BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan kajian teoritas yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar dibawah ini :
Etiologi gangguan pendengaran
Diagnosis 1.
Derajat dan jenis penurunan pendengaran
3. Sosiodemografi
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Lingkungan pekerjaan
2. Bagian telinga yang mengalami
gangguan pendengaran
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Semua gangguan pendengaran yang berhubungan dengan telinga luar adalah gangguan pendengaran konduktif. Artinya, konduksi suara
terganggu tetapi dapat diperbaiki. Hal ini menyebabkan penurunan suara tetapi umumnya tidak menghasilkan distorsi.
Seperti telinga luar, semua gangguan pendengaran yang berkaitan dengan telinga tengah adalah gangguan pendengaran konduktif.
Gangguan pendengaran pada telinga dalam biasanya disebabkan oleh kehilangan pendengaran sensorineural.
Etiologi gangguan pendengaran telinga : •
Kongenital atau bawaan •
Infeksi •
Trauma akibat benda asing •
Tumor telinga •
Pertumbuhan tulang jinak •
Polip jinak •
Penyakit dermatologi •
Serumen •
Perforasi membran timpani •
Presbikusis •
Penyakit Meniere •
Paparan terhadap bunyi bising •
Obat-obatan ototoksik •
Gangguan neural •
Faktor lain-lain
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Derajat penurunan pendengaran berdasarkan WHO :
Derajat penurunan
Ambang pendengaran di telinga yang sehat Rata-rata 500, 1000, 2000, 4000 Hz
Deskripsi penurunan
No impairment
0 - 25 Tidak ada atau
sangat sedikit masalah
pendengaran. Dapat mendengar
bisikan.
1 Mild
impairment 26 - 40
Mampu mendengar dan mengulangi
kata-kata yang diucapkan dengan
suara normal pada jarak 1 meter.
2 Moderate
impairment 41 - 60
Mampu mendengar dan mengulangi
kata-kata yang diucapkan dengan
suara meninggi pada jarak 1 meter.
3 Severe
impairment 61 - 80
Mampu mendengar beberapa kata
dengan suara berteriak ke telinga
yang sehat.
4 Profound
impairment including
deafness 81 atau lebih besar
Tidak dapat mendengar dan
mengerti bahkan dengan suara
berteriak.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3. Jenis-jenis gangguan pendengaran : •
Gangguan pendengaran konduktif Gangguan pendengaran konduktif disebabkan oleh masalah
yang terjadi pada telinga luar atau tengah dan berkaitan dengan masalah penghantaran suara.
• Gangguan pendengaran sensorineural
Gangguan pendengaran sensorineural adalah istilah untuk menggambarkan adanya masalah pada telinga dalam, baik di
koklea, saraf pendengaran atau sistem pendengaran pusat. •
Gangguan pendengaran campuran Gangguan pendengaran campuran adalah kondisi dimana
gangguan pendengaran mempunyai unsur konduktif dan sensorineural.
3.2.4. Gangguan pendengaran berdasarkan lokasi kelainan : •
Telinga luar •
Telinga tengah •
Telinga dalam
3.2.5. Gangguan pendengaran berdasarkan umur : Kategori umur penderita gangguan pendengaran dibagi mengikut
klasifikasi umur menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia DEPKES, 2007 :
• 0 - 4 tahun
• 5 - 9 tahun
• 10 - 14 tahun
• 15 - 19 tahun
• 20 - 24 tahun
• 25 - 29 tahun
• 30 - 34 tahun
• 35 - 39 tahun
• 40 - 44 tahun
Universitas Sumatera Utara
• 45 - 49 tahun
• 50 - 54 tahun
• 55 - 59 tahun
• 60 - 64 tahun
• 65 - 69 tahun
• 70 - 74 tahun
• 75 tahun dan ke atas
3.2.6. Gangguan pendengaran berdasarkan jenis kelamin : •
Lelaki •
Perempuan
3.2.7. Gangguan pendengaran berdasarkan lingkungan pekerjaan : Klasifikasi pekerjaan menurut Departemen Pertanian Republik
Indonesia DEPTAN, 2010 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia DEPNAKERTRANS, 2003 :
• Petani nelayan
• Usaha industri
• Usaha pekerja bangunan
• Pedagang pekerja penjualan
• Wiraswasta
• Bidang pengamanan
• Bidang pelayanan jasa kesehatan
• Bidang pelayanan jasa transportasi
• Bidang usaha pariwisata
• Bidang media masa
• Bidang jasa pos dan telekomunikasi
• Bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih
PAM, dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi •
Profesional tatalaksana administrasi •
Mahasiswa •
Masih sekolah •
Mengurus rumahtangga
Universitas Sumatera Utara
• Menganggur
• Pensiunan tidak bekerja lagi
• Belum sekolah termasuk balita
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN