Adapun sifat kekuatan terhadap susutan terutama pada barang- barang yang mudah rusak seperti ban luar, ban pengangkutan, telapak
dan tumit sepatu. Karet yang di vulkanisasi umumnya tahan terhadap susutan. Kekuatan ini ditentukan oleh suatu percobaan karet dalam
jangka waktu yang tertentu pada permukaan yang kasar G.deBoer, 1997.
2.5. Penerimaan lateks.
Setiap satuan bobot karet kering, atau diberikan suatu premi tambahan untuk kelebihan hasil yang diperoleh diatas ketetapan yang
sudah ditentukan, maka sudah seharusnya untuk kedua keadaan tersebut ditentukan pendapatan tiap hari untuk tiap penyadap. Walaupun
penyadapan dilakukan dengan upah harian, pengawasan atau tiap penyadap seseorang, baik pemeriksaan atas produksi maupun kadar karet
dari lateks hasil sadapannya. a
Bobot atau isi lateks Caranya adalah : Penentuan hasil penyadapan atas dasar volume, dapat
juga ditetapkan beratnya. Untuk hasil lateksnya ditimbang sehingga diketahui bobotnya.
b Kadar karet kering KKK
Koagulasi berlangsung dengan cepat, lembaran dikeringkan dengan menggunakan sehelai kain. Setelah ditimbang akan diketahui berat
basahnya. Dengan menggunakan “angka faktor pengeringan”.
Universitas Sumatera Utara
c Pengangkutan lateks
Dalam pengangkutan lateks ke pabrik harus dijaga agar lateks tidak terlalu tergonceng dan terlalu kepanasan karena dapat berakibat
terjadinya prakoagulasi di dalam tangki. Dalam keadaan tertentu, lateks dalam tangki tersebut perlu diberi obat anti koagulan untuk mencegah
terjadinya prakoagulasi di dalam tangki Setyamidjaja,D 1993.
2.6 Benang karet
Benang karet harus di produksi dari lateks pekat yang bermutu tinggi dengan menjaga kebersihan pada saat pengumpulan lateks dari hasil
penyadapan.Benang karet yang diproduksi oleh PT. Industri Karet Nusantara paling banyak jenis Count 42 SW Ends 40,hal ini dikarenakan
permintaan pasar yang lebih menginginkan jenis tersebut.Dari jenis tersebut dapat dijelaskan bahwa pengertian dari :
• Count 42 yaitu : Jumlah benang karet yang terdapat didalam 1 inchi 25,4
mm dengan diameter benang yang sama. •
SW yaitu : Warna dari benang tersebut super white •
Ends 40 : Jumlah benang dalam satu ribbon. PT. Industri Karet
Nusantara
2.7 Swelling Index
Swelling indeks merupakann nilai yang menunjukkan perbandingan antara diameter pengembangan dengan diameter awal. Swelling indeks
Universitas Sumatera Utara
juga bisa dikatakan sebagai angka pemasakan kompon. Adapun swelling test dari compound dilakukan pada titik akhir maturasi pemasakan
karena lateks yang telah mengalami vulkanisasi akan mempunyai sifat yang tidak larut dalam suatu cairan organic, tetapi lateks akan mengalami
pengembangan. Sebelum dilakukan proses pengolahan compound lebih lanjut perlu
dilakukan pengujian sifat dari lateks compound tersebut untuk memastikan keadaanya sehingga tidak terjadi gangguan pada proses
produksi. Didalam active compound tank ACT berlangsung proses
maturasi, lamanya waktu maturasi tergantrung dari banyaknya jumlah lateks yang akan diolah, tetapi biasanya standard waktu yang menjadi
acuan maturasi compound adalah kira-kira 8 Jam. Untuk mempercepat maturasi maka unit active compound dilengkapi dengan jacker yang
berfungsi sebagai pelapis tangki active agar suhu dalam tangki dapat mencapai temperatur yang diharapkan sehingga waktu maturasi
berlangsung dengan cepat.Adapun temperatur maturasi ± 32
o
C. Swelling test dilakukan sebanyak empat kali. Pengujian pertama
dilakukan setelah maturasi compound berlangsung selama 2 jam. Demikianlah seterusnya sebanyak 4 kali dan range waktu setiap
pengujian adalah 2 jam. Adapun tujuan dilakukan swelling test sebanyak 4 kali adalah untuk menbgontrol jalannya proses maturasi dan
mengetahui apakah swelling indeks sesuai dengan standard yang
Universitas Sumatera Utara
ditentukan selama proses maturasi berlangsung di active compound sehingga dapat diatas bila swelling indeks diatas atau dibawah standart
sehingga tidak memp-engaruhi mutu produksi benang karet.
2.8 Tegangan Putus