BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan kelapa sawit merupakan rangkaian proses pengolahan Tandan Buah Segar TBS menjadi Minyak Sawit Crude Palm Oil : CPO dan Inti Sawit Kernel .
Pengolahan TBS di Pabrik bertujuan memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan control yang cermat.
Dimana tahap-tahap proses pengolahan TBS mempengaruhi proses pada tahap berikutnya. Salah satu proses pengolahan kelapa sawit adalah Proses perebusan.
Tandan Buah segar TBS mengandung sejumlah zat yang harus di musnakan terlebih dahulu untuk menghasilkan pengolahan yang efisien. Suasana lembab dengan
suhu tinggi dalam rebusan akan menonaktifkan enzim-enzim lipase dan lipoksidase yang terdapat dalam buah sehinggga proses hidrolisis minyak menjadi asam lemak
bebas dan proses oksidase minyak dapat dihentikan. Soepadiyo Mangoensoekarjo, 2003
Dalam Perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 135
o
C dengan tekanan 2,0 – 2,8 kgcm
2
selama 80 – 90 menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasilnya yang optimal.
Dalam perebusan, tekanan yang tinggi dengan sendirinya memberikan temperature
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi. Temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak kualitas minyak dan inti sawit. Pada minyak sawit juga harus diperhatikan tingkat pemucatannya . Oleh karena
itu, inti sawit yang diperoleh harus berwarna putih. Iyung Pahan, 2006
Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak adalah sebagai berikut:
I. Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpilih semakin tinggi,
atau persentase tandan yang tidak terpipil semangkin rendah. II.
Semangkin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan menghasilkan biji yang lebih mudah pecah dan sifat lekang.
III. Semakin lama perebusan buah maka kehilangan minyak dalam air kondensat
semangkin tinggi. IV.
Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam tandan kosong semangkin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong akibat
terdapatnya rongga-rongga kosong. V.
Semangkin lama perebusan buah maka mutu minyak sawit akan semangkin menurun, yang dapat diketahui dengan penurunan nilai Deterioration of
Bleachability Index DOBI. P. M. Naibaho, 1996
Pabrik kelapa sawit telah menetapkan kehilangan minyak pada stasiun perebusan sebesar 0,7 . Karena angka kehilangan minyak merupakan efisiensi
ekstraksi minyak, oleh sebab itu setiap buangan air kondensat atau sisa-sisa buangan dari pengolahan harus dianalisa dengan teliti.
Universitas Sumatera Utara
Dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk membahas tentang kehilangan min yak dan kadar NOS Non-Oil solid pada air kondensat, sehingga mengambil judul untuk
karya ilmiah ini adalah : “ Pengaruh Tekanan Uap dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak dan
Kadar NOS Non- Oil Solid pada Air Kondensat di Stasiun Perebusan dengan Pola Perebusan Sistem Tiga Puncak Tripple Peak di PTPN III PKS Rambutan Tebing
Tinggi”.
1.2 Permasalahan