11
PENERAPAN SISTEM KANBAN PENYEDIAAN MATERIAL UNTUK PROSES PRODUKSI PADA PT X
Amri
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Abstrak: Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi semakin berkembang dengan pesatnya sehingga perusahaan dalam menjalankan bisnis harus bersaing dengan perusahaan sejenis. Untuk dapat harus dapat
mengendalikan penyediaan material untuk kelancaran proses produksi. Perusahaan PT X yang bergerak dalam bidang perakitan bola lampu pijar. Produksi jadi yang dihasilkan antara lain tipe lampu: E50, A60, E60, A80,
T45, P45, A55, NR63, NR80, BW35 sampai B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan sekarang menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Penelitian
ini bertujuan untuk mengurangi WIP work in process di lini produksi dan waktu proses. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan minimasi inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan kanban. Kanban
yang digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi pada unit perakitan dan pengemasan lampu. Hasil analisis yang diperoleh dengan menerapkan sistem kanban adalah terjadi penurunan WIP work in
process
di lini produksi. Perbandingan antara sistem nyata dengan sistem kanban adalah sebesar 45 untuk bulb
dan 25 untuk duplex, dan perbandingan antara MRP dan Just in Time Kanban terjadi penurunan sebesar 28 untuk bulb dan 25 untum duplex. Secara garis besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran
informasi produksi yang berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, perakitan, gudang bahan baku dengan menggunakan kaban pengambilan. Sedangkan proses produksi di dalam work station diatur oleh kanban perintah
produksi. Kata kunci: Just in Time, Kanban, Lamp, Inventori
1. PENDAHULUAN
Dunia industri sekarang ini mengalami kemajuan pesat, kemajuan ini menciptakan persaingan bisnis
yang semakin kompetitif. Untuk dapat terus survive bertahan dalam persaingan tersebut maka salah satu
cara adalah dengan mengembangkan sistem produksi yang lebih efisien dan produktif.
Dalam hal ini kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan harga yang lebih kompetitif,
salah satu diperoleh melalui pengurangan biaya produksi. Pengurangan biaya tersebut dapat dicapai
dengan penerapan Just in Time JIT.
Beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh sebagian perusahaan di Indonesia antara lain sistem
produksi yang terpusat, karena semua rencana proses produksi dibuat oleh manajemen puncak, dan
kemudian baru diserahkan kepada stasiun kerja masing-masing, yang diakibatkan oleh penerapan
sistem push. Kelemahan dari sistem ini bila manajemen tidak mengontrol kerja bawahan maka
akan terjadi kelambatan produksi. Akibat lain yang ditimbulkan terjadi keterlambatan pengiriman
barang, dari gudang raw material ke proses produksi sehingga menghambat kerja proses berikutnya
banyak produk yang cacat sehingga diperlukan pengerjaan ulang dan kadang harus membuang bahan
karena kesalahan proses atau perhitungan dan ini semua akan menambah biaya produksi.
Permasalahan di atas juga dialami oleh perusahaan yang memproduksi bola lampu dengan
berbagai jenis. Produksi yang dilakukan berdasarkan permintaan yang masuk. Produk yang dihasilkan
antara lain adalah TL, dan bola lampu General Lighting Service
GLS dengan tipe bulb, A60, E50, E60, A80, T45, P45, T55, A55, NR63, NR80, E80,
BW35, sampai B35. Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah
terlalu besarnya inventori, kurang koordinasi atau kerjasama sesama karyawan, lambatnya kerja
operator tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan kurangnya kesadaran pekerja dalam
melakukan tugas. Dari permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut di atas maka dibuat sebuah
usulan untuk menerapkan sistem kanban, dalam setiap proses produksi yang akan dikembangkan
untuk mengendalikan jumlah produksi dalam setiap tahap proses produksi.
Dengan adanya kanban yang merupakan suatu alat untuk mencapai proses Just in Time, diharapkan
dapat menekan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem produksi dengan membuat sistem kontrol
kanban mulai dari penyediaan bahan baku, pengurangan inventori, persediaan yang tidak perlu
dihilangkan, sehingga dapat menghilangkan ongkos persediaan. Selain itu juga melakukan produksi
seperlunya dengan mengurangi kegiatan yang tidak perlu atau pemborosan Kanban adalah suatu kartu
yang berfungsi sebagai alat kontrol produksi Just in Time
. Penerapan sistem kanban produksi adalah
dengan membuat kartu kanban yang diperlukan menghitung jumlah kanban merencanakan aliran
kanban yang efisien dan sarana pendukung sistem kanban. Perencanaan sistem kanban perlu digunakan
secara optimal untuk dapat mengendalikan persediaan dan proses produksi ini dapat dicapai bila
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
12 perusahaan akan memproduksi produk yang
dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut, yaitu: •
Bagaimana merancang sistem kanban •
Bagaimana merancang sistem kanban penyediaan material untuk produksi bola lampu
yang optimal •
Bagaimana mengukur tingkat performansi sistem produksi bola lampu
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan tersebut antara lain:
• Merancang sistem kanban penyediaan material
pada proses produksi sehingga dapat mengurangi inventori, Work in Process WIP pada tiap
proses produksi
• Menganalisis sistem kanban penyediaan dengan
melihat pengaruh yang terjadi pada proses produksi •
Mengukur performansi sistem kanban pada proses produksi
Dalam penelitian ini digunakan beberapa batasan untuk membatasi ruang lingkup penelitian,
adapun batasan yang digunakan adalah: •
Tidak membahas analisis jumlah kebutuhan tenaga kerja dan mesin
• Tidak membahas pemasukan barang dari supplier
• Tidak membahas proses distribusi produksi dari
pabrik ke konsumen •
Pembahasan dilakukan pada produksi bola lampu GLS General Lighting Service
Perhitungan jumlah kanban dilakukan pada material bulb
dan duplex. Penelitian ini juga menggunakan beberapa
asumsi antara lain: •
Lay out site departemen yang masih berada pada
kondisi saat ini •
Seluruh permintaan dianggap dapat dipenuhi •
Kondisi mesin dianggap dalam keadaan normal
2. METODOLOGI PENELITIAN