Pengujian Prasyarat Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN

60. Pada pertanyaan ke Sembilan siswa yang menjawab “ya” ada sabanyak 80 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 20. Dan pertanyaan ke sepuluh persentase siswa yang menjawab “ya” ada sebanyak 82 dan 18 lainnya menjawab “tidak”.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pada data nilai pretest dan nilai posttest dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji normalitas: Tabel 4. 5. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Data Nilai N Α L hitung L tabel Kesimpulan Pretest 40 0,05 0,1241 0,1401 H o diterima Posttest 40 0,05 0,1230 0,1401 H o diterima Dari tabel di atas pada pretest diperoleh Lo = 0,1241, sedangkan Lt = 0,1401 dengan taraf s ignifikansi α = 0,05 dan n = 40, karena L hitung L tabel maka H o diterima, yaitu populasi berdistribusi normal. Sedangkan pada posttest diperoleh Lo = 0,1230, sedangkan Lt = 0,1401 dengan taraf s ignifikansi α = 0,05 dan n = 40, karena L hitung L tabel maka H o diterima, yaitu populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas data nilai pretest dan nilai posttest dengan menggunakan Lilliefors dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi homogen atau tidak. Kriteria uji homogenitas adalah H o diterima jika F hitung lebih kecil dari F tabel dan H o ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel . Jika H o diterima berarti data penelitian berasal dari populasi homogen, sedangkan jika H o ditolak berarti data penelitian berasal dari populasi tidak homogen. Pada data nilai pretest dan nilai posttest dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji homogenitas: Tabel 4.6 Hasil Pengujian Homogenitas dengan Uji Fisher α Data Nilai Jumlah Varians F hitung F tabel Kesimpulan 0,05 Pretes Postes N Pretes = 40 N Postest = 40 27,97 43,76 1,56 1.69 H o diterima Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung = 1,56 sedangkan nilai F tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dengan derajat kebebasan pembilang 40 dan derajat kebebasan penyebut 40 adalah 1,69. karena nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel, maka H o diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data bersifat homogen. Perhitungan homogenitas dengan menggunakan uji Fisher dapat dilihat pada lampiran. 3. Uji N-Gain Hasil belajar dapat dianalisis untuk melihat sejauh mana pengaruh pembelajaran kimia berbasis inkuiri terhadap pemahamn konsep koloid. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dengan membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir dan uji menggunakan nilai N-Gain. Tabel 4.7. Hasil N-Gain Siswa No Pretest Posttest Gain Kategori 1 56 78 0.50 Sedang 2 49 70 0.41 Sedang 3 56 74 0.41 Sedang 4 49 70 0.41 Sedang 5 61 88 0.69 Sedang 6 43 62 0.33 Sedang 7 61 74 0.33 Sedang 8 65 96 0.89 Tinggi 9 53 74 0.45 Sedang 10 43 62 0.33 Sedang 11 56 78 0.50 Sedang 12 49 70 0.41 Sedang 13 30 67 0.53 Sedang 14 56 78 0.50 Sedang 15 47 67 0.38 Sedang 16 30 50 0.29 Rendah 17 53 74 0.45 Sedang 18 47 67 0.38 Sedang 19 56 88 0.73 Tinggi 20 53 74 0.45 Sedang 21 61 88 0.69 Sedang 22 56 78 0.50 Sedang 23 49 67 0.35 Sedang 24 61 88 0.69 Sedang 25 34 56 0.33 Sedang 26 61 88 0.69 Sedang 27 49 70 0.41 Sedang 28 53 74 0.45 Sedang 29 43 62 0.33 Sedang 30 53 78 0.53 Sedang 31 56 78 0.50 Sedang 32 34 56 0.33 Sedang 33 53 70 0.36 Sedang 34 34 62 0.42 Sedang 35 49 70 0.41 Sedang 36 56 78 0.50 Sedang 37 47 67 0.38 Sedang 38 53 74 0.45 Sedang 39 47 67 0.38 Sedang 40 56 78 0.50 Sedang rata- rata

50.45 72.75

0.46 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang termasuk kategori tinggi sebanyak 2 siswa 5, kategori sedang sebanyak 37 siswa 97.5 dan siswa yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 1 siswa 2.5 . Berikut adalah diagram kategorisasi perolehan skor N-gain. 20 40 60 80 100 Rendah Sedang Tinggi 2,5 92,5 5 Gambar 4.1. Diagram Persentase Kategorisasi Perolehan Skor N-Gain 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran kimia berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan test “t”. Kriteria uji t adalah H a diterima jika t hitung lebih besar dari t tabel dan H a ditolak jika t hitung lebih kecil dari t tabel .Jika H a diterima berarti terdapat pengaruh pembelajaran kimia berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa, sedangkan jika H a ditolak berarti tidak terdapat pengaruh pembelajaran kimia berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa. Pada data nilai pretest dan nilai posttest dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji t: Tabel 4.8. Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t N α t hitung t tabel Kesimpulan 40 0,01 4,84 2,68 H a diterima Dari hasil pengujian diperoleh nilai t hitung = 4,48 sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dengan derajat kebebasan 40 adalah 2,68. karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka H a diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pembelajaran kimia berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa. Perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada lampiran.

C. Pembahasan