BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa organik bahan alam adalah senyawa organik yang merupakan hasil proses metabolisme dalam organisme hidup. Senyawa dari jenis ini disebut juga metabolit.
Secara sistematik, penyelidikan dalam bidang ini telah dimulai sejak 200 tahun lalu. Pada akhir abad 18, Scheele misalnya telah mengekstraksi beberapa senyawa organik
sederhana dari sumbernya, baik dari tumbuh- tumbuhan maupun dari hewan, antara lain: gliserol, asam oksalat, asam laktat, dan asam sitrat. Pada tahun 1806, Serturner
memperoleh morfin dari opium dan 15 tahun kemudian Peletier dan Cafenton telah dapat mengisolasi striknin, brusin, quinin, sinkonin, dan kafein. Senyawa- senyawa tersebut
merupakan bahan alam yang dapat diisolasi untuk pertama sekali dalam keadaan murni. Setelah itu, isolasi bahan alam berkembang makin lama makin pesat terutama setelah
penemuan teknik dan instrumen yang makin mutakhir.
Kimia Organik Bahan Alam sangat penting peranannya dalam rangka pemanfaatan zat- zat yang tersedia di alam, terutama senyawa- senyawa yang aktif
farmakologi. Studi bahan alam dalam bidang kimia dapat beraspek luas antara lain suatu penelitian terhadap struktur dan biosintesis, isolasi dan identifikasi senyawa- senyawa
berkhasiat atau berguna. Penggunaan ekstrak tumbuh- tumbuhan tertentu sebagai ramu- ramuan obat- obatan secara trsdisional dari beberapa jenis tumbuh- tumbuhan dikenal
hampir diseluruh Indonesia, bahkan tumbuh- tumbuhan ini telah dibudidayakan oleh sebagian masyarakat tertentu sebagai apotek hidup, dan merupakan sumber bahan obat-
obatan secara tradisional. Penggunaan obat- obatan tradisional ini adalah merupakan warisan dari nenek moyang secara turun menurun bagi masyarakat tertentu dan sampai
saat ini masih digunakan sebagian masyarakat.
Himbauan ini merupakan tantangan serta dorongan bagi para ilmuwan untuk meningkatkan penelitian dalam bidang Kimia Organik Bahan Alam Hayati. Tumbuh-
tumbuhan merupakan sumber senyawa bahan alam hayati yang penting bagi umat manusia, yaitu sebagai bahan obat- obatan. Bertitik tolak dari sumber bahan alam hayati
yang mempunyai peranan penting dalam penyediaan senyawa- senyawa baru dan diharapkan mempunyai aktivitas sebagai obat berbagai penyakit.
Sebagai sumber bahan alam hayati ini yang tersebar luas di hutan baik di hutan percobaan maupun hutan yang belum pernah dijamah manusia dijumpai beraneka
ragamhayati sebagai sumber senyawa- senyawa baru dan diharapkan memberikan nilai tambah yang positif.
Tumbuhan BrotowaliTinospora crispa L.MIERS.adalah merupakan salah
satu dari famili menispermaceae yang merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai 2,5m atau lebih. Masyarakat sudah biasa menggunakan tanaman ini untuk
pengobatan berbagai penyakit antara lain: rematik, demam, sakit kuning, kencing manis, dan penyakit kolera, dengan merebus batangnya dan air rebusan diminum yang berasa
pahit. Dari hasil uji skrining fitokimia yang menggunakan pereaksi- pereaksi untuk senyawa alkaloida antara lain: pereaksi wagner, mayer, drangendorff dan pereaksi
bouchardat, yang mana serbuk halus batang Brotowali diekstraksi dengan HCl 0,5N dalam alkohol yang memberi hasil positif.
Alkaloid adalah senyawa organik yang mengandung Nitrogen biasanya dalam siklik dan bersifat basa. Senyawa ini tersebar luas dalam dunia tumbuh- tumbuhan dan
banyak diantaranya mempunyai sifat fisiologis yang kuat. Karena banyaknya senyawa alkaloida serta keterkaitannya dengan bidang lain seperti farmasi, sehingga senyawa
alkaloida ini telah banyak diisolasi dengan metode- metode antara lain; Kiang Douglas, metode Hess, metode B.T.Cromwell dan metode Harborne.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengisolasi senyawa kimia bahan alam hayati dari golongan alkaloida yang terkandung pada batang tumbuhan Brotowali.
1.2.Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengisolasi senyawa
alakaloida dari batang tumbuhan Brotowali Tinospora crispaL.MIERS.
1.3.Tujuan Penelitian
Untuk mengisolasi senyawa alkaloida dari batang tumbuhan Brotowali Tinospora
crispaL.MIERS.
1.4. Manfaat Penelitian