43
serta berpengaruh terhadap ketimpangan tersebut. Belum lagi pola pembangunan yang berbeda antar daerah di Kabupaten Jember.
Peranan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran cenderung memperbesar ketidakmerataan pendapatan antar kecamatan. Sektor
industri pengolahan maupun sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya berpusat pada kecamatan yang masuk dalam daerah yang memiliki fasilitas, sarana dan
prasarana memadai. Sedangkan di kecamatan yang masuk daerah yang tertinggal masih minim akan fasilitas, sarana dan prasarana. Masyarakat di sana masih
mengandalkan sektor pertanian sebagai andalan di daerahnya.
4.2.3 Hasil Analisis Indeks Entropi Theil
Indeks Entropi Theil memungkinkan kita untuk membuat perbandingan selama kurun waktu tertentu. Karakteristik utama dari indeks Entropi Theil ini adalah
kemampuannya untuk membedakan ketimpangan antar wilayah between-region inequality
dan menyediakan pengukuran ketimpangan secara rinci dalam sub unit geografis selama periode tertentu, sedangkan yang lebih penting ketika kita mengkaji
gambaran yang lebih rinci mengenai ketimpangan spasial. Penggunaan indeks Entrophi Theil sebagai ukuran ketimpangan wilayah
memiliki keunggulan tertentu. Pertama, indeks ini dapat menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan analisa menjadi
lebih luas. Kedua, dengan menggunakan indeks ini dapat pula dihitung kontribusi dalam presentase masing-masing daerah terhadap disparitas pembangunan wilayah
secara keseluruhan sehingga dapat memberikan implikasi kebijakan yang cukup penting.
Indeks Entrophi Theil semakin besar berarti menunjukkan ketimpangan yang semakin besar, bila indeksnya mengecil maka distribusi pendapatan lebih merata, hal
tersebut sejalan dengan indeks Williamson. Indeks Entropi Theil dapat dibagi menjadi ketimpangan dalam group within dan ketimpangan antar group between.
Ketimpangan dalam group whitin ini berdasarkan atas pengklasifikasian dari
44
tipologi Klasen dengan pendekatan wilayah yang membagi kecamatan di Kabupaten Jember menjadi 4 kriteria sesuai dengan pertumbuhan dan PDRB perkapita.
Tabel 4.8. Indeks Entrophi Theil Berdasarkan Kelompok Tipologi Klassen Dengan Pendekatan Wilayah Tahun 2006-2011
Tahun Total
Theil Theil
Between Theil Within
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
2006 0,1701
0,0865 0,0015
0,0044 0,0019
0,0758 2007
0,1709 0,0861
0,0014 0,0043
0,002 0,077
2008 0,1733
0,0926 0,0012
0,0074 0,0026
0,0694 2009
0,1731 0,0921
0,0012 0,0073
0,0026 0,07
2010 0,1783
0,0992 0,0012
0,0071 0,0025
0,0683 2011
0,1811 0,1024
0,0012 0,0071
0,0025 0,0679
Sumber : Lampiran 8-13 Pada tabel 4.8 rendahnya indeks total Entrophi Theil lebih disebabkan karena
tingkat ketimpangan dalam group within yang begitu kecil terlebih lagi penghitungan menggunakan sub unit yang lebih detail yaitu rata-rata PDRB perkapita
per kecamatan dibagi dengan jumlah penduduk rata-rata per Kabupaten Jember. Nilai Indeks Entropi Theil mengalami kenaikkan dari tahun 2006 sampai dengan 2008
0,1701 menjadi 0,1733, tahun 2009 mengalami penurunan tetapi kemudian naik lagi dari tahun 2010 sampai 2011 0,1783 menjadi 0,1811. Indeks ketimpangan Entropy
Theil tidak memiliki batas atas atau batas bawah, hanya apabila semakin besar nilainya maka semakin timpang dan semakin kecil semakin merata Kuncoro, 2004.
Apabila ditarik kesimpulan maka hasil analisis dengan menggunakan indeks entropi theil menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah dan menunjukkan
distribusi pendapatan cenderung lebih merata.
4.2.4 Korelasi Pearson dan Hipotesis Kuznets