fokus pada kejadian – kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang
dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi
4 Langsung berkaitan dengan pencegahan
kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang
ditelaah Melayani pihak ketiga yang
memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan
Fokus pada ketetapan
dan kemudahan
pemahaman dari
kejadian–kejadian masa
lalu yang dinyatakan dalam laporan
keuangan Sekali-kali
memperhatikan pencegahan dan pendektesian
kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih
bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan
secara material
5 Menelaah aktivitas secara terus - menerus
Menelaah catatan-catatan yang mendukung laopran keuangan
secara periodik, biasanya satu tahun sekali
Sumber: Sawyer’s 2005:7
16
Menurut Susan Irawati 2008, persamaan audit internal dan audit eksternal adalah sebagai berikut:
a. Diperlukan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dalam bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputerisasi.
b. Harus membuat rencana audit, program audit secara tertulis. c. Harus membuat dokumentasi audit lengkap dan jelas, dalam kertas kerja
audit. d. Staf audit harus melaksanakan pendidikan profesi berkelanjutan.
e. Harus memiliki audit manual sebagai pedoman auditing. f. Harus memiliki kode etik dan sistem pengendalian mutu.
4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen,
dan staff audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan audit disesuaikan
dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap
manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi. Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring
dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintah. Departemen audit internal mampu membantu manajemen
dalam: a. Mengawasi kegiatan yang tidak dapat diawasi oleh manajemen puncak
b. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko 17
c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior d. Membantu manajemen dalam bidang teknis
e. Membantu proses pengambilan keputusan f. Menganalisis masa lalu dan masa depan
g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan 5. Standar Audit Internal
Berdasarkan Institute of Internal Auditor 2001 , tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem
pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar
lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal:
a. Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi operasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur,
diklasifikasi dan dilaporkan. b. Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan kebijakan
operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berlaku.
c. Melakukan tinjauan
mengenai bagaimana
asset dijaga,
dan memverifikasi keberadaan asset tersebut.
d. Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapkan seberapa
efektif dan efisien mereka digunakan.
18
e. Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka telah dilakukan sesuai dengan rencana dan
apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka. 6. Jenis – jenis Kegiatan Audit Internal
Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan yaitu: a. Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan
akuntansi baik
informasi keuangan
dan operasional
dan menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar
lingkup audit internal. b. Audit sistem informasi akuntansi melakukan tinjauan atas pengendalian
SIA untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan.
c. Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. 7. Peran Auditor Intern
Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan peran dari auditor intern dalam perusahaan Tugiman, 2006:17:
a. Compliance Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat
kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan- peraturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan
peraturan pemerintah yang mempunyai aturan. 19
b. Verifikasi Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan
berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan
kekayaan phisik serta hasil operasi perusahaan. c. Evaluasi
Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan
operasi, juga
menilai hasil-hasil
pelaksanaan dan
petugas pelaksanaannya.
d. Merekomendasi Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak
manajemen. 8. Fungsi Peran Internal Audit
Keseluruhan tujuan pemeriksaan intern adalah untuk membantu segenap anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka
secara efektif, dengan memberi mereka analisis, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Untuk mencapai
keseluruhan tujuan ini, maka auditor internal harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:
20
a. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya.
b. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapakn.
c. Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggung jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.
d. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan.
e. Menilai prestasi kerja para pejabatpelaksana dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditugaskan.
9. Keterlibatan Auditor Intern Dalam Pengembangan Sistem Keterlibatan auditor inten dapat ditinjau dari setiap tahapan dalam
System Development Life Cycle memiliki tujuan dan manfaat, sebagai
berikut: a. Tahap Perencanaan
Menurut Hall 2007 dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk
mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan sistem pengendalian intern dan
kelayakan operasi b. Tahap Analisis Sistem.
Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar
21
belakang pendidikan formal dan informalnya menunjukan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem.
Akuntan akan melakukan survey sistem untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan
menentukan kebutuhan informasi pemakai akhir, standar kontrol internal, kebutuhan jejak audit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas
merupakan tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya dipakai akan
kompatibel dengan audit lanjutan yang akan digunakan.
f. Tahap Desain Sistem Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan
keahlian transaksinya, pean ini dilakukan dalam hal: Desain sistem konseptual, disini akuntan bertanggung jawab
untuk sistem konseptual arus informasi ogis dan profesional bertanggung jawab terhadap sistem fisik pekerjaan teknis untuk
membangun sistem, diman dalam melakukan perannya ini akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara
memadai, jejak audit yang harus dilestarikan, konversi akuntansi dan persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami.
g. Tahap Implementasi sistem Dalm tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam
craa-cara berikut ini:
22
1 Menspesifikasi standar dokumen. Auditor intern ikut serta menentukan spesifikasi dokumentasi
sistem agar nantinya dalam pemeriksaan dapat mudah, maka akuntan harus aktif mendorong para pemakai sistem untuk taat pada standar
dokumentasi yang telah diterapkan. 2 Menverifikasi kelayakan kontrol
Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi merupakan rangkaian atas usulan struktur pengendalian intern yang dibuat oleh
auditor intern dalam fase sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah review kembali apakah SPI yang telah ditetapkan memiliki
keterbatasan yang cukup besar atau tidak. 3 Review konversi sistem lama ke sistem baru
Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan uji data dan hasil uji.
h. Tahap Pengoperasian Sistem Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai
ketepatan pengendalian dalam operasi sistem, kaitannya dengan pemeliharaan sistem. Pada tahap ini pula auditor intern harus secara aktif
memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
23
B. Sistem Informasi Akuntansi