Gangguan Pendengaran Berdasarkan Lokasi Kelainan Gangguan Pendengaran Berdasarkan Faktor Sosiodemografi

Dari tabel 5.2. dapat dilihat distribusi derajat penurunan pendengaran dan jenis-jenis gangguan pendengaran berdasarkan etiologi. Dari total 54 pasien diketahui bahwa derajat penurunan pendengaran yang tertinggi adalah no impairment, sebanyak 24 orang 44,4, yaitu akibat infeksi 23 orang dan presbikusis 1 orang. Profound impairment including deafness adalah derajat penurunan pendengaran yang terendah, sebanyak 2 orang 3,7, yaitu masing-masing satu orang akibat infeksi dan paparan terhadap bunyi bising. Dari total 54 pasien diketahui bahwa jenis gangguan pendengaran yang tertinggi adalah gangguan pendengaran konduktif, sebanyak 44 orang 81,5, dimana semuanya akibat infeksi. Gangguan pendengaran sensorineural adalah jenis gangguan pendengaran yang terendah, sebanyak 2 orang 3,7, yaitu masing-masing satu orang akibat presbikusis dan paparan terhadap bunyi bising.

5.1.4. Gangguan Pendengaran Berdasarkan Lokasi Kelainan

Pada tabel 5.3 dapat diketahui distribusi pasien gangguan pendengaran berdasarkan lokasi kelainan yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam di RSUP. H. Adam Malik dari periode I Januari - 31 Desember 2009. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pasien Gangguan Pendengaran Berdasarkan Lokasi Kelainan di RSUP. H. Adam Malik dari Periode 1 Januari - 31 Desember 2009 No Gangguan Pendengaran Berdasarkan Lokasi Kelainan Frekuensi 1. Telinga Luar 70 40,9 2. Telinga Tengah 95 55,6 3. Telinga Dalam 6 3,5 Total 171 100 2. Jenis-jenis Gangguan Pendengaran Konduktif 44 44 81,5 Sensorineural 1 1 2 3,7 Campuran 7 1 8 14,8 Total 54 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.3. dapat dilihat distribusi gangguan pendengaran berdasarkan lokasi kelainan. Dari total 171 pasien diketahui bahwa 95 orang pasien 55,6 mengalami gangguan pendengaran di telinga tengah. Sebanyak 6 orang pasien 3,5 mengalami gangguan pendengaran di telinga dalam.

5.1.5 Gangguan Pendengaran Berdasarkan Faktor Sosiodemografi

Pada tabel 5.4 dapat diketahui distribusi pasien gangguan pendengaran berdasarkan faktor sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin dan lingkungan pekerjaan di RSUP. H. Adam Malik dari periode I Januari - 31 Desember 2009. Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pasien Gangguan Pendengaran Berdasarkan Faktor Sosiodemografi di RSUP. H. Adam Malik dari Periode 1 Januari - 31 Desember 2009 No Faktor Sosiodemografi Frekuensi 1. Umur 0 - 4 tahun 8 4,7 5 - 9 tahun 10 5,8 10 - 14 tahun 22 12,9 15 - 19 tahun 16 9,4 20 - 24 tahun 20 11,7 25 - 29 tahun 15 8,8 30 - 34 tahun 18 10,5 35 - 39 tahun 8 4,7 40 - 44 tahun 11 6,4 45 - 49 tahun 7 4,1 50 - 54 tahun 10 5,8 55 - 59 tahun 7 4,1 60 - 64 tahun 8 4,7 65 - 69 tahun 3 1,8 70 - 74 tahun 4 2,3 75 tahun 4 2,3 Total 171 100 2. Jenis Kelamin Lelaki 79 46,2 Perempuan 92 53,8 Total 171 100 Universitas Sumatera Utara 3. Lingkungan Pekerjaan Petani nelayan 7 4,1 Profesional tatalaksana administrasi 26 15,2 Mahasiswa 5 2,9 Masih sekolah 43 25,1 Mengurus rumahtangga 29 17,0 Menganggur 17 9,9 Pensiunan tidak bekerja lagi 6 3,5 Belum sekolah termasuk balita 10 5,8 Usaha pekerja bangunan 1 0,6 Wiraswasta 26 15,2 Bidang pengamanan 1 0,6 Total 171 100 Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa kelompok umur yang terbanyak yang mengalami gangguan pendengaran adalah 10 - 14 tahun yaitu sebanyak 22 orang 12,9 diikuti dengan kelompok umur 20 - 24 tahun yaitu sebanyak 20 orang 11,7 dan yang terkecil adalah kelompok umur 65 - 69 tahun yaitu sebanyak 3 orang 1,8. Berdasarkan jenis kelamin, yang terbanyak mengalami gangguan pendengaran adalah perempuan yaitu sebanyak 92 orang 53,8 diikuti oleh lelaki sebanyak 79 orang 46,2. Berdasarkan lingkungan hidup, yang terbanyak mengalami gangguan pendengaran adalah di perkotaan yaitu sebanyak 102 orang 59,6 diikuti oleh 69 orang 40,4 yang tinggal di pedesaan. Berdasarkan pekerjaan, yang tertinggi adalah pelajar sekolah yaitu sebanyak 43 orang 25,1 dan yang terendah adalah bidang pengamanan dan usaha pekerja bangunan yaitu masing-masing satu orang 0,6. Universitas Sumatera Utara 5.2. Pembahasan 5.2.1. Etiologi Gangguan Pendengaran