1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam situasi perekonomian global, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara. Kondisi ini menimbulkan persaingan yang
ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah menunjukkan kemajuan yang pesat dengan semakin bertambahnya jumlah
perusahaan dari hari ke hari membuat persaingan dunia bisnis di Indonesia menjadi ketat. Berbagai jenis perusahaan bermunculan yang bergerak di
bidang yang berbeda-beda seperti bidang jasa, manufaktur, maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang
terbaik, hal ini mendorong masing-masing perusahaan untuk melakukan berbagai strategi agar terhindar dari kebangkrutan.
Perusahaan mempunyai
tujuan jangka
panjang yaitu
memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka kemakmuran pemegang saham akan semakin meningkat. Menurut Fama
dalam Pakpahan 2010:214 nilai perusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya. Harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran
investor, sehingga harga saham tersebut dapat dijadikan proksi nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Nilai perusahaan dapat dinilai dari harga sahamnya yang stabil dan mengalami kenaikan dalam jangka panjang. Harga saham yang
2
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Semakin tinggi nilai perusahaan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham. Harga saham
di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang
dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan. Salah satu contoh perusahaan yang memaksimumkan nilai perusahaan
yaitu Grup Lippo menambah porsi kepemilikannya di PT Lippo Karawaci Tbk LPKR menjadi 27,03. Penambahan saham ini dilakukan melalui
perusahaan afiliasinya, Pacific Asia Holdings Limited. Langkah ini bakal berdampak positif terhadap kinerja emiten properti itu, langkah Lippo
menambah porsi kepemilikan mencerminkan keyakinan grup itu terhadap prospek LPKR. LPKR akan diuntungkan karena lebih mudah melakukan
ekspansi serta bisa mencari tambahan modal. Nilai kapitalisasi pasar LPKR saat ini sekitar Rp 16 triliun. Ini merupakan nilai kapitalisasi pasar
terbesar di antara perusahaan properti yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI. LPKR pernah menuturkan rencana untuk meningkatkan nilai
perusahaan dari US 3 miliar menjadi US 8 miliar. Untuk itu LPKR telah menyusun rencana ekspansi Indreswari, 2012:1.
Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan juga dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan,
dalam hal ini satu keputusan keuangan akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Keputusan
3
penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen Wijaya, 2010:3.
Keputusan investasi sangat penting karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan merupakan inti dari
seluruh analisis keuangan Brealy et al., 2007:4. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-
peluang investasi. Berdasarkan signaling theory, pengeluaran investasi menunjukkan sinyal positif tentang pertumbuhan aset perusahaan di waktu
yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.
Dalam keputusan investasi, perusahaan dihadapkan pada keputusan tentang berapa dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan
aktiva tetap serta pos-pos yang terkait dengan aktiva lain perusahaan. Susanti 2010:49 menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi, artinya keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai tujuan perusahaan dapat dicapai melalui
kegiatan investasi perusahaan. Investasi modal merupakan salah satu aspek utama dalam keputusan investasi selain penentuan komposisi aktiva.
Dengan demikian dapat disimpulkan apabila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan
sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya.
Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi
4
nilai perusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Keputusan investasi akan berimbas pada sumber dan pembiayaannya. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari internal atau eksternal perusahaan.
Selain itu sumber pendanaan bisa berasal dari hutang atau modal sendiri. Keputusan pendanaan ini berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam
mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan komposisi sumber pendanaan. Arieska 2011:17 menyatakan bahwa semakin tinggi
proporsi hutang maka semakin tinggi nilai perusahaan. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman
daripada menerbitkan saham baru. Kebijakan hutang yang akan diambil perusahaan juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan hutangnya. Kemampuan perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana kepada perusahaan.
Di sisi lain penambahan hutang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan. Semakin besar hutang, semakin besar pula
kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya.
Berdasarkan teori Trade off Theory mengemukakan bahwa kenaikan hutang akan bermanfaat jika dapat meningkatkan nilai perusahaan, artinya
bahwa penambahan hutang belum mencapai titik optimal suatu batas optimal dari jumlah hutang yang dapat menyebabkan nilai perusahaan
tersebut maksimal. Jika manfaat hutang menjadi lebih kecil dibandingkan
5
nilai kebangkrutan maka penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital gain. Seorang investor yang tidak bersedia berspekulasi
akan lebih memilih dividen daripada capital gain. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi,
maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham
perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika
perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dividen yang besar akan
meningkatkan nilai perusahaan Chen, 2009:27. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Efni, dkk 2012 menyatakan
bahwa keputusan investasi mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap nilai perusahaan dimana keputusan investasi yang tepat akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini dapat diartikan bahwa keputusan investasi yang baik adalah keputusan invesasi yang dapat menghasilkan
NPV positif, artinya keputusan investasi tersebut dapat menghasilkan return
yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.
6
Pengujian atas keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh Afzal dan Rohman 2012 yang menyatakan hasil
pengujian regresi menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila
keputusan pendanaan naik sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan naik. Adanya pengaruh positif yang diberikan keputusan pendanaan
menunjukkan keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak
daripada menggunakan pendanaan melalui hutang, sehingga laba yang diperoleh akan semakin besar.
Pengujian atas kebijakan dividen telah dilakukan oleh Adelegan 2011 yang menyatakan bahwa hubungan antara dividen dan nilai
perusahaan adalah positif ketika semua perusahaan dikumpulkan bersama- sama. Hubungan positif antara dividen dan nilai perusahaan menyiratkan
bahwa dividen memberikan informasi mengenai profitabilitas yang diharapkan dari pendapatan dan investasi. Wijaya dan wibawa 2010
memberikan konfirmasi empiris bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tersebut adalah
membagikan laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa 2010 mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Perbedaan
7
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa adalah peneliti mengubah proksi pada pengukuran keputusan investasi
menggunakan Total Assets Growth TAG karena PER Price Earning Ratio
pada penelitian Wijaya 2010 memiliki kelemahan yaitu penaksiran masa depan yang tidak pasti, sedangkan pada TAG bagi
perusahaan merupakan kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan dana. Perbedaan lainnya adalah
peneliti menggunakan periode tahun yang lebih baru yaitu periode tahun 2008-2011.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen suatu perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-
2011.”
B. Perumusan Masalah