Penggunaan Sifat Na’at Bentuk – Bentuk Kata Sifat
4 Sedangkan didalam Kitab Syarah Ibnu Aqil, Juzu‟ At-Sani dijelaskan bahwa, ”Sifat
adalah kata yang menyempurnakan kata sebelumnya dengan bentuknya sendiri atau dengan isim kalimat yang berhubungan dengannya“. Abdullah, - :163 .
Contoh : ﺖ
ﻜ ﻤ
Sementara di dalam Kitab Jami‟uddurus dijelaskan bahwa, “Sifat adalah Kata Sifat yang disebut setelah Kata Benda
untuk menjelaskan sebagian keadaannya atau
keadaan apa yang berhubungan dengannya “. Al-Galyani : 1987 : 221 .
Contoh : ﺪ
ﻳ ﺀ ﺪ
ﻳ ﺀ Berdasarkan batasan-batasan pengertian di atas maka, yang dimaksud dengan Sifat
dalam kajian ini adalah Kata Sifat yang mengikuti yang disifatinya Mausuf untuk menjelaskan da
n menyempurnakan sebagian keadaan Mausufnya, baik pada I‟rab, Ma‟rifat, Nakirah, maupun pada Mufrad, Jumlah dan Syibhul Jumlah.
Dan di dalam Kita b Jami‟ uddurus dijelaskan bahwa,”Mausuf adalah isim yang
menunjukkan atas zat sesuatu dan hakekatnya, dan dia ditempatkan untuk dibebani atasnya Sifat
”. Al-Galyani,1987: 97. Berdasarkan batasan pengertian di atas, yang dimaksud dengan mausuf dalam
Skripsi ini adalah Isim yang menunjukkan atas zat sesuatu dan hakekatnya, dan diikuti oleh kalimat yang menunjukkan
makna Sifat kepada isim tersebut baik pada I‟rab, Ma‟rifat, Nakirah, maupun pada Mufrad, jumah dan Sibhul Jumlah.
Dan dipandang perlu dalam Skripsi ini. Bahwa bahwa pengkaji akan memaparkan beberapa hal yang sangat mendasar dalam hal ini:
Persamaan Dan P erbedaan Sifat Dan Na’at.
Dijelaskan diberbagai kitab Nahwu, bahwa Sifat dan Na‟at memiliki makna yang sama yaitu mengikuti sesuatu, akan tetapi, Na‟at lebih dikhususkan kepada yang
berubah –ubah seperti kata
, . Sedangkan Sifat tidak dikhususkan kepada yang
berubah –ubah. Bahkan secara umum, boleh dipakai pada yang berubah–ubah dan boleh
dipakai kepada yang tidak berubah –ubah seperti kata ﻋ , ﺤﺳﻦ .
Dan mengenai perbedaan antara Sifat dan Na‟at, dijelaskan di dalam kitab Syaikh Kholid bahwa:
- Sifat adalah lafaz –lafaz yang semakna dengan apa yang berlaku sebenarnya.
Contoh : ﻮﺼ
ﻪ Sifat – Sifat Allah dan disini kita bilang Sifat–Sifat Allah bukan Na‟at –na‟at Allah.
Dalam bahasa sifat berperan sebagai kata kata sifat dan sebagai fungsi tataran fungsi bahasa
- Na‟at adalah lafaz–lafaznya yang dikhususkan kepada yang berubah–ubah.
Contoh : ,
Na‟at hanya bermakna sama dengan sifat sebagai fungsi bahasa. Contoh :
ﺪ