Sifat Sifat Dan Mausuf

2 lembaga-lembaga pendidikan terutama Lembaga Pendidikan yang bernaung di bawah Depertemen Agama. Mempelajari Bahasa Arab, tidak akan pernah sempurna hanya dengan mempelajari Bahasa Arab itu sendiri, karena siswa akan menemukan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, sehingga memperlambat siswa dalam memahami Bahasa Arab tersebut. Membicarakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para siswa dalam mempelajari Bahasa, terutama Bahasa Arab, maka kita akan membicarakan pelajaran-pelajaran yang sangat mendukung para siswa untuk lebih cepat memahami Bahasa Arab terutama pelajaran Nahwu, karena dengan pelajaran Nahwulah para siswa bisa berbahasa Arab dengan baik dan benar, bahkan dalam sebuah syair Bahasa Arab telah di sebutkan “ ﺬ ﻜﻼﻢﺩ ﻪ ﻓ ﻢ” Muhammad, ibnu Aqil yang artinya “Perkataan tanpa Ilmu Nahwu maka perkataan tersebut sulit dipahami”. Dengan demikian pelajaran Nahwu merupakan pelajaran dasar bagi para siswa untuk bisa berbahasa dengan baik dan benar. Tapi sering kita jumpai banyak para siswa yang mengeluh dengan pelajaran Nahwu, karena siswa sering salah dalam menggunakan atau menerapkan kaidah atau aturan yang ada dalam pelajaran Nahwu tersebut. Terutama mengenai sifat dan mausuf Na‟at dan Man‟ut padahal Sifat dan Mausuf merupakan hubungan sintaksis frasiologis yang tidak mencapai makna klausa yang banyak digunakan dalam berbahasa, baik bahasa lisan atau tulisan. Kemudian dalam penerapan hubungan sintaksis sifat dan mausuf sering kali terjadi kesalahan di kalangan pengguna Bahasa Arab, baik di Madrasah, Pondok pesantren, dan di Perguruan. Setiap kajian perlu di tetapkan tujuan yang jelas karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan dalam bekerja atau berbuat. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku dan bentuk sifat dan mausuf dalam hubungan sintaksis Bahasa Arab dan makna apa yang muncul dalam hubungan sintaksis sifat mausuf. KAJIAN PUSTAKA 1. Prilaku Dalam buku kamus umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “Prilaku adalah tingkah laku; kelakuan; perbuatan, bagaimana caranya ” Poerwadarminta, 1984: 730. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud prilaku dalam kajian ini adalah prilaku sintaksis sifat mausuf yakni ketentuan dan syarat-syarat yang berlaku dalam hubungan sintaksis sifat mausuf sebagai fungsi bahasa seperti bilamana harus Muwafaqoh dan kapan harus Mukholafah, baik ditinjau dari segi jenis, jumlah dan I‟rob.

2. Sifat Dan Mausuf

Sifat dan mausuf terdiri dari dua istilah, maka untuk lebih jelasnya, pengkaji akan menjelaskan satu persatu.

a. Sifat

ﻪ ﻓ ﻓﺼ ﺺﺧ ﻤ ﻓ ﻪﻤ , : Artinya : “Sifat adalah setiap isim yang mengikuti kepada yang diikuti dan menunjukkan atas sifat pada isim kata benda sebelumnya “. ﻜ ﻪﻓ ﻪ ﻓﺧ ﻪ ﺼ ﻪ ﻓ ﻓ ﻤ ﻤ ﻜ ﻤﺷ ﷲ , : Artinya : “Sifat menurut istilah adalah setiap isim yang mengikuti kepada yang diikuti mausuf baik pada saat rofa‟, nasab, khofad, dan baik pada saat ma‟rifat atau nakirah ”. Berdasarkan batasan - batasan di atas maka yang dimaksud dengan sifat dalam kajian ini adalah kata sifat atau yang bermakna sifat yang mengikuti kata benda yang menunjukkan arti sifat pada kata benda tersebut, b aik pada saat rofa‟, nasab, khofad, dan pada saat Ma‟rifat atau Nakirah. Abdul Kholiq 3 Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014

b. Mausuf