4. Planning time index =
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
5. Planning time minutes = Planning time index × ideal free flow travel time,
dimana 95 travel time, waktunya diambil pada saat arus lalu lintas puncak pada
waktu tertentu dalam satuan menit FHA,2006.
II.6 Penelitian terdahulu tentang keandalan waktu perjalanan dan pemilihan rute.
Akito higatani,2009. Melakukan analisa keandalan waktu perjalanan di area Hanshin Expressway Network, menunjukkan bahwa pada pagi hari waktu perjalanan
relatif stabil sedangkan, pada waktu siang hari diperlukan tambahan 10 menit dari rata – rata waktu Perjalanan kemudian secara berangsur-angsur turun, dan naik
tajam pada sore hari. Penemuan ini hampir bisa dipastikan karena tidak stabilnya waktu perjalanan.
Sepanjang pengetahuan peneliti teori travel time realibility dalam pemilihan rute di indonesia belum pernah diterapkan, sedangkan untuk menyelesaikan masalah
pemilihan rute sendiri, para peneliti telah banyak melakukan berbagai analisa, diantaranya :
1. Russ Bona Frazila,2004 dalam tulisannya yang berjudul “Tinjauan terhadap
pemilihan rute pada jaringan jalan kota bandung” Tujuannya adalah untuk meninjau perilaku pemilihan rute dan melakukan pemodelan berdasarkan data
hasil survey pencocokan plat nomor kendaraan
Universitas Sumatera Utara
2. Marisca Cendrabumi 2008 dalam tugas akhirnya yang berjudul “Pengaturan
sinyal lalu lintas yang memperhitungkan pemilihan rute ” pengendalian sinyal lalu lintas terhadap pemilihan rute yang dimaksudkan untuk memperbaiki
kinerja jaringan yang dinilai dari performance indikator berupa jarak, kecepatan arus bebas, arus jenuh, dan hubungan kecepatan-arus dengan cara
merubah skenario sinyal lalu lintas waktu hijau dan offset. 3.
Roby s .manurung,2008 dengan judul penelitian ”pemilihan rute dengan jarak terpendek menggunakan analisa Algoritma Dijkstra”. Dimana analisis ini
lebih ditekankan kepada aspek perincian dan kompleksitas algoritma. Tapi selain itu juga membahas aspek – aspek lain yang bersangkutan.
Teori “pemilihan rute dengan jarak terpendek menggunakan analisa Algoritma Dijkstra” di atas , memberikan solusi jarak terpendek dalam proses pemilihan rute.
Tetapi, kenyataannya jarak yang pendek belum tentu waktu yang diperlukan kecil dan sebaliknya jarak yang lebih jauh belum tentu juga memerlukan waktu yang lama
untuk menempuhnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Umum
Studi ini dimulai dengan melakukan pengumpulan bahan literatur dan data-data sekunder yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan
survei di lapangan, data primer yang dikumpulkan melalui, yaitu : 1.
Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna jaringan jalan tentang rute yang biasa dilewati dari tempat asal ke tempat tujuan.
2. Rute yang persentasinya paling sering dilewati di survey keandalan waktu
perjalanannya 3.
Alasa pemilihan rute tersebut. 4.
Data waktu rata-rata yang diperlukan untuk melewati satu jaringan jalan tersebut.
Bentuk pertanyaan formulir angket yang akan disurvei meliputi dua hal, yaitu : 1.
Pertanyaan yang akan difokuskan untuk mengetahui rute mana yang dipilih oleh responden jika melakukan perjalanan dari perumnas mandala menuju
pusat kota medan. 2.
Pertanyaan akan difokuskan untuk mengetahui preferensi responden tentang pemilihan rute persepsi jarak, waktu dan pemilihan rute perjalanan.
Universitas Sumatera Utara