Untuk mencatat berbagai kondisi dari jaringan periodontal, tidak diperiksa semua gigi, melainkan hanya beberapa gigi saja yang disebut gigi-gigi indeks.
Gigi- gigi indeks yang harus diperiksa adalah 17, 16, 11, 26, 27, 47,46, 31, 36 dan 37.
Prinsip pencegahan penyakit periodontal yang tidak berubah selama bertahun-tahun adalah kontrol plak mekanis secara teratur dan konsisten pada gigi
dan sulkus gingiva, yang meliputi menyikat gigi, menggunakan alat pembersih interdental dan berkumur-kumur dengan larutan fluor. Pendekatan pencegahan
penyakit periodontal tidak spesifik bersifat bakteri oleh karena itu keberhasilan kontrol plak tergantung pada motivasi individu.
1
Pertahanan jaringan periodontal dapat ditingkatkan dengan nutrisi yang baik. Salah satu nutrisi yang berkaitan dengan peningkatan pertahanan jaringan
periodontal adalah vitamin C. Apabila kadar vitamin C rendah maka metabolisme akan terganggu sehingga menurunkan daya regenerasi dan reparasi jaringan
periodontal. Selain itu terganggunya pembentukan tulang alveolar dan meningkatnya permeabilitas ekologis subgingiva sehingga meningkatkan
patogenesis mikroorganisme tertentu.
1
2.2 Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan 2.2.1 Batasan Perilaku
Perilaku manusia terdapat dalam setiap aspek kehidupan manusia. Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau
Universitas Sumatera Utara
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Perilaku umumnya dapat diamati orang lain atau disebut sebagai internal ativities seperti persepsi, emosi, pikiran dan motivasi.
6
2.2.2 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan yang mempengaruhi. Respon terhadap stimulus yang sama dapat berbeda-beda pada tiap-tiap orang yang berbeda
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
14
Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni :
6
a. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti
menyadari stimulus objek terlebih dahulu. b.
Interest, yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulus. c.
Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
Universitas Sumatera Utara
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Faktor-faktor yang dapat membedakan respon terhadap stimulus yang
berbeda determinan perilaku dibedakan menjadi dua, yakni:
6
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan bersifat bawaan, misalnya : jenis kelamin, tingkat kecerdasan, tingkat emosional.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni faktor luar yang dapat
mempengaruhi, misalnya : faktor lingkungan yang merupakan faktor yang dominan yang mempengaruhi perilaku seseorang, faktor lain yang mempengaruhi
yaitu faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik. Perilaku merupakan totalitas aktivitas seseorang yang merupakan hasil
dari beberapa faktor eksternal maupun internal. Benyamin Bloom 1908 membagi perilaku kedalam tiga domain ranah, yang terdiri dari ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam kehidupan terdapat tiga tahap mengadopsi suatu perilaku, yaitu:
6,14,16
a. Pengetahuan knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut
terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
Universitas Sumatera Utara
dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.
6,16
1. Tahu know, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang diperoleh dari rangsangan
yang telah diterima. 2.
Memahami comprehension, diartikan sebagai sesuatu kemampuan penjelasan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi secara benar. 3.
Aplikasi application, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu situasi dan kondisi yang
sebenarnya. 4.
Analisis analyze, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5.
Sintesis syntesis, merupakan suatu kemampuan untuk melakukan atau mengembangkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
6. Evaluasi evaluation, evaluasi berkaitan dengan kemampuan
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
7,6,11
b. Sikap attitude
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat
dikutipkan sebagai berikut. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb salah satu ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
6
Universitas Sumatera Utara
Dalam bagian lain Allport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok: kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek;
kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek; kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap
yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting .
6
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri atas berbagai tingkatan.
6
1. Menerima receiving, diartikan bahwa orang subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2.
Merespon responding, memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. 3.
Menghargai valuing, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab responsoble, bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Tindakan practice
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau berpendapat sikap, proses selanjutnya
adalah diharapkan subjek akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang
Universitas Sumatera Utara
diketahuinya dan disikapinya dinilai baik. Dalam memutuskan perilaku tertentu dibentuk atau tidak, seseorang selain mempertimbangkan informasi dan
keyakinan tentang keuntungan atau kerugian yang akan didapat juga mempertimbangkan sejauh mana dia dapat mengatur perilaku tersebut. Menurut
Bandura, pengaturan diri dalam hal berperilaku secara efektif tidak akan dicapai hanya dengan kehendak atau sikap saja, akan tetapi dituntut juga untuk memiliki
keterampilan untuk memotivasi dan bimbingan diri, dengan kata lain memiliki pengetahuan yang baik.
15
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Rancangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan metode survei. Pada setiap sampel dilakukan pemeriksaan kebutuhan perawatan penyakit
periodontal berdasarkan indeks CPITN sehingga diperoleh data skor perawatan penyakit periodontal pada keenam sektan dan wawancara tentang perilaku
perawatan penyakit periodontal yang dibantu dengan kuesioner sehingga diperoleh data gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan tentang penyebab,
pencegahan dan pengobatan penyakit periodontal.
3.2 Populasi dan sampel penelitian
Populasi penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di tiga desa di Kecamatan Pangururuan yang berumur 15-65 tahun, tidak memiliki penyakit
sistemik dan tidak sedang hamil. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus :
Z
2 1-
α
P1-P n =
d
2
Keterangan : Z : Standar deviasi normal. Standar deviasi untuk 1,96 dengan kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara