Fasilitas Ruangan Puskesmas Padang Bulan. Tabel 4.

37

3.7. Fasilitas Ruangan Puskesmas Padang Bulan. Tabel 4.

Fasilitas Ruangan Puskesmas. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Fasilitas Ruangan Ruangan Kepala Puskesmas Ruangan klinik Gigi Ruangan Dokter Ruangan Tata Usaha Ruangan KIA Ruangan LAB Ruangan Apotek Ruangan periksa pasien Ruangan KB Ruangan Imunisasi Klinik IMS Therapykonseling Ruang TB paru Ruang Kartu Ruang Rapat DBD,Ispa,Diare,Sanitasi IMS dan VCT Ruang Rawat Inap Jumlah 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara 38 18 19 20 21 Gudang Dapur Aula Kamar mandi WC 1 1 1 4 Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008 3.8. Tarif Berobat Puskesmas Tahun 2008. Umum : Rp 6.000. Pengobatan Gigi : 1. Pemeriksaan gigi 1 kali : Rp 5.000. 2. Tempel gigi sementara : Rp 7,000. 3. Tempel gigi pembersihan : Rp 12.000 4. Cabut gigi 1 buah Dewasa : Rp 10.000 5. Cabut gigi susu 1 buah Anak : Rp 7.500 Pengobatan gratis dengan menggunakan KTP KRT. Universitas Sumatera Utara 39 Data-Data Pegawai Puskesmas Padang Bulan Medan . NO 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Nama Pegawai dr. Rehulina Ginting drg. Yuniarti Ginting drg.Sufiana Halimah Sitepu Santi Simanjuntak Nurmala Sianipar Nurpi Mahulae Chrysant Elvi Siregar Setia Ukur Tarigan Eriyasta Sitepu Sampalen Sitepu Marta Helena L. Tobing. Adelina Sitompul Tutiarna Hutagalung Novelina Sitorus Elitina Bagun Dorma Siregar Dormina Damanik Melva Erika Tambunan. Pendidikan Kedokteran Kedokteran gigi Kedokteran gigi Perawat Perawat Bidan Perawat SPRG Perawat Ass. Apoteker Akper SPRA Bidan Perwat Akper Perawat Akper Akper SAA Jabatan Ka. Puskesmas Dokter gigi Dokter gigi Pel.kartu Pel.Posyandu Bidan Imunisasi Pel.MTBS Pel.Gigi Pel.Lansia Ass.Apoteker Pel.Diare Pel.Bidan Pel.Lansia Pel.Surveilans Pel.Inventaris Pel.Gakin Pel.PKM Pel.Askes Pel.Apotik Golongan IIIc IV c IV b IIId IIId IIId IIId IIId IIId IIId IIId IIId IIIc IIIc IIIc IIIc IIIc IIIc IIIc Universitas Sumatera Utara 40 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

39. Nelly Simanjuntak

Delina Ginting Rosdawani Pasaribu Flora Panjaitan Samarita Sitompul Lita Murniati Haloho Purnawati Sitepu Rumandang Dolok Saribu Lidia Sinaga Ramlan Ambarita Marna Tarigan Netty Butar-butar Sariani Purba Panca.S.J.Tarigan Sri Mawarni Imelda Sinaga Purnama Hutasoit Marniati Panjaitan Lenny Mariani Munte Gom –gom Melva SMU SPK SPK SPK Akper Bidan Analis Akper SPAG Akper Analis Bidan SMF Bidan SMF Bidan SPRG AKL Akper Akper KTU Pel.Perawat Pel.Perawat Pel.ISPA Pel.Inventaris Bidan Pel.Lab Pel.Rujukan Pel.Gizi Pel.DBD Pel.Lab Pel.TB.paru Pel.Obat Pel.Deteksi dini Pel.Obat Pel.KB Pel.Gigi Pel.Sanitasi Bendahara Pel.UKS IIIc IIIb IIIb IIIb IIIb IIIb IIIb IIIa IIIa IIIa IIIa IIIa IId IId IIc IIb IIc IIc IIc IIc Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008 Universitas Sumatera Utara 40 BAB IV PENYAJIAN DATA . Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah di lakukan dari Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan berdasarkan angket kuesioner yang telah di sebarkan kepada responden . Yang di jadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 91 orang serta sebagai bahan pendukung untuk mendapatkan data yang lebih valid dan akurat peneliti juga melakukan wawancara dengan key Informan yang berjumlah 7 orang yang berada dalam program gizi terdiri dari 3 orang Informan kunci dan 4 orang Informan biasa . Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisa data dari kuesioner yang telah di sebarkan akan di uraikan dalam bentuk tabel tunggal .Data-data yang di sajikan meliputi data-data tentang identitas responden dan variabel-variabel penelitian Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : I . Identitas Responden Pegawai Puskesmas . Berdasarkan hasil penelitian di ketahui Indentitas responden sebagai berikut : Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. No Jenis Kelamin Frekuensi 1 25-35 Tahun - - 2 36-45 Tahun 5 71,42 3 46-55 Tahun 2 28,58 TOTAL 7 100 Sumber : Kuesioner Penelitian,April 2008 . Berdasarkan tabel di bawah dapat diketahui bahwa jumlah responden terbesar terletak pada kelompok usia 36 -45 tahun yang berjumlah 5 orang 71,42 . Sedangkan urutan kedua terletak pada responden dengan usia 46- 55 tahun yang berjumlah 2 orang 28,58 , dan urutan yang ketiga dengan usia 25- 35 tahun tidak ada. Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 6 . Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. No Jenis Kelamin Frekuensi 1 Laki-laki 1 14,28 2 Perempuan 6 85,72 TOTAL 7 100 Sumber : Kuesioner Penelitian,April 2008. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden terbesar adalah yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang 85,72 , sedangkan jumlah responden terkecil adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1 orang 14,28 . Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. NO Pendidikan Frekuensi 1 SLTA 2 28,58 2 Diploma 4 57,14 3 Sarjana 1 14,28 TOTAL 7 100 Sumber :Kuesioner Penelitian,April 2008. Dari data yang di tunjukkan oleh tabel di atas terlihat bahwa jumlah responden terbesar merupakan responden yang memiliki pendidikan tamat Diploma yang berjumlah 4 orang 57,14 , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai sarjana yaitu berjumlah 1 orang 14,28 yang merupakan Kepala Pimpinan Puskesmas lulusan kedokteran , di tempat ketiga ditempati oleh responden yanng memiliki tingakt pendidikan sebagai tamat SLTA yang berjumlah 2 orang 28, 58. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 8 . Karateristik Responden Berdasarkan Golongan Jabatan . NO Golongan Frekuensi 1 II 3 42,86 2 III 3 42,86 3 IV 1 14,28 TOTAL 7 100 Berdasarkan tabel diats dapat terlihat bahwa jumlah responden terbesar merupakan yang memiliki golongan IV yaitu berjumlah 1 orang 14,28 yang merupakan Kepala Pimpinan Puskesmas itu sendiri , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki golongan II berjumlah 3 orang 42,86 responden , dan pada urutan yang ketiga di tempati oleh responden yang memiliki golongan III terdapat 3 orang 42,86 . Universitas Sumatera Utara 43 II . Deskripsi data hasil wawancara dengan key informan . 1. Kriteria Key Informan . Agar key informan mampu menjelaskan tentang masalah pokok tersebut diatas secara mendalam , maka untuk itu dibuat kriteria tentang syarat kriteria informan yaitu 1. Aparat yang ada di dalam instansi tersebut . 2. Aparat tersebut suah berada sejak mulai berdirinya instansi tersebut . 3. Aparat yang mengetahui secara keseluruhan pada program gizi bayi dan balita .

2. Hasil wawancara .

Berikut ini akan di uraikan hasil wawancara dengan informan yang pertanyaannya adalah :

I. Perencanaan Program Peningkatan gizi bayi dan balita . 1.

Perencanaan Program Peningkatan Gizi bayi balita di Puskesmas Padang Bulan . Pelaksanan sebuah program harus diawali dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya .Demikian halnya dengan program peningkatan gizi bayi dan balita harus dilaksanakan berdasrkan perencanaan yang telah dibuat bersama .Bila hasil yang di peroleh dalam pelaksanaan sesuai dengan hasil yang di harapkan dalam perencanaan maka dapat dikatakan bahwa program tersebut efektif .dan sebaliknya jika hasil dalam suatu pelaksanaan program tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam perencanaan maka program tersebut dikatakan tidak efektif. Perencanaan Program Peningkatan gizi bayi dan balita di Puskesmas Padang Bulan dibuat oleh Dinas Kesehatan Propinsi . Seperti yang di utarakan key Informan Universitas Sumatera Utara 44 kunci oleh Ibu Lidia sinaga sebagai Koordinator Gizi di bagian program gizi di wilayah kerja puskesmas Padang Bulan mengatakan : “Untuk perencanaan program peningkatan gizi bayi dan balita di tingkat Puskesmas dibuat oleh Dinas Kesehatan Propinsi , sedangkan di tingkat Puskesmas sendiri adalah perencanaan mencakuip program gizi yang meliputi jumlah target dan penetapan pelaksanaan program “ Perencanaan Program gizi di tingkat Puskesmas , mencakup : 1. Penetuan jumlah target program , yaitu perencanaan yangn mencakup pelaksanaan pendaftaran jumlah bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan . 2. Penetapan pelaksanaan program , yaitu mencakup perencanaan waktu pelaksanaan kegiatan di Posyandu direncanakan sekali dalam sebulan . Adapun kegiatan –kegiatan yang di renencakan dalam Posyandu , yaitu : 1. Posyandu Pos Pelayanan Terpadu . Posyandu merupakan pos kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat . Pelaksanaan kegiatan kegiatan di Posyandu di rencanakan sekali dalam sebulan . Adapun kegiatan – kegiatan yang direncanakan dalam Posyandu yaitu: a. Penimbangan bayi balita . Adapun tujuan dari perencanaan penimbangan bayi dan balita adalah untuk mengetahui berat badan bayi dan balita .Dengan demikian dapat diketahui status gizi bayi dan balita , yaitu kesesuaian antara usia bayi dan balita dengan berat badan . b. Pengisian Kartu Menuju Sehat KMS . Universitas Sumatera Utara 45 Dengan adanya perencanaan pengisian Kartu Menuju Sehat KMS , yaitu pencatatan berat badan bayi pada Kartu Menuju Sehat KMS , maka akan di ketahui garfik perkembangan berat badan bayi dan balita . Kartu Menuju Sehat akan di berikan kepada ibu dan balita dan di bawa setiap kali ke Posyandu . c. Penyuluhan Gizi Perencanaan kegiatan penyuluhan gizi dimaksudkan untuk menambah pengetahuan ibu-ibu tentang gizi dan balita .Dengan adanya penyuluhan tersebut , para ibu bayi dan balita di harapkan dapat melaksanakan pesan penyuluhan tersebut .Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita mereka. d. Pemberian Makanan Tambahan PMT. Pemberian Makanan Tambahan PMT sebagai makanan tambahan yang mengandung zat gizi , seperti telur rebus, tempe dan tahu goreng , bubur kacang ijo ,biskuit dan makanan ringan lainnya . Perencanaan Pemberian Makanan Tambahan kepada bayi dan balita hanya akan di berikan kepada bayi dan balita yang datang ke Posyandu. 2 . Pemberian Vitamin A Perencanaan Waktu pemberian Vitamin A untuk tahun 2008 , yakni dua kali setahun , tepatnya pada bulan Februari dan bulan Agustus 2008. Vitamin A dengan kapsul biru akan diberikan untuk bayi berusia 0-11 bulan , sedangkan Vitamin A dengan kapsul merah akan diberikan untukl bayi dan balita berusia 1 -5 tahun . Universitas Sumatera Utara 46 3. Pemberian Makanan Pelengkap ASI MP-ASI Perencanaan pemberian Makanan Pelengkap ASI MP-ASI yang merupakan bantuan dari pemerintah berupa biskuit dan bubur akan di berikan kepada bayi dan balita yang telah di timbang berat badannya sebelumnya .Pemberian Makanan Pelengkap MP-ASI berupa bubur akan di berikan kepada bayi , sedangkan Makan Pelengkap ASI MP-ASI berupa biskuit akan di berikan kepada balita.

2. Kelemahan Perencanaan Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita di

Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan . Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Informan Kunci yang berjumlah 3 orang memaparkan bahwa kelemahan perencanaan ini terletak pada tidakadanya usaha atau tindakan pemerintah yang perlu dilakukan untuk menciptakan kesadaran dan kepeduliandari ibu-ibu akan kesehatan bayi dan balita mereka .Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Paun Riana mengatakan : “ karena tingkat kepedulian dan pengetahuan masyarakat belum sesuai dengan yang diharapkan , maka seharusnya pemerintah membuat perencanaan mengenai upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi ibu-ibu, tetapi inilah yang menjadi kelemahan perencanaan ini , karena tidak adanya upaya –upaya tersebut dalam perencanaan “ Sedangkan 4 orang yang menjadi Informan biasa memberikan tanggapan yang berbeda , bahwa kelemahan perencanaan program gizi ini terdapat pada ketidaksesuaian rasa Makanan Pelengkap MP-ASI yang akan di berikan kepada bayi balita .Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan ibu Lidia yang mengatakan : Universitas Sumatera Utara 47 “ kelemahan dari perencanaan program ini adalah banyak dari orang tua anak yang mengatakan bahwa anak mereka tidak suka makan bubur Makanan Pelengkap ASI yang diberikan , bayi dan balita mereka lebih menyukai Makanan Pelengkap MP-ASI dengan cerelac susu “ Pada pengalaman Posyandu sebelumnya , banyak diantara bayi dan balita tidak menyukai Makanan Pelengkap MP-ASI dengan rasa beras merah , kacang ijo , dan rasa pisang . Namun rasa yang paling banyak disukai bayi dan balita adalah Makanan Pelengkap MP-ASI dengan rasa susu atau bubur cerelac dengan rasa susu .Seharusnya Makanan Pelengkap MP-ASI yang akan di berikan oleh pemerinth terlebih dahulu di konsultasikan dengan pegawai puskesmas .Setelah itu pemerintah mendistribusikan Makanan Pelengkap MP-ASI dengan rasa yang diinginkan .

3. Saran untuk perencanaan Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita

berikutnya. 7 orang yang menjadi key Informan memberikan saran upaya perbaikan perencanaan program peningkatan gizi bayi dan balita berikutnya .4 orang dari Informan biasa memberikan saran tentang Makanan Pelengkap MP-ASI yang diberikan oleh pemerintah .Berikut penuturan salah seorang dari Informan biasa , Bapak Ramlan yang mengatakan : “ saran kami adalah semestinya sebelum perencanaan pemberian Makanan Pelengkap MP-ASI oleh pemrintah , dibuat terlebih dahulu daftar-daftar rasa Makanan Pelengkap MP-ASI itu sendiri sehingga puskesmas bisa memilih rasa yang dibutuhkan untuk bayi dan balita di posyandu”. Pegawai Puskesmas mengharapkan adanya konsultasi pemrintah dengan puskesmas menganai pemberian Makanan Pelengkap MP-ASI kepada bayi dan balita. Universitas Sumatera Utara 48 Dari ke 4 Informan biasa tersebut menambahkan bahwa kehadiran Makanan Pelengkap MP-ASI justru tidak diterima oleh ibu bayi dan balita karena rasa yang tidak disukai oleh bayi dan baita mereka .Justru yang mengkomsumsi bukan lagi bayi dan balita mereka tetapi ibu atau orang dewasa lainnya . Sehingga terjadi penyimpangan pendistribusian bantuan . Sedangkan 3 orang yang menjadi Key Informan kunci memberi saran bahwa perlu dibuat promosi kesehatan dalam perencanaan program peningkatan gizi tersebut kepda keluarga-keluarga bayi dan balita sehingga membuka kesadaran dan kepedulian para ibu-ibu untuk membawa bayi dan balita mereka ke Posyandu. Berikut penuturan ibu Elisabeth yang mengatakan “ sangat perlu adanya perencanaan dari pemerintah untuk membuat suatu kebijakan berupa promosi-promosi hidup sehat untu menyadarkan ibu-ibu agar rutin datang ke Posyandu “. Pegawai puskesmas menambahkan bahwa pada pengalaman Posyandu sebelumnya, banyak ibu-ibu bayi dan balita yang malsa untuk membawa bayi dan balita mereka ke Posyandu dengan alasan tidak mempunyai waktu banyak untuk ke Posyandu .Sehingga menjadi kendala bagi pegawai Puskesmas untuk melaksanakan perencanaan tersebut.

II. Program peningkatan gizi bayi dan balita . 1.

Pelaksanaan Program Peningkatan Gizi bayi dan balita di Puskemas Padang Bulan . Berdasarkan keterangan dan data yang diperoleh peneliti di lapangan , menunjukkan bahwa pelaksanaan program peningkatan gizi di lapangan sudah dikatakan baik meski belum sepenuhnya 100 berhasil .Meskipun lokasi dan waktu yang dicapai Universitas Sumatera Utara 49 telah sesuai dengan prencanaan , namun hasil yang di dapatkan pada pelaksanaan dilapangan belum sepenuhnya sesuai dengan rencana . Seperti yang dinyatakan oleh koordinator di bagian gizi Puskesmas , Ibu Lidia sinaga mengatakan : “ sebagian dari jumlah bayi dan balita tidak setiap bulan datang ke Posyandu , karena orang tua bayi dan balita tersebut sibuk mencari nafkah , terkadang bayi dan balita mereka pada bulan kemarin di bawa ke Posyandu , tetapi bulan berikutnya tidak datang lagi .Sehingga jumlah bayi dan balita yang datang ke Posyandu setiap bulanya tidak pernah sama “. Semua Jenis Kegiatan dan waktu pelaksanaan program peningkatan gizi bayi dan balita telah dilaksanakan sepenuhnya di lapangan , seperti Posyandu penimbangan bayi dan balita , pengisian Kartu Menuju Sehat KMS ,penyuluhan gizi , dan Pemberian Makanan Tambahan PMT dilaksanakan sekali sebulan , Pemberian Vitamin A yaitu 2 x dalam sebulan yakni pada bulan Februari dan Agustus , serta Pemberian Makanan Pelengkap MP-ASI setiap sekali dalam sebulan

2. Keberhasilan Pelaksanaan Program Peningkatan Gizi bayi dan balita .

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pegawai puskesmas di bagian gizi, diketahui bahwa ke 7 orang pegawai puskesmas yang menjadi Key Informan memberikan respon yangn berbeda mengenai keberhasilan pelaksanaan Pelaksanaan Program gizi . Dari 4 orang Informan biasa di bagian gizi menanggapi bahwa pelaksanaan program belum berhasil sepenuhnya . Berikut pegawai Puskesmas Ibu Meilati yang mengatakan : “Ketidak berhasilnya program ini di karenakan partisipasi dari Ibu-ibu yang kurang ke Posyandu . Sehingga jumlah bayi dan balita setiap bulannya tidak sama dengan jumlah bayi dan balita yang ditimbang pada bulan berikutnya .Hal ini akan mempersulit kami untuk mengetahui grafik pertumbuhan bayi dan balita mereka “. Universitas Sumatera Utara 50 Hal ini dikarenakan menyakut partisipasi dari Ibu-ibunya dan para orang tua bayi dan balita mereka ke Posyandu . Bayi dan balita mereka yang terdaftar pada bulan sebelumnya , belum tentu akan terdaftar pada bulan berikutnya . Begitu juga dengan penimbangan berat badan pada bayi dan balita mereka yang tidak teratur untuk melakukan penimbangan . Sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita pada bulan berikutnya tidak dapat diketahui . Salah seorang dari key Informan biasa menanggapi bahwa masalah yang paling serius ditemui adalah alsan dari pada orang tua bayi dan balita sibuk mencari nafkah .

3. Hambatan dalam Pelaksanaan Program gizi bayi dan balita

Hambatan pegawai bagian gizi Puskesmas dalam Pelaksanaan Program di lapangan , habatan yang paling besar adalah kondisi perekonomian masyarakat . Berikut hasil wawancara salah seorang pegawai puskesmas yang menjadi Key Informan kunci yakni Ibu Lidia sinaga yang mengatakan “ Secara umum hamabatan pada pelaksanaan program ini adalah tingkat ekonomi kelurga dari para orang tua bayi dan balita , dimana penghasilan keluarga tidak mampu untuk digunakan membeli makanan –makanan bergizi untuk bayi dan balita mereka .Hal ini terbukti , dimana para orang tua bayi dan balita yang mengikuti penyuluhan mengakui bahwa tidak sanggup melaksanakan praktek penyuluhan penyiapan dan pemilihan makanan . Para orang tua Ibu-ibu tersebut mengatakan bahwa masih banyak kebutuhan yang lebih diutamakan “.

4. Kesesuaian antara pelaksanaan program gizi dengan perencanaan .

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pegawai puskesmas melalui key Informan biasa Ibu Meilati mengatakan bahwa Pelaksanaan program gizi dengan perencanaan program . Universitas Sumatera Utara 51 Seperti yang diutarakan Ibu Meilati : “ karena perencanaan program gizi ini adalah dari pusat maka pelaksanaannya dilapangan harus sesuai dengan perencanaan , da selam ini pelaksanaan program itu sendiri di Puskesmas sesuai dengan perencanaan program”. Pelaksanaan program di lapangan seluruhnya dilaksanakan berdasrkan perencanaan. Hal ini mungkin disebabkan karena perenanaan program bersal dari pusat , maka pelaksanaan dilapangan harus sesuai dengan perencanaan .Dengan kata lain tidak ada pengurangan dan tidak ada penambahan jenis kegiatan.

3. Karateristik Responden Ibu Bayi dan Balita

Berdasarkan hasil penelitian di ketahui indentitas responden sebagai berikut : 3.1 . Karakteristirk Responden Ibu bayi dan balita . Tabel 9. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia NO Usia Frekuensi 1 20-30 Tahun 70 76,92 2 31-40 Tahun 13 14,29 3 41-50 Tahun 8 8,79 TOTAl 91 100 Sumber : Kuesioner , April 2008 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah resonden terbesar terletak pada kelompok usia 20-30 tahun yang berjumlah 70 orang 76,92 . Sedangkan urutan kedua terletak pada responden dengan usia 31- 40 tahun yang berjumlah 13 orang 14,29 . Pada urutan ketiga terdapat pada responden dalam kelompok usia 41-50 tahun yang berjumlah 8 orang 8,79. Universitas Sumatera Utara 52 Tabel 10 : Karateristik Responden berdasarkan Pekerjaan NO Pekerjaan Frekuensi 1 Ibu Rumah Tangga 50 54,94 2 Wiraswasta 33 36,26 3 Pegawai Negeri Sipil 8 8,80 TOTAl 91 100 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada umumnya responden yang menjadi dampel penelitin ini di dominasi oleh orang –orang yang memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yakni berjumlah 50 orang 54,94 .Kemudian diikuti oleh responden yang berkerja sebagai Wiraswasta yang berjumlah 33 orang 36,26 . Pegawai Negeri ditempat ke –tiga yang terkecil oleh responden berjumlah 8 orang 8,80 . Tabel 11 : Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan NO Pendidikan Frekkuensi 1 SD - - 2 SLTP 78 85,72 3 SLTA 8 8,79 4 Diploma 4 4,39 5 Sarjana 1 1,10 TOTAL 91 100 Sumber : Kuesioner Penelitian ,April 2008 Dari data yang ditunjukkan oleh tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah responden terbesar merupakan responden yang memiliki tingkat pendidikan tamatan SLTP yaitu berjumlah 78 orang 85,72 , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai tamatan SLTA yang berjumlah 8 orang 8,79 , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai sarjana muda diploma yang berjumlah 4 orang 4,39 , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai sarjana yaitu berjumlah 1 orang 1,10 yang merupakan paling terkecil dan terakhir adalah responden yang hanya memiliki pendidikan tamat SD tidak ada . Universitas Sumatera Utara 53

4. Variabel Penelitian .

4.1 . Efektivitas Program Peningkatan Gizi dan bayi dan balita : 1 . Penyuluhan Tabel 12. Tanggapan responden mengenai jelas atau tidaknya penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita oleh puskesmas NO Kategori jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 63 69,23 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Jelas 28 30,77 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Dari data diatas menunjukkan bahwa sebanyak 63 orang responden 69,23 menjawab jelas , sementara 28 orang 30,77 menjawab tidak jelas . Dengan alasan bahwa mereka tidak mempunyai waktu yang banyak untuk berada di posyandu , sehingga tidak ada kesempatan untuk mendengarkan penyuluhan tersebut .Hal ini membuktikan bahwa masyarakat secara umum yang saya jadikan sampel penelitian mengetahui dengan jelas mengenai penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita . Selama peneliti melihat dari hasil observasi dilapangan Puskesmas Padang Bulan peneliti beranggapan bahwa pihak pegawai Puskesmas Padang Bulan selalu melakukan Penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita tetapi tidak semua responden melaksanakan penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita mereka dengan alasan mereka tidak mempunyai waktu yang lama untuk berada di posyandu. Universitas Sumatera Utara 54 Tabel 13 : Tanggapan Responden mengenai jelas atau tidaknya tentang manfaat ASI oleh Puskesmas NO Kategori jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 91 100 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Jelas - - 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008. Dari data yang di perlihatkan pada tabel diatas dapat terlihat bahwa semua jumlah responden yang menjawab jelas mengenai penyuluhan manfaat ASI untuk bayi dan balita yang berjumlah 91 orang 100 atau semua responden menjawab Ya.Hal ini membuktikan bahwa ibu pengasuh atau orang tua bayi dan balita menyadari akan pentingnya manfaat ASI bagi bayi dan balita mereka . Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 14 : Tanggapan tentang Pengolahan bahan makanan bayi dan balita oleh Puskesmas NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 62 68,13 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Jelas 29 31,87 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008. Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 62 orang responden 68,13 menjawab jelas , sementara 29 orang responden 31,87 menjawab tidak jelas denagn alasan tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mendengarkan penyuluhan mengenai pengolahan makanan bayi dan balita . Hal ini membuktikan bahwa secara umum ibu-ibu pengasuh atau orang tua dari ibu bayi dan balita yang saya jadikan sampel penelitian mengetahui bahwa penyuluhan tentang pengolahan bahan makan bayi dan balita dengan jelas . Hal ini ada kaitannya dengan pertanyaan sebelumnya yang memperlihatkan responden secara umum mengetahui pentingnya manfaat ASI untuk bayi dan balita mereka .Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa program gizi yang dibuat di tingkat puskesmas mencakup adanya penyuluhan mengenai pengolahan bahan makanan bayi dan balita. Dari hasil observasi lapangan selama peneliti melakukan penelitian dilapangan Puskesmas Padang Bulan dan peneliti beranggapan bahwa Puskesmas memang benar melakukan kegiatan penyuluhan mengenai pengolah bahan makanan bayi dan balita . Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 15 : Tanggapan Responden jelas atau tidaknya mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat. NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 63 69,23 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Jelas 28 30,77 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat terihat bahwa sebayak 63 orang 69,23 responden yang menjawab jelas , sementara 28 30,77 responden menjawab tidak jelas dengan alasan bahwa balita mereka tidak memiliki nafsu makanan yang baik . Hal ini membuktikan bahwa secara umum ibu-ibu pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang mengikuti penyuluhan mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat secara umum menjawab dengan jelas .Hal ini ada kaitannya dengan pertanyan sebelumnya yang memperlihatkan bahwa responden secara umum mengetahui pentinganya manfaat ASI dan pengolahan bahan makanan bagi bayi dan balita yang sehat , hal ini memperlihatkan bahwa responden megetahui dengan jelas . Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa kebiasaan makanan bayi dan balita dipengaruhi dengan Makanan Pelengkap MP-ASI yang di berikan oleh ibu –ibu pengasuh atau para orang tua bayi dan balita dan yang peneliti dapatkan dari hasil observasi di lapangan selama peneliti melakukan penelitian di lapangan Puskesmas Padang Bulan peneliti beranggapan bahwa jumlah bayi dan balita yang mengatakan tidak jelas mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat disebabkan karena ketidak sesuaian dari rasa makanan pelengakap MP-ASI yang diberikan dari para pengasuh bayi dan balita atau orang tua bayi dan balita dan dari pihak puskesmas . Universitas Sumatera Utara 57 2. Pelaksanaan upaya peningkatan gizi Tabel 16 : Tanggapan Responden mengenai paham atau tidaknya tentang siklus berat badan bayi dan balita oleh puskesmas NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Mudah dipahami 53 5824 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Sulit di pahami 38 41,76 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian , April 2008 . Berdasarkan data yang diperlihatkan dari tabel diatas dapat dilihat bahea julah responden yang menjawab mudah dipahami sebanyak 53 orang 58,24 responden , sementara yang menjawab sulit dipahami berjumlah 38 orang 41,76 responden . Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya para pengasuh dan orang tua bayi dan balita sudah cukup jelas dan mudah memahami siklus berat badan bayi balita mereka walaupun masih ada para pengasuh atau para orang tua bayi dan balita yang menjawab sulit dipahami dengan alasan mereka tidak mempunyai tidak mengerti di karenakan para pengasuh atau orang tua bayi dan balita tersebut sibuk mencari nafkah .Sementara menurut Key Informan yang diwawancarai menyatakan siklus berat badan bayi dan balita dibuat dalam pengisian Kartu Menuju Sehat KMS sehingga para pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang tidak rutin datang keposyandu untuk membawa bayi dan balita mereka ke posyandu tersebut akan sulit memahami siklus dari berat badan bayi dan balita mereka karena pengisian Kartu Menuju Sehat KMS bayi dan balita tidak teratu diisi oleh pegawai puskesmas . Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 17 : Tanggapan Responden tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita oleh puskesmas . NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 64 70,33 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Jelas 27 29,67 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 64 orang 70,33 responden yang menjawab jelas, sementara 27 orang 29,33 responden menjawab tidak jelas hal ini di sebabkan karena para pengasuh atau para orang tua bayi dan balita tidak rutin membawa bayi dan balita ke puskesmas secara teratur dengan alasan sibuk mencari nafkah . Hal ini membuktikan bahwa secara umum para pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang saya jadikan sampel penelitian mengetahui pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita mereka , hal ini ada kaitanya dengan penyataan sebelumnya yang memperlihatkan bahwa orang tua atau pengasuh bayi dan balita yang secara rutin membawa bayi dan balita ke posyandu dan membawa Kartu Menuju Sehat KMS akan mengetahui siklus berat badan bayi dan balita dan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita . Universitas Sumatera Utara 59 Tabel 18 : Tanggapan Responden mengenai ada atau tidaknya perolehan Kartu Menuju Sehat KMS oleh Puskesmas NO Kategori Jawaban Fekuensi 1 Ya ada 91 100 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak ada - - Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah responden yang memperoleh Kartu Menuju Sehat KMS dari puskesmas yang berjumlah 91 orang 100 atau keseluruhan responden menjawab ada . Hal ini membuktikan bahwa para pengasuh atau orang tua bayi dan balita mengerti akan pentingnya kegunaan Kartu Menuju Sehat KMS bagi bayi dan balita mereka yang merupakan sebagai tanda pelaksanaan program peningkatan gizi bayi dan balita . Tabel 19 : Tanggapan Responden mengenai memahami atau tidaknya pengisian Kartu Menuju Sehat KMS oleh Puskesmas NO Kategori jawaban Frekuensi 1 Ya Mudah dipahami 91 100 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Sulit dipahami - - TOTAl 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Berdasarkan data yang diperlihatkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab mudah memahami pengisian Kartu Menuju Sehat KMS 91 orang 100 responden atau keseluruhan responden menjawab mudah dipahami . Hal ini membuktikan bahwa secara keseluruhan para pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang saya jadikan sampel penelitian memahami bahwa pentingnya dari pengisian Kartu Menuju Sehat KMS untuk di puskesmas . Hal ini sependapat dengan pernyataan Key Universitas Sumatera Utara 60 Informan yang menyatakan bahwa pentingnya dari pengisian dari Kartu Menuju Sehat di karenakan semua jenis dan waktu pelaksaan program peningkatan gizi bayi dan balita yang dilaksanakan sepenuhnya dilapangan sesuai dengan petujuk Kartu Menuju Sehat KMS tersebut , seperti kegiatan penimbangan bayi dan balita , Pemberian Makanan Tambahan PMT yang dilaksanakan dalam sekali sebulan , mengetahui perkembangan berat badan bayi dan balita , pemberian vitamin A kepada bayi dan balita , mengetahui siklus berat badan bayi dan balita , dan mengetahui pertumbuhan perkembanga fisik bayi dan balita. Tabel 20 : Tanggapan responden mengenai apakah pegawai puskesmas selalu melakukan penimbangan berat badan bayi dan balita NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Selalu 51 56,04 2 Tidak ada - - 3 Kadang-kadang 40 43,6 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Berdasarkan data yang diperlihatkan di atas dapat di ketahui bahwa secara keseluruhan responden selalu melakukan penimbangan terhadap bayi dan balita mereka sekali dalam sebulan oleh pegawai puskesmas yang berjumlah 51 orang 56,04 responden , sementara sebanyak 40 orang 43,96 responden yang menjawab tidak rutin membawa bayi dan balita mereka ke puskesmas sehingga bayi dan balita mereka tidak bisa ditimbang oleh pegawai puskesmas .Dengan alasan mereka terlalu sibuk dan tidak bisa rutin membawa bayi dan balita mereka ke puskesmas . Sementara Key Informan mengatakan bahwa tujuan puskesmas melakukan penimbangan bayi dan balita adalah untuk mengetahui berat badan bayi dan balita serta hasil penimbangan berat badan bayi dan balita dapat diketahui dari Kartu Menuju Sehat KMS bayi dan balita . Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 21 : Tanggapan Responden mengenai pernah atau tidaknya puskesmas melakukan pemberian vitamin A pada bayi dan balita NO Kategori jawaban Frekuensi 1 Ya Selalu 91 100 2 Tidak ada - - 3 Kadang-kadang - - TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Dari data yang memperlihatkan pada tabel diatas dapat terlihat bahwa semua jumlah responden yang menjawab pernah mendapat vitamin A untuk bayi dan balita yang berjumlah 91 orang 100 atau semua reponden menjawab Pernah . Hal ini membuktikan bahwa secara keseluruhan ibu –ibu pengasuh atau orang tua bayi dan balita mengetahui bahwa sangat penting akan pemberian vitamin A untuk bayi dan balita mereka . Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa di perencanaan program gizi di tingkat puskesmas mencakup pemberian vitamin A yakni dilaksanakan dua kali setahun , tepatnya pada bulan Februari dan bulan Agustus pada tahun 2008. Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 22 : Tanggapan Responden mengenai ada atau tidaknya dalam Pemberian Makanan Tambahan PMT yang dilakukan oleh puskesmas NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya ada 60 65,93 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak ada 31 34,07 TOTAl 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa 60 orang 65,93 responden menjawab Ada , semtara 31 orang 34,07 responden yang menjawab tidak ada di dalam Pemberian Makanan Tambahan PMT di sebabkan para ibu-ibu pengasuh dan para orang tua bayi dan balita tidak membawa secara rutin bayi mereka ke puskesmas dengan alasa tidak mempunyai waktu yang luang karena sibuk mencari nafkah serta para pengasuh dan orang tua bayi dan balita banyak mengeluh dengan nafsu makan yang kurang pada bayi dan balita mereka . Hal ini ada kaitannya dengan pernyataan Key informan sebelumnya yang mengatakan bahwa anak mereka tidak suka makan bubur dan makanan Pelengkap ASI MP-AS yang diberikan melainkan lebih menyukai Makanan Pelengkap MP-ASI dengan cerelac susu .Adapun tujuan dari Pemberian Makanan Tambahan PMT adalah untuk melengkapi zat-zat gizi dalam makanan bayi dan balita seperti protein , karbohidrat , lemak , dan mineral .Pemebrian Makanan Tambahan PMT yang diterima oleh ibu-ibu pengasuh dan para orang tua bayi dan balita berupa tempe goreng , bubur kacang ijo, telur rebus . Pemberian Makanan Tambahan PMT PMT kepada bayi diusia 4 bulan akan diberikan bubur cerelac susu . Universitas Sumatera Utara 63 3 .Keberhasilan Program gizi Tabel 23 : Tanggapan Responden tentang jelas atau tidaknya mengenai pengatahuan perkembangan berat badan bayi dan balita NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 58 63,74 2 Tidak - - 3 Tidak Jelas 33 36,26 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008 Dari tabel di atas terlihat sebanyak 58 orang 63,74 responden menjawab jelas, sementara 33 orang 36,26 responden menjawab tidak jelas dikarenan pengasuh atau orang tua bayi dan balita tidak membawa rutin bayi balita mereka ke puskesmas dengan alasan karena sibuk mencar nafkah . Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa Pengisian Kartu Menuju Sehat KMS sangat penting di ketahui di karenakan semua kegiatan dan pelaksanaan program peningkatan gizi bayi dan balita dapat diketahui dari pengisian Kartu Menuju Sehat KMS tersebut . Apabila pengasuh atau orang tua bayi dan balita tidak membawa rutin bayi dan balita mereka maka dalam pengisian Kartu Menuju Sehat KMS tersebut tidak bisa diisi secara rutin oleh pegawai puskesmas sehingga para pengasuh dan orang tua bayi dan balita tidak dapat mengetahui perkembangan berat badan bayi dan balita mereka . Sesuai dengan penggunaan dan manfaat Kartu Menuju Sehat KMS bagi bayi dan balita berguna untuk pencatat berat badan bayi , mengetahui grafik perkembangan berat badan bayi dan balita .Kartu Menuju Sehat KMS tersebut di bawa setiap kali ibu –ibu atau para orang tua bayi dan balita setiap kali pergi ke posyandu atau ke Puskesms . Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 24 : Tanggapan Responden mengenai jelas atau tidaknya tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita NO Kategori Jawaban Frekuensi 1 Ya Jelas 56 61,54 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak Jelas 35 38,46 TOTAl 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008. Dari tabel di atas terlihat sebanyak 56 orang 61,54 responden menjawab jelas , sementara 35 orang 38,46 responden menjawab tidak jelas karena tidak memperhatikan Kartu Menuju Sehat KMS dan tidak mengisi Kartu Menuju Sehat KMS secara rutin kepuskesmas di sebabkan karena tidak membawa bayi dan balita mereka kepuskesmas secara rutin karena sibuk menari nafkah . Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa dengan adanya Kartu Menuju Sehat KMS maka bagi para pengasuh dan para orang tua bayi dan balita dapat melihat berat badan bayi dan balita mereka di Kartu Menuju Sehat KMS tersebut karena apabila para ibu-ibu pengasuh atau para orang tua membawa bayi dan balita mereka secara rutin ke puskesmas maka pegawai puskesms akan mencatat berat badan bayi dan balita mereka pada Kartu Menuju Sehat KMS tersebut . Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 25 : Tanggapan Responden mengenai meningkatnya berat badan bayi dan balita NO Kategori jawaban Frekuensi 1 Ya selalu 78 85,71 2 Tidak Tahu - - 3 Tidak 13 14,29 TOTAL 91 100 Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008. Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa secara keseluruhan responden menjawab mereka selalu mengikuti peningkatan berat badan bayi dan balita mereka yang berjumlah 78 orang 85,71 dan sisanya berjumlah 13 orang 14,29 responden karena tidak rutin membawa bayi dan balita mereka ke puskesmas , dengan berbagai alasan seperti sibuk mencari nafkah sehingga pihak pegawai puskesmas tidak bisa mencatat berat badan bayi dan balita secara rutin dan tidak bisa mengetahui grafik perkembangan berat badan bayi dan balita mereka secara teratur . Hal ini memperlihatkan bahwa mayoritas responden telah melaksanakan program peningkatan gizi bayi dan balita yakni dengan sebagian besar para responden telah melakukan kegiatan pelaksanaan program gizi di tingkat puskesmas . Dari hasil observasi di lapangan selama peneliti melakukan penelitian dilapangan Puskesmas dan peneliti beranggapan bahwa kendala atau hambatan yang di hadapai Puskesmas selama ini dalam melaksanakan program gizi adalah terletak pada tingkat ekonomi keluarga dari para orang tua bayi dan balita yang membuat para orang tua bayi dan balita tidak rutin membawa bayi dan balita mereka ke puskesmas dengan alasan sibuk mencari nafkah . Sependapat dari pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa pelaksanaan program gizi di puskesmas secara umum hambatanya terletak pada penghasilan keluarga , yang kebanyakan tidak mampu membeli makanan-makanan bergizi dan yang sehat untuk bayi dan balita mereka . Hal ini Universitas Sumatera Utara 66 terbukti dimana para orang tua bayi dan balita yang mengikuti penyuluhan mengakui bahwa tidak sanggup melaksanakan praktek-praktek penyuluhan penyiapan dan pemilihan makanan . Universitas Sumatera Utara 67 BAB V ANALISIS DATA Pada bab sebelumnya data data yang di dapat dari Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan telah disajikan dalam bentuk Tabel tunggal dan wawancara , dan pada bab ini akan diberikan analisis terhadap data-data yang telah di sajikan pada bab sebelumnya . I . Identitas Responden Pegawai Puskesmas Dilihat berdasarkan usia lebih banyak yang menjadi responden yang berusia 36- 45 tahun ini dikarenakan akibat mutasi oleh pihak rumah sakit Prigadi Medan pada tahun 2007 sedangkan responden yang brusia 46-55 tahun adalah pegawai yang sudah lama bekerja di Puskesmas Padang Bulan dan akan mendapat masa pensiun. Dilihat dari segi jenis kelamin lebih banyak perempuan yang menjadi responden ini dikarenakan di Puskesms Padang Bulan memang kebanyakan pegawai yang berjenis kelamin perempuan , yang dapat dilihat dalam lampiran pegawai Puskesmas Padang Bulan . Dilihat dari segi pendidikan yang pernah ditempuh oleh responden pada umumnya memiliki status sebagai sarjana muda diploma yang dapat dilihat pada tabel 7 di Bab IV Penyajian Data , dengan demikian pegawai di Wilayah Kerja Puskesmas adalah pegawai yang memiliki kualitas yang baik yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih khususnya di bagian Analisa Gizi . Hal ini berarti mereka telah mampu melaksanakan pekerjaan yang diembankan kepada mereka dengan baik , dan hasil yang dicapai juga akan baik . Dilihat berdasarkan golongan jabatan yang lebih mendominasi adalah golongan II dan golongan III , untuk golongan IV merupakan Kepala Pimpinan Puskesmas itu sendiri Universitas Sumatera Utara 68 golongan jabatan tersebut dapat dilihat dari masa kerja , pada umumnya pegawai di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan tidak pernah merekrut pegawai dari luar , Pegawai lama telah memiliki pengalaman yang lebih baik , pegawai lama tersebut tahu seluk –beluk dari Puskesmas Padang Bulan. II . Identitas Responden Ibu bayi dan balita Dilihat berdasarkan usia dapat diketahui bahwa usia 20- 40 tahun merupakan jumlah responden terbanyak yang memiliki bayi dan balita . Hal ini masih dikatakan normal di karenakan golongan usia 20- 40 tahun merupakan golongan produktif . Untuk responden berusia 41-50 tahun merupakn masa menjelang manopause tetapi masih ada responden yang memiliki bayi dan balita pada usia ini. Berdasarkan pengamatan penelitian dilapangan , dapat diketahui bahwa kepedulian ibu-ibu atau orang tua bayi dan balita yang paling besar membawa bayi dan balita mereka kepuskesms terdapat pada usia 20- 40 tahun . Dilihat dari segi pekerjaan ibu-ibu bayi dan balita yang menjadi responden didominasi sebagai ibu rumah tangga yang dapat dilihat pada tabel 10 di Bab IV Penyajian Data . Dengan demikian , bahwa ibu-ibu bayi dan baliata yang bekerja sebagai ibu rumah tangga hanya mengharapkan gaji dari suami untuk membiayai kebutuhan hidup .Untuk ibu-ibu bayi dan balita yang menjadi responden sebagai wiraswasta adapun yang menjadi pekerjaan dari mereka antara lain sebagai pembantu rumah tangga , serta berjualan . Sedangkan ibu –ibu bayi dan balita yang menjadi responden yang termasuk Pegawai Negeri Sipil adalah berprofesi sebagai guru SD dan guru SLTP . Universitas Sumatera Utara 69 Dilihat dari segi pendidikan yang pernah ditempuh oleh responden pada umumnya memiliki tingkat pendidikan tamatan SLTP yang dapat dilihat pada tabel 11 di Bab IV Penyajian Data , para ibu-ibu bayi dan balita yang menjadi responden yang memiliki pendidikan tamatan SLTP mengatakan bahwa mereka hanya bisa sampai pada tingkat pendidikan SLTP dikarenakan orang tua dari ibu –ibu bayi dan balita tersebut tidak mampu untuk menyekolahkan hingga kejengjang pendidikan berikutnya . III . Variabel Penelitian a. Analisis Penyuluhan . Bentuk dari efektivitas program peningkatan gizi bayi dan balita yang diharapkan oleh pihak pegawai puskesmas pada umumnya salah satunya melalui penyuluhan , yakni penyuluhan mengenai kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita , penyuluhan manfaat ASI , serta penyuluhan tentang kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat . Berdasarkan hasil dari penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita pada tabel 12 penyajian data di Bab IV memperlihatkan bahwa hampir semua responden sudah memahami dan mengetahui secara jelas . Ini terlihat pada hasil jawaban responden 63 orang 69,23 menjawab jelas , selain itu pada tabel 13 mendukung pertanyaan sebelumnya kepada responden yakni orang tua bayi dan balita atau ibu-ibu pengasuh bayi dan balita sudah mengetahui secara jelas tentang manfaat ASI ini di buktikan bahwa dari 91 orang 100 menjawab Ya atau jelas . Selanjutnya pada tabel 14 mengenai tanggapan tentang pengolahan bahan makanan bayi dan balita hampir semua responden juga menjawab jelas 62 orang 68,13 walaupun 29 orang responden 31,87 menjawab tidak jelas dengan alasan Universitas Sumatera Utara 70 tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mendengarkan penyuluhan mengenai pengolahan makanan bayi dan balita oleh puskesmas di sebabkan karena sibuk mencari nafkah , dan berdasarkan hasil dari wawancara dengan Key Informan yang didapat bahwa proses penyusunan penyuluhan ini dilaksanakan dengan sebaik dan sedetail mungkin untuk mempermudah pelaksanaannya nanti . Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Azwar ,1996 :36 pada Bab I halaman 10 yang mengatakan bahwa pokok –pokok pelayanan kesehatan adalah : 1 Tersedia dan berkesinambungan available Adalah semua jenis pelayanan kesehatan yanng dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit di temukan , serta keberadaannya dalam masyarakat pada setiap saat yang di butuhkan 2 Dapat diterima secara wajar acceptable Adalah pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan kenyakinan . 3 Mudah dicapai accesible Adalah yang mudah dicapai oleh masyarakat . Pengertian ketercapaian yang dimaksud disisni adalah dari sudut lokasi . 4 Mudan di jangkau affordable Adalah yang di maksud disini mudah di jangkau affordable oleh masyarakat . Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya , untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat di upayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat . Universitas Sumatera Utara 71 5 Bermutu Quality Adalah pengertian mutu yang dimaksud disini adalah yang mewujudkan pada tingkat kemampuan pelayanan kesehatan du selenggarakan . Selanjutnya mengenai kejelesan tentang kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat sebagian besar responden menjawab bahwa kebiasaan makanan bayi dan balita menjawab dengan jelas 69,23 Tabel 15 sehingga pada akhirnya penyuluhan yang dilakukan di tiap bagian juga berjalan dengan teratur , dan berdasarkan observasi yang penulis lakukan , sebagain besar pegawai puskesmas sudah melaksanakan tugasnya sebagai pelayan kesehatan dengan baik . Fakta tersebut juga di dukung dari pernyataan Key Informan yaitu Koordinator dari program gizi yang pada dasarnya memiliki pendapat yang sama bahwa kebiasaan makanan bayi dan balita dipengaruhi oleh Makanan Pelengkap MP-ASI yang diberikan oleh ibu-ibu dan pengasuh bayi dan balita

b. Analisis Pelaksanaan upaya dalam peningkatan gizi