Analisis Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2012

(1)

ANALISIS PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS DI KOTA MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

SHISKA BUWANA DHEWI 101000384

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

ANALISIS PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS DI KOTA MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SHISKA BUWANA DHEWI 101000384

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

(4)

ABSTRAK

Pelaksanaan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan berpedoman pada Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Tujuan utama dari perencanaan tingkat puskesmas adalah untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan puskesmas dalam menyusun perencanaan kegiatan tahunan agar puskesmas mampu melaksanakan kegiatan secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan tahun 2012. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang, yaitu 1 orang Kepala Bidang Program dan Perencanaan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, 3 orang kepala puskesmas (Puskesmas Glugur Darat, Kampung Baru, Kedai Durian), dan 6 orang staf puskesmas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan telah mengetahui adanya perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan. Puskesmas yang ada di Kota Medan telah melaksanakan atau menyusun perencanaan tingkat puskesmas yang biasa disebut dengan POA (Plan Of Action) Puskesmas yang rutin dibuat setiap tahunnya. Selama tahun 2012 belum pernah ada pelatihan khusus mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas, selain karena keterbatasan dana, hal itu juga disebabkan karena puskesmas sudah memahami masalah perencanaan tingkat puskesmas dan sudah menjadi hal yang rutin dilaksanakan oleh semua puskesmas di Kota Medan. Dalam menyusun perencanaan tingkat puskesmas, semua sudah mengacu pada Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dengan ketentuan 4 tahapan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas, yaitu tahap persiapan, analisis situasi, penyusunan rencana usulan kegiatan dan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan. Dan keempat tahapan tersebut sudah dilaksanakan oleh puskesmas dengan baik.

Diharapkan kepada puskesmas yang ada di Kota Medan dapat menyusun rencana kegiatan tahunannya secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumberdaya yang ada, dengan tetap membina peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Kata Kunci : Perencanaan Tingkat Puskesmas,


(5)

ABSTRACT

The implementation of the planning to health centers in Medan is guided by the Standard Manual for Health Center. The main purpose of planning to helth center is to prevent any problems on public health, it shall be due to public health, the effort to health development or for supporting to public health. In addition, it aims to improve performance of health center in arranging the annual activities with plans for health center capable to do activities efficiently, effectively and shall be accountable.

This research was a survey with qualitative approach witch was aimed to explain how the planning of the health centers in Medan for 2012. The primary data were collected by thorough interviews, and the secondary data were obtained from the health service Medan. The informants to this research comprised of 10 persons, one head of program and planning of the city health service in Medan, three head of health centers (Health centers of Glugur Darat, Kampung Baru, and Kedai Durian), and ten staff for health centers.

The result of the research showed that all the informants had known the planning of the health centers in Medan city. The health centers in Medan was do or arrange it well with term POA (Plan Of Action) that has been done routinely annually. For 2012, there is not done yet any special training about the planning, it is shortage of fund reasonable, the health centers mostly aware the points of planning to execute and fortunately in generally according to four phases, such as pre-planning, analysis on situation, arrange the plan of activity and arrange the plan of implementation. For all the phases has been done properly.

It is encouraged to all Health Centers available on Medan city more passionateto havea better official planning and do it optimally based on the problems dealth with as usual and also to improve the human resources available.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Shiska Buwana Dhewi Tempat/ Tanggal Lahir : Patumbak/ 28 Juli 1980 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara Status Perkawinan : Kawin

Alamat Rumah : Jl. Buntu Dusun VIII No.62 Bandar Setia Alamat Kantor : Politeknik Kesehatan Medan

Jl. Jamin Ginting Km.13,5 Kel. Laucih Medan Tuntungan

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1986-1992 : SD PAB 22 Patumbak 2. Tahun 1992-1995 : SMP Negeri 1 Deli Tua 3. Tahun 1995-1998 : SMU Negeri 2 Medan 4. Tahun 1998-2001 : Akademi Kesehatan Gigi Depkes RI Medan

5. Tahun 2010-2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2012”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. DR. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Heldy BZ, MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sekaligus Ketua Penguji dan Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

3. dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penguji I yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. DR. Juanita, SE, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi ini.


(8)

5. dr. Rusmalawaty, M.Kes, selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Departemen AKK FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Kabid Program dan Perencanaan dan seluruh staf yang telah membantu penelitian penulis.

9. Kepala Puskesmas Glugur Darat, Kampung Baru dan Kedai Durian dan seluruh staf yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

10. Orang tua tercinta Ayahanda (Buwono Suwito) dan Ibunda (Suryati) yang telah banyak memberikan dukungan semangat dan do’anya ketika penulis melakukan penelitian.

11. Teristimewa suami tercinta Ahmad Tohir Harahap, SP dan anakku tersayang Ahmad Dzakwan Farras Harahap yang telah banyak memberikan motivasi dan do’anya ketika penulis mengalami masa-masa sulit dalam setiap langkah penulisan skripsi ini.

12. Teman-teman di FKM, khususnya sahabat-sahabat di AKK yang selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.


(9)

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skrip[si ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 13 Desember 2012


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ……….. i

Abstrak ………. ii

Abstract……… iii

Daftar Riwayat Hidup ……… iv

Kata Pengantar ………... v

Daftar Isi ……….. vi

Daftar Tabel ………. xi

Daftar Gambar ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 6

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 6

1.4 Manfaat Penelitian ……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 8

2.1 Perencanaan ……….. 8

2.1.1 Pengertian Perencanaan ……… 8

2.1.2 Unsur Perencanaan ………... 11

2.2 Puskesmas ……… 17

2.2.1 Konsep Puskesmas ……… 17

2.3 Perencanaan Tingkat Puskesmas ……….. 20

2.3.1 Pengertian Perencanaan Tingkat Puskesmas …… 20

2.3.2 Ruang Lingkup Perencanaan Tingkat Puskesmas… 21 2.3.3 Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas …… 22

2.3.4 Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ………. 23

2.3.5 Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Dalam Proses Perencanaan Tingkat Puskesmas …………. 28

2.4 Fokus Penelitian ……….. 32

BAB III METODE PENELITIAN ………. 34

3.1 Jenis Penelitian ……….. 34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 34

3.3 Informan ……… 34


(11)

3.5 Triangulasi ……… 35

3.6 Definisi Istilah ………. 36

3.7 Teknik Analisa Data ……… 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. 37

4.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Medan ……… 38

4.3 Puskesmas Kota Medan ……… 40

4.4 Karakteristik Informan ………. 42

4.5 Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan Tahun 2012 ……… 43

4.5.1 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan.. 43

4.5.2 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Pelatihan Khusus Mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan ………. 44

4.5.3 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan… 46 4.5.4 Pengetahuan Informan Tentang Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan… 47 ` 4.5.5 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Staf Puskesmas Atau Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan ………. 48

4.5.6 Pengetahuan Informan Tentang Apakah Puskesmas Melakukan Pengumpulan Data, Baik Data Umum Maupun Data Khusus Dalam Menyususn Perencanaan Tingkat Puskesmas ………. 49

4.5.7 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan ………. 50

4.5.8 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan ……… 51

4.5.9 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Koordinasi Dengan Pihak Kecamatan Atau Kelurahan Dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……. 53 4.5.10 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Kesulitan


(12)

Atau Kendala Yang Dialami Dalam Penyusunan

Perencanaan Tingkat Puskesmas ………. 54

4.5.11 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Peran Serta Masyarakat Dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……….. 55

4.5.12 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Peralatan Yang Digunakan Untuk Mendukung Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……. 56

4.5.13 Pengetahuan Informan Tentang Format Yang Digunakan Dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……… 57

4.5.14 Pengetahuan Informan Tentang Manfaat atau Keuntungan Yang Diperoleh Dalam Pelaksanaan Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas …... 57

4.5.15 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Evaluasi Oleh Dinas Kesehatan Mengenai Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……… 58

BAB V PEMBAHASAN ……….. 60

5.1 Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan Tahun 2012 ……… 60

5.2 Ketersediaan Sarana dan Prasarana ………... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 64

6.1 Kesimpulan ………... 64

6.2 Saran ………. 65 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

1. Pedoman Wawancara

2. Surat Permohonan Izin Penelitian 3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Selesai Penelitian 5. Dokumentasi Penelitian


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Puskesmas di Kota Medan ……… 40 Tabel 4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Karakteristik ………… 43 Tabel 4.3 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya

Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan ……… 44 Tabel 4.4 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya

Pelatihan Khusus Mengenai Perencanaan Tingkat

Puskesmas di Kota Medan ……….……… 45 Tabel 4.5 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas di

Kota Medan ……….. 46 Tabel 4.6 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Mekanisme

Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan ………. 47 Tabel 4.7 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Staf

Puskesmas Atau Tim Penyusun Perencanaan Tingkat

Puskesmas di Kota Medan(Tahap Persiapan) ……… 48 Tabel 4.8 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Apakah

Puskesmas Melakukan Pengumpulan Data, Baik Data Umum Maupun Data Khusus

Dalam Menyususn Perencanaan Tingkat Puskesmas …… 49 Tabel 4.9 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Tahap

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Dalam

Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan ………. 51 Tabel 4.10 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan ………. 52


(14)

Tabel 4.11 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Koordinasi Dengan Pihak Kecamatan Atau Kelurahan

Dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……. 53 Tabel 4.12 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya

Kesulitan Atau Kendala Yang Dialami Dalam

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……… 54 Tabel 4.13 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Peran

Serta Masyarakat Dalam Penyusunan Perencanaan

Tingkat Puskesmas ……… 55 Tabel 4.14 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Peralatan

Yang Digunakan Untuk Mendukung Penyusunan

Perencanaan Tingkat Puskesmas ……… 56 Tabel 4.15 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Format Yang

Digunakan Dalam Penyusunan Perencanaan Tingkat

Puskesmas …... 57 Tabel 4.16 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Manfaat atau

Keuntungan Yang Diperoleh Dalam Pelaksanaan

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas …... 58 Tabel 4.17 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Evaluasi

Oleh Dinas Kesehatan Mengenai Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ……… 59


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Fokus Penelitian ……… 32 Gambar 2. Peta Kota Medan ……….. 37


(16)

ABSTRAK

Pelaksanaan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan berpedoman pada Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Tujuan utama dari perencanaan tingkat puskesmas adalah untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan puskesmas dalam menyusun perencanaan kegiatan tahunan agar puskesmas mampu melaksanakan kegiatan secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan tahun 2012. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang, yaitu 1 orang Kepala Bidang Program dan Perencanaan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, 3 orang kepala puskesmas (Puskesmas Glugur Darat, Kampung Baru, Kedai Durian), dan 6 orang staf puskesmas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan telah mengetahui adanya perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan. Puskesmas yang ada di Kota Medan telah melaksanakan atau menyusun perencanaan tingkat puskesmas yang biasa disebut dengan POA (Plan Of Action) Puskesmas yang rutin dibuat setiap tahunnya. Selama tahun 2012 belum pernah ada pelatihan khusus mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas, selain karena keterbatasan dana, hal itu juga disebabkan karena puskesmas sudah memahami masalah perencanaan tingkat puskesmas dan sudah menjadi hal yang rutin dilaksanakan oleh semua puskesmas di Kota Medan. Dalam menyusun perencanaan tingkat puskesmas, semua sudah mengacu pada Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dengan ketentuan 4 tahapan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas, yaitu tahap persiapan, analisis situasi, penyusunan rencana usulan kegiatan dan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan. Dan keempat tahapan tersebut sudah dilaksanakan oleh puskesmas dengan baik.

Diharapkan kepada puskesmas yang ada di Kota Medan dapat menyusun rencana kegiatan tahunannya secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumberdaya yang ada, dengan tetap membina peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Kata Kunci : Perencanaan Tingkat Puskesmas,


(17)

ABSTRACT

The implementation of the planning to health centers in Medan is guided by the Standard Manual for Health Center. The main purpose of planning to helth center is to prevent any problems on public health, it shall be due to public health, the effort to health development or for supporting to public health. In addition, it aims to improve performance of health center in arranging the annual activities with plans for health center capable to do activities efficiently, effectively and shall be accountable.

This research was a survey with qualitative approach witch was aimed to explain how the planning of the health centers in Medan for 2012. The primary data were collected by thorough interviews, and the secondary data were obtained from the health service Medan. The informants to this research comprised of 10 persons, one head of program and planning of the city health service in Medan, three head of health centers (Health centers of Glugur Darat, Kampung Baru, and Kedai Durian), and ten staff for health centers.

The result of the research showed that all the informants had known the planning of the health centers in Medan city. The health centers in Medan was do or arrange it well with term POA (Plan Of Action) that has been done routinely annually. For 2012, there is not done yet any special training about the planning, it is shortage of fund reasonable, the health centers mostly aware the points of planning to execute and fortunately in generally according to four phases, such as pre-planning, analysis on situation, arrange the plan of activity and arrange the plan of implementation. For all the phases has been done properly.

It is encouraged to all Health Centers available on Medan city more passionateto havea better official planning and do it optimally based on the problems dealth with as usual and also to improve the human resources available.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa, dimana kesehatan merupakan aspek penting dalam mewujudkan kesejahteraan tersebut. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam pasal 4 dan pasal 14 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, dapat disimpulkan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal karena itu merupakan hak semua orang. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan ; promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu, termasuk juga pelayanan kesehatan dasar. Semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan maka fungsi pelayanan kesehatan perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien, serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat (Mulyadi, 1998).


(19)

Puskesmas merupakan salah satu sarana untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat diwilayah kerjanya, sesuai dengan fungsi puskesmas sendiri sebagai pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan masyarakat. Sebagai pelayanan kesehatan strata pertama, puskesmas mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Depkes RI, 2006).

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan yang harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan. Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006).


(20)

Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan (Depkes RI, 2006).

Muninjaya (2004) mengatakan, fungsi perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari manajemen secara keseluruhan, tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen yang lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan merupakan sesuatu yang mutlak harus ada dalam setiap kegiatan, terlebih lagi kegiatan-kegiatan yang besar dan bersifat kompleks. Suatu kegiatan yang tidak didahului dengan perencanaan, kemungkinan besar tidak dapat mencapai tujuan, kalaupun tujuan dapat dicapai maka secara ekonomis tidak dapat dikatakan efektif dan efisien. Hal ini berlaku dalam program kesehatan yang sejak semula telah mengakui pentingnya peranan perencanaan dalam mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan berbagai program kesehatan serta mengkaitkannya dengan program-program sektor lain agar dapat diperoleh hasil yang berdaya guna dan berhasil guna.

Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga partisipasi masyarakat di wilayah kerjanya dapat lebih ditingkatkan. Untuk itu seluruh personil yang ada di puskesmas harus memahami prinsip-prinsip analisis sistem perencanaan dan pengawasan


(21)

puskesmas dalam pengelolaan program kesehatan masyarakat. Dokter di puskesmas disamping mempunyai tugas sebagai tenaga teknis medis juga mempunyai tanggung jawab sebagai pimpinan puskesmas. Oleh sebab itu dokter sebagai manajer juga dituntut untuk memahami prinsip-prinsip dasar pelayanan kesehatan masyarakat dan azas-azas analisis sistem perencanaan dan pengawasan puskesmas (Muninjaya, 2004).

Sesuai dengan fungsinya, puskesmas dituntut untuk mengembangkan tugas -tugas membina kesehatan masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip pokok analisis sistem perencanaan dan pengawasan, yakni efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan dan rasional dalam mengambil keputusan. Disamping itu pimpinan puskesmas juga harus peka terhadap permasalahan puskesmas yang berkembang di wilayah kerjanya dan mampu menjadi motivator dan penggerak kelompok-kelompok masyarakat (Muninjaya, 2004).

Puskesmas dalam pelaksanaan fungsi dan kegiatan programnya, telah dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : (1) Perencanaan tingkat puskesmas, (2) Lokakarya mini puskesmas, (3) Penilaian kinerja puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (Depkes RI, 2006).

Menurut penelitian Aryanto (2009) yang dilakukan di Kota Jayapura Provinsi Papua, hasil penelitian menunjukan bahwa :


(22)

(1) Pengetahuan SDM (Sumber Daya Manusia) yang terdapat di 9 puskesmas dan 1 Dinas Kesehatan dalam hal penyusunan perencanaan tingkat puskesmas masih dirasa kurang karena tidak adanya pedoman baku yang diberikan Dinas Kesehatan dan tidak pernah diadakan pelatihan tentang perencanaan tingkat puskesmas

(2) Semua puskesmas dalam membuat perencanaan tingkat puskesmas menggunakan data yang ada di puskesmas maupun data dari luar puskesmas atau dari masyarakat dalam bentuk Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

(3) Dalam membuat perencanaan, dari 9 puskesmas yang diteliti, tidak ada satupun puskesmas yang mengacu pada pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dengan ketentuan 4 tahapan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas, hanya tahap keempat saja, yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang dilakukan oleh semua puskesmas dalam membuat perencanaan

(4) Dalam pembuatan Perencanaan Tingkat Puskesmas belum ada suatu pedoman yang baku yang diturunkan dari Dinas Kesehatan dan juga tidak adanya pelatihan yang berkaitan dengan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas, serta data dan dana yang diusulkan ke dinas seringkali tidak diprioritaskan sehingga Puskesmas hanya melaksanakan rutinitas pelayanan yang ada di puskesmas. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan. Dari 9 puskesmas yang diteliti, tidak ada satupun puskesmas yang mengacu pada pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas.


(23)

Kota Medan memiliki 21 kecamatan dengan jumlah puskesmas sebanyak 39 puskesmas. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur yang sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001; 2008, dengan melihat kegiatan mini lokakarya yang merupakan bagian dari perencanaan puskesmas, kunjungan pasien yang semakin meningkat dan rekapitulasi kepuasan pasien berdasarkan kuesioner yang diedarkan oleh pihak puskesmas di puskesmas tersebut pada tahun 2011 ada sebanyak 45% pasien menyatakan bahwa pelayanan kepada pasien sudah memuaskan, akan tetapi untuk sarana dan prasarana di Puskesmas tersebut masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan tingkat puskesmas di puskesmas tersebut dan di beberapa puskesmas yang ada di Kota Medan. Apakah puskesmas sudah melaksanakan perencanaan sesuai dengan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas yang dikeluarkan Depkes RI tahun 2006.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan kesehatan tingkat puskesmas di Kota Medan pada Tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan perencanaan kesehatan tingkat puskesmas di Kota Medan pada Tahun 2012.


(24)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan fungsi perencanaan dan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan khususnya di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Medan.

2. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang administrasi kebijakan kesehatan.

3. Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan menentukan upaya yang tepat untuk dilaksanakan di masa depan yang telah ditetapkan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan merupakan langkah awal dalam siklus manajemen yang akan dilanjutkan dengan unsur-unsur lain seperti: pelaksanaan program dan kegiatan, pengorganisasian, penganggaran dan pengawasan. Keberhasilan suatu program ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna (Depkes, 2006).

Batasan tentang perencanaan menurut para ahli, seperti dikumpulkan Alamsyah (2011) sebagai berikut:

1. Perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan (Newman).

2. Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Allen).


(26)

3. Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Goetz).

4. Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Breton).

5. Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik (Notoatmodjo).

Menurut Handoko (2009), walaupun terdapat perbedaan dari berbagai batasan yang dikemukakan oleh para ahli, semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahapan berikut :

Tahap 1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber dayanya secara tidak efektif.

Tahap 2. Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan posisi organisasi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.


(27)

Tahap 3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan

Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan/peluang dan hambatan/ ancaman perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan

extern yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, atau mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi diwaktu mendatang adalah bagian esensi proses perencanaan.

Tahap 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif terbaik diantara berbagai alternatif yang ada.

Hadari Nawawi (2003) mengatakan bahwa esensi perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah pengambilan keputusan dengan memilah dan memilih alternatif kegiatan yang akan atau tidak dilaksanakan, agar usaha mencapai tujuan organisasi berlangsung secara efektif dan efisien.

2.1.2 Unsur Perencanaan

Unsur-unsur perencanaan menurut Azwar (1996) meliputi : 1. Rumusan Misi

Suatu perencanaan yang baik harus mengandung rumusan tentang misi yang dianut oleh organisasinya. Uraian yang tercantum dalam misi mencakup ruang


(28)

lingkup yang sangat luas, antara lain tentang latar belakang, cita-cita, tujuan pokok, tugas pokok serta ruang lingkup kegiatan organisasi. Perantara penting misi dalam perencanaan, sebagai pedoman bagi mereka yang akan melaksanakan rencana yang telah tersusun, untuk memperoleh dukungan dari pihak ketiga, misalnya dukungan dana dari pihak donor, perizinan dari pemerintah.

2. Rumusan Masalah

Suatu rencana yang baik haruslah mengandung rumusan tentang masalah

(problem statement) yang ingin diselesaikan. Rumusan masalah yang baik memiliki beberapa persyaratan penting diantaranya :

a. Harus mempunyai tolok ukur

Tolok ukur yang dimaksud paling tidak mencakup lima hal pokok yaitu tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, di mana masalah ditemukan, bilamana masalah terjadi serta berapa besarnya masalah.

b. Bersifat netral

Dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya masalah dan atau cara mengatasi masalah.

3. Rumusan Tujuan

Secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Tujuan umum

Pembuatan rumusan tujuan umum (goal) mempunyai persyaratan, secara sederhana dapat dibedakan sebagai berikut :


(29)

2) Jelas keterkaitannya dengan masalah yang ingin diatasi 3) Menggambarkan keadaan yang ingin dicapai

b. Tujuan khusus

Suatu rumusan tujuan khusus (obyektif), kecuali harus memenuhi semua persyaratan rumusan tujuan umum juga harus mempunyai tolok ukur. Tolok ukur tersebut dibedakan lima macam yakni : tentang apa masalah yang ingin diatasi oleh rencana kerja yang akan dilaksanakan, siapa yang akan memperoleh manfaat apabila rencana kerja dilaksanakan, berapa besar target yang akan dicapai, serta berapa lama rencana kerja akan dilaksanakan. Dari kelima tolok ukur tersebut, tiga diantaranya dapat diperoleh dari rumusan masalah dan mengenai besarnya target dan lama waktu pelaksanaan memerlukan pertimbangan sendiri.

4. Rumusan Kegiatan

Rumusan kerja yang baik harus mencantumkan rumusan kegiatan (activities)

yang akan dilaksanakan. Kegiatan dimaksud di sini adalah di satu pihak dapat mengatasi maslah yang dihadapi dan dipihak lain dapat mencapai tujuan (target) yang telah ditetapkan.

Suatu kegiatan sangat ditentukan dari masalah serta tujuan dari rencana kerja itu sendiri. Jika ditinjau dari peranannya dalam mengatasi masalah serta mencapai tujuan, kegiatan dapat dibedakan atas dua macam :

a. Kegiatan Pokok (Mollar Activities)


(30)

b. Kegiatan Tambahan (Molucular Activities)

Yaitu kegiatan yang bersifat fakultatif, artinya kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak akan menentukan keberhasilan suatu rencana, tetapi apabila kegiatan tersebut dilaksanakan, pelaksanaan rencana akan lebih sempurna. Untuk memudahkan pelaksanaannya, semua kegiatan disusun secara runtun dan untuk kepentingan praktis, berbagai kegiatan tersebut sering dikelompokkan ke dalam tiga macam yaitu :

1) Kegiatan Persiapan (preparation activities)

2) Kegiatan Pelaksanaan (implementation activities)

3) Kegiatan Penilaian (evaluation activities)

5. Asumsi Perencanaan

Rencana yang baik harus mengandung uraian asumsi perencanaan. Secara umum dibedakan atas dua macam :

a. Asumsi positif

Adalah uraian tentang berbagai faktor penunjang yang diperkirakan ada dan berperan dalam memperlancar pelaksanaan rencana.

b. Asumsi negatif

Adalah uraian tentang berbagai faktor penghambat yang diperkirakan ada dan berperan kendala pelaksanaan rencana.

6. Strategi Pendekatan

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang strategi pendekatan


(31)

Tergantung dari macam dan ruang lingkup rencana. Secara umum strategi tersebut berkisar antara dua kutub utama sebagai berikut :

a. Pendekatan institusi

Pada strategi ini, pendekatan yang dilakukan sangat memerlukan dukungan legalitas, dan karena itu lazimnya sering menerapkan prinsip-prinsip kekuasaan dan kewenangan. Keuntungan dari penerapan strategi ini adalah dapat mempercepat pelaksanaan program. Tetapi kekurangannya hasil yang dicapai tidak bersifat langgeng karena seolah-olah ada pemaksaan.

b. Pendekatan komunitas

Pada strategi ini, pendekatan yang dilakukan bertujuan untuk menimbulkan kesadaran dalam diri masyarakat sendiri. Keuntungannya adalah perubahan yang dicapai akan bertahan lama karena memang bertolak dari adanya kesadaran. Kerugiannya, pelaksanaan program akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Strategi yang dipandang sesuai adalah dengan memadukan secara serasi dan seimbang kedua strategi tersebut. Penerapan tentu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Jika situasi dan kondisi memang memerlukan, tidak ada salahnya menerapkan pendekatan institusi. 7. Kelompok Sasaran

Lazimnya pada setiap program kesehatan ditemukan adanya kelompok sasaran

(target group), yakni kepada siapa program kesehatan tersebut ditujukan. Kelompok sasaran ini jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam : a. Kelompok sasaran langsung (direct target group)


(32)

Adalah anggota masyarakat yang memanfaatkan langsung program kesehatan. Misalnya bayi untuk imunisasi dasar atau ibu-ibu hamil untuk program antenatal.

b. Kelompok sasaran tidak langsung (indirect target group)

Adalah kelompok sasaran antara. Misalnya ibu-ibu membawakan anaknya untuk imunisasi dasar, dan peran suami untuk keberhasilan program keluarga berencana.

8. Waktu

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang jangka waktu pelaksanaan rencana. Faktor-faktor yang mempengaruhi jangka waktu pelaksanaan rencana, termasuk yang terpenting adalah :

a. Kemampuan organisasi dalam mencapai target b. Strategi pendekatan yang diterapkan

9. Organisasi dan Tenaga Pelaksana

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta susunan tenaga pelaksana yang akan menyelenggarakan rencana. Sangat dianjurkan, uraian tentang tenaga pelaksanaan dapat dilengkapi dengan pembagian tugas serta kewenangan masing-masing (job description and authority).

10. Biaya

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan rencana. Besarnya biaya yang diperlukan amat


(33)

bervariasi, karena semua tergantung dari jenis serta jumlah kegiatan yang akan dilakukan.

11. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang metode penilaian serta kriteria keberhasilan (method of evaluation and milestone) yang akan dipergunakan. Metode yang dapat dipergunakan, secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam :

a. Kriteria keberhasilan unsur masukan

Yaitu yang menunjukkan pada terpenuhinya unsur masukan. Misalnya tersedianya tenaga, dana dan sarana sesuai dengan rencana.

b. Kriteria keberhasilan unsur proses

Yaitu yang menunjukkan pada terlaksananya unsur proses. Misalnya terselenggaranya penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana atau terselenggaranya pertemuan dengan masyarkat sesuai dengan rencana.

c. Kriteria keberhasilan unsur keluaran

Yaitu menunjukkan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya berhasil menurunkan angka komplikasi sesuatu dengan target yang telah ditetapkan.

2.2 Puskesmas

2.2.1 Konsep Puskesmas

Puskesmas adalah unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya perubahan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan. Dalam memerankan fungsi


(34)

tersebut, perlu didukung dengan satu upaya untuk menampilkan pelayanan lebih baik, yaitu dengan lebih memperhatikan aspek mutu pelayanan, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai dengan standar yang berlaku. Peran dan kedudukan puskesmas bila ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, maka puskesmas merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia sangat unik. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan, maka selain bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 1996).

Dalam KEPMENKES RI Nomor: 128/MENKES/SK/II/2004 menyebutkan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya (Depkes, RI, 2006).

Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang


(35)

bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

Misi puskesmas adalah menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata, terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan membina peran serta masyarakat wilayah kerjanya, kerja sama lintas sektoral dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengembangkan upaya kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat guna (Depkes RI, 2004).

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah : upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan upaya pengobatan (Depkes RI, 2004).

Selain upaya kesehatan wajib pelayanan kesehatan di puskesmas juga melaksanakan upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, yaitu : upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, dan upaya pembinaan pengobatan tradisional (Depkes RI, 2004).


(36)

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan (Depkes RI, 2006).

2.3 Perencanaan Tingkat Puskesmas

2.3.1 Pengertian Perencanaan Tingkat Puskesmas

Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2006).

Sutisna, 2009 mengatakan bahwa perencanaan tingkat puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan perencanaan puskesmas, memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan. Puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan manajemen puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif. Perencanaan puskesmas adalah fungsi manajemen puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan dan tindakan manajemen puskesmas didasarkan dan atau disesuaikan dengan perencanaan


(37)

yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan disusun, kemudian struktur organisasi, tata kerja, dan personalia puskesmas yang akan melaksanakan tugas organisasi ditentukan (fungsi pengorganisasian).

Selanjutnya personalia yang bekerja dalam organisasi puskesmas digerakkan dan diarahkan agar mereka bertindak dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan puskesmas yang direncanakan (fungsi penggerakan dan pelaksanaan). Semua aktivitas personalia dan organisasi puskesmas diawasi, dipantau, dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian). Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai dan organisasi puskesmas. Penilaian meliputi masukan, proses transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan pelaksanaan program dan kegiatan serta pelayanan kesehatan puskesmas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tujuan dan target kinerja puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).

2.3.2 Ruang Lingkup Perencanaan Tingkat Puskesmas

Perencanaan tingkat puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun oleh puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.


(38)

Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu : 1. Tahap Persiapan

2. Tahap Analisis Situasi

3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) 4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

(Depkes RI, 2006)

2.3.3 Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas

Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan Kegiatan Pengembangan. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan yang disusun merupakan Rencana Usulan Kegiatan tahun mendatang (H+1). Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan tersebut disusun pada bulan Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1), dan diharapkan proses penyusunan Rencana Usulan Kegiatan telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H).


(39)

Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di Dinas Kesehatan kabupaten/kota, diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Selanjutnya Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas yang terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis. Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Sumber pembiayaan selain dari anggaran daerah (DAU) adalah dari Pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, oleh karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas Rencana Usulan Kegiatan tahun yang lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama (Depkes RI, 2006).

2.3.4 Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai berikut :


(40)

1. Tahap Persiapan

Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara :

a. Kepala puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas.

b. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas.

c. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan.

2. Tahap Analisis Situasi

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses analisa terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.


(41)

a. Data Umum

 Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan.

Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/RT/RW, jarak desa dengan puskesmas, waktu tempuh ke puskesmas. Data ini diperoleh di kantor kelurahan/desa atau kantor kecamatan.

 Data sumber daya

Data sumber daya puskesmas (termasuk puskesmas pembantu dan bidan di desa, mencakup :

1) Ketenagaan

2) Obat dan bahan habis pakai 3) Peralatan

4) Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (Pusat dan Daerah), masyarakat, dan sumber lainnya

5) Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dinas, computer, mesin tik, meubelair, kendaraan

 Data peran serta masyarakat

Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.

 Data penduduk dan sasaran program

Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin


(42)

(persentase di tiap desa/kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor kelurahan/desa, kantor kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

 Data sekolah

Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil, jumlah guru UKS, dll.

 Data kesehatan lingkungan wilayah kerja puskesmas

Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan makanan/minuman, tempat-tempat umum, tempat pembuangan sampah, saarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah. b. Data Khusus (hasil penialaian kinerja puskesmas)

1) Status kesehatan terdiri dari :  Data kematian

 Kunjungan kesakitan

 Pola penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan 2) Kejadian luar biasa

3) Cakupan program pelayanan kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap desa/kelurahan


(43)

3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan, dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.

b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu analisa masalah dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.

1) Analisa Masalah

Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas melalui tahapan :

a) Identifikasi masalah

b) Menetapkan urutan prioritas masalah c) Merumuskan masalah

d) Mencari akar penyebab masalah


(44)

2) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi :

a) Kegiatan tahun yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah)

b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun sekarang

c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas

Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.

4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas yaitu keterpaduan.

Langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan adalah sebagai berikut :


(45)

a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.

c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.

d. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.

e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah disusun dalam bentuk matriks (Depkes RI, 2006).

2.3.5 Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Dalam Proses Perencanaan Tingkat Puskesmas

Di tingkat kabupaten/kota, dinas kesehatan bertanggungjawab atas kelancaran dan keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan kesehatan kabupaten/kota, dalam hal ini termasuk Perencanaan Tingkat Puskesmas. Perencanaan tingkat puskesmas juga harus dapat mengakomodasikan hasil diskusi pembangunan tingkat desa dan tingkat kecamatan.

Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar diterbitkan Surat Edaran Bupati/Walikota tentang Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas dan


(46)

diinformasikan ke seluruh puskesmas serta semua instansi kesehatan maupun non kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

2. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar proses perencanaan, pembahasan dan persetujuan terhadap rencana usulan kegiatan dapat diselenggarakan tepat waktu. Sehingga realisasi anggaran dapat tepat waktu, dan selanjutnya puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.

3. Pemberian tanda penghargaan kepada puskesmas yang telah melaksanakan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik dan kepada instansi non kesehatan yang telah memberikan peran aktif dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.

4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas melalui forum resmi, seperti rapat tim perencanaan kesehatan kabupaten/kota maupun kegiatan lainnya dalam rangkaian proses Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dalam hal ini dapat ditempuh dengan membentuk Tim Perencanaan Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota yang beranggotakan lintas program dan lintas sektor.

5. Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas yang memuat :

a. Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan tahunan kabupaten/kota, termasuk ketentuan prioritas upaya kesehatan untuk wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.


(47)

b. Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing program dan puskesmas, termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk pelayanan kesehatan swadaya masyarakat.

c. Ketentuan-ketentuan tentang sumber daya (tenaga, peralatan dan pembiayaan).

6. Supervisi dan bimbingan teknis.

a. Melakukan pelatihan bagi staf puskesmas dalam pengenalan dan penguasaan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas serta berbagai kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

b. Melakukan bimbingan teknis dalam proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas, untuk :

1) Memberi penjelasan atas petunjuk teknis penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas sebagai masukan terhadap rencana usulan kegiatan puskesmas yang sedang disusun dan saran-saran perbaikan/umpan balik yang diperlukan.

2) Membantu kemajuan kegiatan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas, agar setiap puskesmas dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan secara tepat waktu.

c. Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.

7. Menyusun rencana tahunan kesehatan kabupaten/kota, dengan proses sebagai berikut :


(48)

a. Menyusun Pra-Rencana Tahunan Kesehatan kabupaten/kota berdasarkan hasil supervise dan bimbingan teknis penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.

b. Melaksanakan pertemuan/pembahasan perencanaan kesehatan kabupaten/kota dengan membahas Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas. c. Menyusun rancangan Rencana Tahunan Kesehatan kabupaten/kota

berdasarkan Pra Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil konsultasi Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana Tahunan ini dibahas dalam Pra-Rakorbang kabupaten/kota yang melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.

d. Menyusun dan menyampaikan Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk dibahas dalam Rakorbang Tingkat Kabupaten/Kota.

8. Menyusun rencana operasional, meliputi :

a. Rencana operasional disusun secara terpadu dengan memperhatikan secara seksama semua kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber (DAU, DAK, APBD).

b. Rencana operasional disusun dengan memperhatikan RUK Puskesmas yang sudah diakomodasikan dan Rencana Tahunan Kesehatan kabupaten/kota dengan mengikutsertakan puskesmas dalam proses penyusunannya. Dengan demikian alokasi kegiatan dan sumber pembiayaan untuk setiap puskesmas telah termuat dalam rencana operasional ini (Depkes RI, 2006).


(49)

2.4 Fokus Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka fokus penelitian adalah sebagai berikut :

Masukan Proses Keluaran

Gambar 1. Fokus Penelitian Definisi Konsep :

1. Unsur masukan adalah hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas. Dalam penelitian ini unsur masukannya adalah pengetahuan sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana (dana dan waktu). 2. Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana kegiatan

Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Unsur proses adalah semua tahapan yang dilakukan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas berupa tahap persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dan tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Perencanaan

Kesehatan Tingkat Puskesmas - Pengetahuan

sumber daya manusia - Ketersediaan

sarana dan

- Tahap Persiapan - Tahap Analisa

Situasi - Tahap

Penyusunan RUK - Tahap

Penyusunan RPK

- Tersusunnya perencanaan tingkat puskesmas


(50)

4. Tahap persiapan adalah tahap awal dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas yakni mempersiapkan tim /staf puskesmas yang terlibat dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.

5. Tahap analisis situasi adalah tahap dimana tim melakukan pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.

6. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan adalah tahapan yang bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai dan menyusun kegiatan baru.

7. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan adalah tahapan yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari dinas kesehatan dan pemerintah daerah.

8. Unsur keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan perencanaan tingkat puskesmas yaitu tersusunnya perencanaan tingkat puskesmas.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Survei dengan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan tahun 2012.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Medan, dan beberapa puskesmas yang ada di kota Medan yakni puskesmas yang ada di tengah kota, pinggir kota dan diantaranya (Puskesmas Glugur Darat, Kedai Durian, Kp. Baru), waktu pelaksanaan penelitian selama 4 (empat) minggu pada bulan Oktober tahun 2012.

3.3 Informan

Informan dalam penelitian ini adalah 10 (sepuluh) orang yang ditentukan secara purposive, yaitu 1 orang informan dari Sub bidang Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Medan, 3 orang kepala Puskesmas, 6 orang staf puskesmas selaku tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber yaitu : 1. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview)

kepada informan dengan berpedoman pada panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Informan diwawancarai pada waktu yang berbeda, untuk itu


(52)

peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera digital, tipe recorder alat untuk perekam, dan pedoman wawancara.

2. Data sekunder diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kota Medan dan Profil Puskesmas.

3.5 Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.

1. Triangulasi sumber yang dilakukan yaitu dengan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yaitu 1 orang informan dari Kabid Perencanaan dan Program Dinas Kesehatan Kota Medan, 3 orang kepala Puskesmas, 3 orang staf puskesmas selaku tim perencana.

2. Adapun triangulasi metodenya dengan menggunakan metode indepth interview

(wawancara mendalam) dan observasi.

3.6Definisi Istilah

1. Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Tahap persiapan adalah tahap awal dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas yakni mempersiapkan tim /staf puskesmas yang terlibat dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.


(53)

3. Tahap analisis situasi adalah tahap dimana tim melakukan pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam proses Perencanaan Tingkat Puskesmas.

4. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan adalah tahapan yang bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai dan menyusun kegiatan baru.

5. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan adalah tahapan yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari dinas kesehatan dan pemerintah daerah.

6. Tersusunnya perencanaan tingkat puskesmas adalah tersusunnya rencana usulan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas penyelenggaraannya.

3.7 Tehnik Analisa Data

Untuk mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas di kota Medan dilakukan secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh informan (Bungin, 2007).


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan. Kota Medan terletak di Pantai Timur Sumatera, dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

b. Sebelah Selatan, Barat dan Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Kota Medan memiliki geografi yang unik, ramping di tengah dan membesar di sisi Utara dan sisi Selatan. Bagian Utara merupakan kawasan industri dan pelabuhan serta pemukiman, yang dihubungkan ke bagian Selatan oleh bagian tengah yang ramping. Bagian Selatan merupakan pusat kegiatan perkotaan. Kota terus tumbuh menyebar secara alami, akibatnya banyak muncul daerah perkotaan di pinggiran Kota Medan.


(55)

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 Km² terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah penduduk sebesar 2.097.610 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 7.913/Km².

4.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Medan 1. Visi

Visi Dinas Kesehatan Kota Medan dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Masyarakat Medan Sehat Sejahtera”. Penjelasan dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :

Masyarakat Medan, mengandung arti bahwa sasaran kerja dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja pemerintahan kota Medan.

Sehat, diartikan sebagai cara berpikir masyarakat kota Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat.

Sejahtera, menganduung arti bahwa masyarakat kotaMedan dengan cara berpikir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh kesejahteraa, terutama dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian derajat kesejahteraan secara umum.

2. Misi

Misi Dinas Kesehatan Kota Medan, yaitu :


(56)

Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijaksanaan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan apalagi yang berdampak negatif, seharusnya tidak dilaksanakan. Untuk itu, maka seluruh elemen dari system pemerintahan kota harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan kota Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern, Madani, dan Religius berwawasan kesehatan.

 Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

Sehat merupakan hak azasi sehingga setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu sehat juga merupakan investasi, yaitu bahwa derajat kesehatan yang optimal akan dapat dicapai melalui investasi baik pemerintah maupun individu. Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

 Memelihara dan Meningkatkan Profesionalisme Layanan Kesehatan Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas Kesehatan harus mengutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan


(57)

seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan harus dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesehatan, yang terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Perlu juga ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang memadai, serta pengembangan kesehatan.

4.3 Puskesmas Kota Medan

Puskesmas yang ada di Kota Medan ada 39 unit, yang terdiri dari 13 unit Puskesmas Rawat Inap dan 26 unit Puskesmas Non Rawat Inap. Puskesmas yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada table 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Puskesmas di Kota Medan.

No Kecamatan Nama Puskesmas Alamat

1 Medan Kota  Simpang Limun

 Teladan (Rawat Inap)  Pasar Merah

Jl. Kemiri I No.33 Jl. SM. Raja

Jl. HM. Joni No. 104

2 Medan Area  Kota Matsum

 Sukaramai

 Medan Area Selatan (Rawat Inap)

Jl. Amaliun No. 75 Jl. AR. Hakim Gg. Kantil Jl. MedanArea Selatan

3 Medan

Perjuangan


(58)

Tabel 4.1 (Lanjutan)

No Kecamatan Nama Puskesmas Alamat

4 Medan Timur  Glugur Darat (Rawat Inap) Jl. Pendidikan No. 8

5 Medan Barat  Glugur Kota

 P. Brayan Kota  Sei Agul

Jl. K.L. Yos Sudarso No. 7 Jl. K.L. Yos Sudarso No. 136 Jl. Karya 11 No. 54

6 Medan Petisah  Petisah

 Darussalam  Rantang

Jl. Rotan Komp. Petisah Jl. Darussalam No. 40 Jl. Rantang No. 37

7 Medan Baru  Padang Bulan (Rawat Inap) Jl. Jamin Ginting

8 Medan Polonia  Polonia Jl. Polonia

9 Medan Maimun  Kampung Baru Jl. Pasar Senin

10 Medan Denai  Medan Denai

 Tegal Sari  Desa Binjai

 Bromo (Rawat Inap)

Jl. Jermal XV Jl. Sri Kandi No. 4 Jl. HM. Nawi Harahap Jl. Rotari Medan

11 Medan Tembung  Mandala

 Sering (Rawat Inap)

Jl. Cucak Rawa Jl. Sering No. 20

12 Medan Labuhan  Medan Labuhan

 Pekan Labuhan (Rawat Inap)

 Martubung

Jl. Hamparan Perak

Jl. K.L. Yos Sudarso Km.18,5 Jl. Tempirai Lestari

13 Medan Marelan  Desa Terjun (Rawat Inap) Jl. Kapt. Rahmad Budin

14 Medan Johor  Medan Johor

 Kedai Durian (Rawat Inap)

Jl. Karya Jaya No. 5

Jl. B. Katamso Km.8,2 Gg.Sari

15 Medan Amplas  Amplas Jl. Garu II

16 Medan Belawan  Belawan (Rawat Inap) Jl. Kampar No. 17

17 Medan Deli  Medan Deli (Rawat Inap)

 Titi Papan

Jl. K.L. Yos Sudarso Km.11,1 Jl. Platina IV No. 10


(59)

Tabel 4.1 (Lanjutan)

No Kecamatan Nama Puskesmas Alamat

18 Medan

Tuntungan

 Tuntungan (Rawat Inap)  Simalingkar

Jl. Bunga Melati

Jl. Bawang Raya No. 37

19 Medan Selayang  PB. Selayang II Jl. Bunga Wijaya Kesuma No.

99

20 Medan Sunggal  Medan Sunggal

 Desa Lalang

Jl. Pinang Baris Medan Jl. Binjai Km. 7

21 Medan Helvetia  Helvetia (Rawat Inap) Jl. Kemuning Medan

4.4 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

1. Kepala Bidang Program dan Perencanaan yang merupakan penanggungjawab dalam perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan.

2. Kepala Puskesmas merupakan orang yang memimpin dan bertanggungjawab terhadap semua pelaksanaan atau kegiatan yang ada di puskesmas. Kepala Puskesmas yang diwawancarai ada 3 orang yaitu Kepala Puskesmas Glugur Darat, Kampung Baru dan Kedai Durian.

3. Staf Puskesmas adalah orang yang membantu dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas. Staf puskesmas yang diwawancarai ada 6 orang yaitu staf puskesmas Glugur Darat, Kampung Baru dan Kedai Durian.


(60)

Tabel 4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Karakteristik

No Informan Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin

Pendidikan

1 Kabid Program dan Perencanaan

32 Laki-laki S1 Keperawatan, Ners 2 Kepala Puskesmas

Glugur Darat

54 Perempuan S1 Kedokteran Gigi 3 Kepala Puskesmas

Kampung Baru

47 Perempuan S1 Pendidikan Kedokteran 4 Kepala Puskesmas Kedai

Durian

48 Perempuan S1 Pendidikan Kedokteran 5 Staf Puskesmas Glugur

Darat 25 46 Perempuan Perempuan S1 Informatika Komputer

DIII Kebidanan (KIA) 6 Staf Puskesmas Kampung

Baru

26 35

Laki-laki Perempuan

DIII Kesehatan Gigi S1 Kes. Masyarakat (P2M)

7 Staf Puskesmas Kedai Durian 25 40 Perempuan Perempuan DIII Gizi DIII Gizi (Gizi)

4.5 Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2012 A. Pengetahuan Sumber Daya Manusia

4.5.1 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas Di Kota Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 informan yang diwawancarai, semuanya menyatakan mengetahui adanya perencanaan tingkat puskesmas di Kota Medan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3


(61)

Tabel 4.3 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan.

No Informan Pernyataan

1 Kabid Program dan

Perencanaan

Ya ada, perencanaan itu biasa di sebut POA, puskesmas rutin membuatnya setiap tahun. Rata-rata semua Puskesmas di Medan ini sudah membuat POA.

2 Kepala Puskesmas Glugur

Darat

Ya ada, setiap tahunnya kita memang harus buat. Tiap program wajib membuat POA dan disatukan menjadi POA Tahunan Puskesmas.

3 Kepala Puskesmas Kampung

Baru

Ada, setiap tahunnya kami membuat POA.

4 Kepala Puskesmas Kedai

Durian

Ya ada, kami rutin membuat perencanaan.

5 Staf Puskesmas Glugur Darat Ya ada dan saya tahu kalau ada perencanaan dan itu di tiap-tiap bidang. Untuk POA yang per bulan juga ada.

6 Staf Puskesmas Kampung

Baru

Kami buat setiap tahun.

7 Staf Puskesmas Kedai

Durian

Ada, rutin per tahun dan POA untuk bulanan juga ada.

Hasil wawancara diperoleh data bahwa seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan telah melaksanakan atau menyusun perencanaan tingkat puskesmas yang biasa disebut POA (Planning Of Action). Puskesmas rutin membuatnya setiap tahun dan mengirimkan POA tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Medan.

4.5.2 Pengetahuan Informan Tentang Adanya Pelatihan Khusus Mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 7 informan yang diwawancarai, semuanya memiliki jawaban yang sama ketika ditanyakan apakah puskesmas pernah mendapatkan pelatihan khusus tentang perencanaan tingkat puskesmas, semua menjawab belum pernah mendapatkan pelatihan khusus tentang perencanaan tingkat puskesmas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :


(62)

Tabel 4.4 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Adanya Pelatihan Khusus Mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas di Kota Medan.

No Informan Pernyataan

1 Kabid Program dan

Perencanaan

Kalau tahun 2012 memang belum pernah kami laksanakan pelatihan tentang perencanaan. Karena keterbatasan dana sehingga pelatihan itu tidak terlaksana. Dulu sudah pernah ada. Tapi kami memberikan bimbingan dan arahan.

2 Kepala Puskesmas Glugur

Darat

Kalau belakangan ini belum ada, seingat saya dulu pernah ada dan saya mengikutinya tapi saya lupa tahun berapa.

3 Kepala Puskesmas Kampung

Baru

Dulu ada, tapi tahun 2012 belum ada.

4 Kepala Puskesmas Kedai

Durian

Tidak ada, semua dilaksanakan berdasarkan pengalaman aja.

5 Staf Puskesmas Glugur Darat Belum ada.

6 Staf Puskesmas Kampung

Baru

Belum pernah.

7 Staf Puskesmas Kedai

Durian

Belum pernah mengikuti pelatihan selama tahun 2012.

Hasil wawancara mendalam diperoleh informasi bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan di tahun 2012 memang belum pernah mengadakan pelatihan khusus tentang perencanaan tingkat puskesmas selain karena keterbatasan dana, hal itu juga disebabkan karena perencanaan sudah menjadi hal yang rutin harus dilaksanakan oleh semua puskesmas di Kota Medan dan bukan merupakan hal yang baru lagi bagi mereka. Dan rata-rata semua kepala puskesmas sudah memahami dan mengerti masalah perencanaan tingkat puskesmas serta perencanaan atau POA sudah berjalan dengan baik.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D, 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta

Aryanto, 2009. Evaluasi Proses Perencanaan Tingkat Puskesmas di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Jayapura Provinsi Papua. (http://www.kmpk.ugm.ac.id/id/index.php?subaction=showfull&id=125897921 5&archive=&start_from=&ucat=1&)

Azwar, A, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara Publisher. Jakarta

Bungin, B, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Depkes RI, 2005. Pengantar Kesehatan Perkotaan. Jakarta

... , 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta

…………. , 2006. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta

…………. , 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Medan, 2010. Profil Kesehatan Kota Medan 2010. Medan

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2010. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010. Medan

Handoko, H, 2009. Manajemen Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Hesti, 2008. Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahun 2008 Puskesmas Hajimena Hajimena Kecamatan Natar – Lampung Selatan. http://puskesmas-hajimena.com/

Menteri Kesehatan RI, 2004. Keputusan, Nomor 128/MENKES/SK/II/2004. Jakarta

……….. , 2008. Keputusan Nomor 267/Menkes/SK/III/2008. Jakarta Mulyadi, B, 1998. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Pelayanan RS. IDL, Jakarta


(2)

Nasution, A, 1997. Perencanaan Kesehatan Masyarakat. USU Press. Medan

Nawawi, H, 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Notoatmoddjo, S, 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.

Pemko Medan, 2010. Bagan Dinas Kesehatan. Medan (http://www.pemkomedan.go.id/images/bagan_dinkes.gif)

Sutisna, E, 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Surakarta

Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta


(3)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS DI KOTA MEDAN TAHUN 2012

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan 4. Pendidikan Terakhir :

5. Asal Instansi : 6. Tanggal Wawancara :

II. Daftar Pertanyaan

A. Pertanyaan untuk Kabid/seksi Perencanaan dan Program Dinas Kesehatan Kota Medan

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui perencanaan tingkat Puskesmas di Kota Medan?

2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai perencanaan tingkat puskesmas? 3. Sejauh mana keterlibatan petugas Dinas Kesehatan dalam perencanaan

tingkat puskesmas, apakah ada pedoman dalam perencanaan itu?

4. Apakah seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan sudah melaksanakan perencanaan tingkat puskesmas?

5. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mekanisme perencanaan tingkat puskesmas? 6. Apakah puskesmas yang telah melakukan perencanaan tingkat puskesmas

sudah mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas?

7. Apakah menurut Bapak/Ibu perencanaan tingkat puskesmas itu sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang ada di puskesmas?


(4)

8. Apakah perencanaan tingkat puskesmas yang dilakukan di Kota Medan pada pelaksanaannya sudah sesuai dengan Buku Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas?

9. Apakah Dinas Kesehatan sudah mengadakan pelatihan-pelatihan dalam perencanaan tingkat puskesmas?

10.Bagaimana bentuk pengawasan dari Dinas Kesehatan dalam perencanaan tingkat puskesmas untuk seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan?

B. Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya perencanaan tingkat puskesmas? 2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya pedoman perencanaan tingkat

puskesmas?

3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mekanisme dan tahap-tahap dalam perencanaan tingkat puskesmas?

4. Apakah Bapak/Ibu sudah membentuk tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas?

5. Apakah Bapak/Ibu sudah memberikan penjelasan tentang pedoman perencanaan tingkat puskesmas kepada tim penyusun?

6. Dalam penyusunan perencanaan apakah tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas melakukan kerjasama dengan pihak Kecamatan / Badan Penyantun Puskesmas?

7. Bagaimana koordinasi yang dilakukan dengan pihak Kecamatan / Kelurahan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas?

8. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas?

9. Apakah menurut Bapak/Ibu perencanaan tingkat puskesmas itu sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang ada di puskesmas?

10. Apa keuntungan/manfaat yang didapat bila melakukan penyusunan peencanaan tingkat puskesmas?


(5)

C. Pertanyaan untuk Staf Puskesmas selaku Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya perencanaan tingkat puskesmas? 2. Sejauh mana Bapak/Ibu mengetahui perencanaan tingkat puskesmas?

3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mekanisme dan tahap-tahap dalam perencanaan tingkat puskesmas?

4. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan khusus tentang perencanaan tingkat puskesmas?

5. Dimana Bapak/Ibu mendapat pelatihan tentang perencanaan tingkat puskesmas?

6. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas?

7. Apa keuntungan/manfaat yang didapat bila melakukan penyusunan peencanaan tingkat puskesmas?

8. Apakah Bapak/Ibu dalam menyusun perencanaan sudah sesuai dengan pedoman perencanaan tingkat puskesmas?

9. Bagaimana peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas?

10. Apakah menurut Bapak/Ibu perencanaan tingkat puskesmas itu sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang ada di puskesmas?


(6)

Gambar 1. Wawancara dengan Plt. Kepala Puskesmas Glugur Darat

Gambar 2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas Kampung Baru