BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan pada bulan Mei, semester dua tahun ajaran 2009-2010.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan ekperimental lemah. Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-postest design. Desain ini
dapat digambarkan seperti berikut
1
:
Table 3.1 Desain Penelitian
Pretest Perlakuan
Posttest O
1
X O
2
Keterangan : X : perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kimia berbasis inkuiri
O
1
: nilai pretest sebelum diberikan pembelajaran inkuiri O
2
: nilai posttest setelah diberikan pembelajaran inkuiri
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan tertentu
sehingga memenuhi keinginan dan kepentingan peneliti.
2
1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 110-111
2
Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan,Ciputat: Quantum Teaching, 2006, h. 71
1. Populasi target
Seluruh siswa SMA N 1 Pamulang yang terdaftar pada semester dua tahun ajaran 2009-2010 yang mendapat pelajaran kimia.
2. Populasi terjangkau
Seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Pamulang yang terdaftar pada semester dua tahun ajaran 2009-2010 dan mendapat konsep koloid.
3. Sampel
Sampel yang diambil adalah kelas XI-A yang berjumlah sebanyak 40 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis, adapun angket sebagai data pendukung.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu :
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran terdiri atas silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Selain itu digunakan juga Lembar Kerja Siswa
LKS yang digunakan untuk membuat siswa lebih aktif dalam belajar. 2.
Instrumen Pengumpulan Data a.
Tes Hasil Belajar Tes ini diberikan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan
pemahaman siswa pada konsep koloid. Tes yang digunakan berupa tes objektif pilhan ganda.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar N
o Indikator
Jenjang Kognitif Jumlah
C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
1 Mengklasifikasikan
suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid
berdasarkan data hasil percobaan
homogenitasheterogen itas, penyaringan dan
effek thyndall. 2,4
,6 1
,3,5 6
2 Mengelompokkan jenis
koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi. 7,8,9
,10, 11,12, 13
7
3 Menjelaskan proses
pembuatan koloid. 14
15,16,17, 18,19
6
4 Mendeskripsikan sifat-
sifat koloid Efek tyndall dan koagulasi
melalui percobaan. 20,21
, 22
23 ,24,
25, 26,27
8
5
Mendeskripsikan peranan koloid pada
industri kosmetik,
makanan, dan farmasi. 28
, 29,30
3
Jumlah 14
8 8
30
b. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang proses pembelajaran dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman
siswa pada konsep koloid dengan pendekatan inkuiri yang digunakan dalm proses pembelajaran. Selain itu digunakan untuk mendapatkan
data sekunder yang mendukung dari data primer.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan, maka dipergunakan teknik sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah tahap pertama dalam pengolahan data yang dilakukan untuk pengecekan terhadap pengisian lembar observasi dan tes
tulis yang diberikan, setiap lembar observasi dan lembar jawaban dari soal tes diperiksa satu per satu untuk memastikan pengisiannya sesuai
dengan petunjuk. b.
Skoring Setelah dilakukan editing, maka penulis melakukan pemberian
skor terhadap butir indikator-indikator yang ada pada lembar observasi.
c. Tabulating
Adalah proses mengubah data ke dalam bentuk tabel, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan persentase.
2. Kalibrasi Instrumen
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif.
Sebelum soal pada tes pilihan ganda digunakan terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan berupa uji validitas, reliabilitas, daya pembeda,
dan taraf kesukaran. a.
Uji validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau
sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
3
Rumus yang diguanakan untuk menghitung koefisien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total tes adalah
4
:
r
bis
= X
i
− X
t
S
t
p
i
q
i
Keterangan : r
bis
adalah koefisien korelasi X
i
adalah rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor X
t
adalah rata-rata skor total semua responden S
t
adalah standar deviasi skor total semua responden p
i
adalah proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q
i
adalah proporsi jawaban salah untuk butir nomor i Soal dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r table.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, dapat diartikan sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
5
r
ii
= k
k − 1
1 −
S
i 2
S
t 2
Keterangan: r
ii
adalah koefisien realibilitas tes k adalah jumlah butir soal
S
i
adalah varians skor butir soal S
t
adalah varians skor total c.
Uji daya pembeda
3
Ahmad Sofyan dkk, Evaliuasi Pelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet. Ke 1, h. 105
4
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi ... , h. 109
5
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi ..., h.106
Daya beda dugunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai
dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Rumus yang digunakan adalah
6
= � − ��
0,5 Keterangan:
D adalah daya beda soal Ba adalah jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb adalah jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah N adalah jumlah siswa
Klsifikasi daya pembeda ; 0,70 - 1,00 = baik sekali excellent
0,40 - 0,70 = baik good 0,20
– 0,40 = cukup statisfactory 0,00
– 0,20 = jelek poor
7
d. Uji taraf kesukaran
Taraf kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan
proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
Rumus yang digunakan adalah
8
� = �
��
Keterangan : P adalah proporsi atau indeks kesukaran
B adalah jumlah siswa yang menjawab benar
6
Ahmad Sofyan dkk Evaluasi ...., h.105
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002, h.221
8
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi ...., h.103
JS adalah jumlah siswa Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Ketentuan lain adalah jika:
P = 0 – 0,30 soal dikatakan sukar
P = 0,30 – 0,70 soal dikatakan sedang
P = 0,70 – 1 soal dikatakan mudah
9
3. Teknik Analisis Data
Analisis data
adalah proses
mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar.
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab masalah dan hipotesis penelitian. Untuk itu dilakukan beberapa
pengujian dengan urutan sebagai berikut: a.
Uji Prasyarat Analisis Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengelola data yang
diperoleh adalah sbb: 1
Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari hasil tes awal dan terakhir
2 Menentukan distribusi frekuensi dari masing-masing data pretest dan
posttest. Untuk menentukan distribusi frekuensi maka ditempuh beberapa langkah:
a Mengurutkan skor dari tertinggi sampai skor terendah
b Menentukan rentang data range
c Menentukan panjang kelas interval
d Membuat tabel distribusi frekuensi
e Menentukan mean dengan rumus:
� = �
� �
�=1 �
� �
�=1
f Menentukan Modus dengan rumus:
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evalusi Pendidikan Jakarta, Bumi Aksara, 2008 h.212
� = � + �
1
�
1
+ �
2
g Menentukan median dengan rumus:
� = � + 2 − �
�
b. Uji Normalitas
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini dugunakan uji
Liliefors Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil hingga ke yang terbesar b
Kolom Zi
Xi X
Z S
S = simpangan baku c
Kolom Zt Nilai Zt dikonsultasikan pada Ftabel
d Kolom FZi
Jika Zi negatif maka FZi = 0.5 – Zt
Jika Zi positif maka FZi = 0.5 + Zt e
Kolom SZi S = nomer responden
Jumlah responden f
Kolom FZi – SZi Merupakan harga mutlak selisih dari FZi
– SZi g
Menentukan harga terbesar dari selisih tersebut untuk mendapatkan Lo.
Kriteria pengujian dari uji Lilieforse yaitu:
Jika Lo Lt maka H0 diterima, yang berarti data sampel terdistribusi normal.
Jika Lo Lt maka Ha diterima, yang berarti data sampel tidak terdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Fisher, dengan rumus:
10
� =
�
1 2
�
2 2
dengan �
2
= � − �
2
Keterangan: F = Homogenitas
S
1 2
= Varians terbesar S
2 2
= Varians terkecil Langkah
– langkah pengujian adalah sebagai berikut : a
Hitung rata-rata X b
Menentukan selisih
n
X X
c Menentukan kuuadrat selisih
2 n
X X
d Menjumlah kuadrat-kuadrat tersebut
e Jumlah kuadrat tersebut dibagi dengan n
f Mencari
varians dengan
menggunakan rumus
11
: �
2
= � − �
2
g Mencari Fhitung dengan rumus
12
,
10
H.E.T. Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Pelatihan Pendidkan Bandung:IKIP Bandung Press,2000,h. 295
11
H.E.T. Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Pelatihan Pendidkan Bandung:IKIP Bandung Press,2000, h.123
12
Subana,dkk, Statistika Pendidikan Bandung:Pustaka Setia, 2005, h. 172
Fhitung =
var var
ianterbesar ianterkecil
Kriteria pengujiannya : Jika F
hit
F
t
maka H
o
diterima, kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Jika F
hit
F
t
maka H
a
diterima, kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen.
d. Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan mengg unakan uji “t” jika hasil uji
normalitas normal. Tes t adalah tes yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan
bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Adapun untuk mencari perbedaan hasil belajar antara pretest dengan postest digunakan rumus sebagai berikut:
13
= �
�
�
Dimana � =
�
�
= �
− 1 �
=
2
−
2 2
Keterangan: To : Nilai t hitung
M
D
: Nilai rerata gain N : jumlah subjek yang diteliti
13
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarata: Raja Grafindo Persada, 2001, h.289-290
SE
MD
: standar kesalahan SD
D
: Standar deviasi Ʃ D : selisih nilai posttest dengan pretest
Kritreria pengujian
Jika t
hit
≥ t
tab
maka Ha diterima, yang berarti pengaruh antara pembelajaran kimia berbasis inkuiri dengan pemahaman konsep
siswa. Jika t
hit
≤ t
tab
maka Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran kimia berbasis inkuiri dengan
pemahaman konsep siswa.
e. Uji Normal Gain
Menentukan Normal gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Normal Gain dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini:
14
= �
− � − �
Keterangan : g = normal gain
Mps = maximum possible score: skor ideal = 100 Dengan katagori perolehan:
g-tinggi : nilai g 0,70 g-sedang : nilai 0,70
”g” 0,30 g-rendah : nilai g 0,30
14
David E. Meltzer, “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics and Astronomy
: A possible “ Hidden Variable” in Diagnostic Pretest S
cores” http:physics.ia.state.eduperdocsaddendum_on_normalized_gain.pdf
, diakses pada 2011
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Kognitif
a. Data Pretest
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 40 siswa yang menjadi sampel diperoleh data pretest dengan nilai tertinggi
63, nilai terendah 30, dan nilai rata-rata sebesar 48,1. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi pretest
No. Interval
Frekuensi fi
Nilai Tengah
xi f
1. 30
– 35 5
32,5 12,5
2. 36
– 41 38,5
3. 42
– 47 7
44,5 17,5
4. 48
– 53 13
50,5 32,5
5. 54
– 59 9
56,5 22,5
6. 60
– 65 6
62,5 15
Tabel di atas menunjukkan skor pada interval 48 −53 merupakan
skor yang paling banyak diperoleh siswa yaitu sebesar 32,5 . Skor rerata yang diperoleh adalah 50,35. Banyaknya siswa yang
memperoleh skor di atas skor rerata adalah 22 siswa atau sebanyak 55 , berada pada interval ke 4,5, dan 6. Sedangkan siswa yang