Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
12 perusahaan akan memproduksi produk yang
dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut, yaitu: •
Bagaimana merancang sistem kanban •
Bagaimana merancang sistem kanban penyediaan material untuk produksi bola lampu
yang optimal •
Bagaimana mengukur tingkat performansi sistem produksi bola lampu
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan tersebut antara lain:
• Merancang sistem kanban penyediaan material
pada proses produksi sehingga dapat mengurangi inventori, Work in Process WIP pada tiap
proses produksi
• Menganalisis sistem kanban penyediaan dengan
melihat pengaruh yang terjadi pada proses produksi •
Mengukur performansi sistem kanban pada proses produksi
Dalam penelitian ini digunakan beberapa batasan untuk membatasi ruang lingkup penelitian,
adapun batasan yang digunakan adalah: •
Tidak membahas analisis jumlah kebutuhan tenaga kerja dan mesin
• Tidak membahas pemasukan barang dari supplier
• Tidak membahas proses distribusi produksi dari
pabrik ke konsumen •
Pembahasan dilakukan pada produksi bola lampu GLS General Lighting Service
Perhitungan jumlah kanban dilakukan pada material bulb
dan duplex. Penelitian ini juga menggunakan beberapa
asumsi antara lain: •
Lay out site departemen yang masih berada pada
kondisi saat ini •
Seluruh permintaan dianggap dapat dipenuhi •
Kondisi mesin dianggap dalam keadaan normal
2. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap penelitian, yaitu:
2.1 Tahap Identifikasi dan Penelitian Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan dan tujuan penelitian, dilanjutkan
dengan melakukan studi literatur yang meliputi sumber buku dan penelitian sebelumnya. Selanjutnya
dilakukan penentuan metode yang digunakan yaitu kanban sebagi alat pengontrol just in time. Penelitian
pendahuluan dilakuakn dengan wawancara pihak manajemen dan karyawan, kemudian mengambil
data di lapangan seusia dengan tahapan yang diperlukan dalam menentukan jumlah kanban.
2.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan pencatatan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah sesuai
dengan pendekatan sistem kanban antara lain data produksi, komponen, kedatangan barang, permintaan
tahunan, dan saldo minimal di lini produksi dengan pendekatan Kanban JIT.
Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data yang dimulai dengan perhitungan jumlah kanban
yaitu, jumlah kartu untuk tiap part, kapasitas kontainer atau palet. Perhitungan dilakukan pada unit
perakitan dan pengemasan di lini produksi pada unit perakitan dan pengemasan 1 sampai 13.
2.3 Tahap Perencanaan Sistem Kanban
Studi mengenai sistem kanban dengan pendekatan Just in Time untuk diterapkan pada
semua proses produksi, membuat usulan produksi dengan pendekatan Just in Time mulai dari
penyediaan material sampai menjadi barang jadi.
Sistem nyata yang ada sekarang ini akan dicoba membuat model sistem produksi Just in Time yaitu
dengan mengganti sistem aliran informasi sistem yang nyata dengan sistem kanban. Secara garis besar
aliran yang akan dilakukan adalah membuat Master Production Schedule
pada work station akhir yaitu produk jadi, bukan pada masing-masing work station.
Dari work station produk jadi akan memberikan barang sesuai dengan jadwal rencana produksi, bila
ternyata barang yang diinginkan tidak ada maka akan diminta pada work station sebelumnya dengan
menggunakan kanban pengambilan, kemudian work station
tersebut akan memberikan barang pada work station
berikutnya, jika barang yang diinginkan oleh work station
sebelumnya tidak dapat dipenuhi maka work station
tersebut akan mengambil pada work station
sebelumnya lagi dengan kanban pengambilan, demikian seterusnya. Sedangkan pada proses dan
pekerja perlu sedikit perbaikan, pada proses yang tidak diperlukan sehingga membawa efisiensi kerja.
2.4 Tahap Analisis
Data hasil penelitian yang digunakan untuk mengestimasi suatu kriteria performansi sistem yang
diteliti. Hasil estimasi ini kemudian digunakan untuk menjawab tujuan studi yang telah ditentukan adalah
dengan perbaikan sistem, produksi sehingga tidak terjadi kegiatan yang tidak efisien. Maka perlu
dianalisis sehingga didapat gambaran keberhasilan penerapan system kanban secara kualitatif dan
kuantitatif. Kemudian diambil kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada di perusahaan dan
saran sebagai tindak lanjut yang sebaiknya dilakukan bila ingin menerapkan sistem kanban.
3. DESKRIPSI MODEL
Model yang akan dijadikan studi adalah model sistem produksi yang terdiri dari beberapa tahap
proses. Proses produksi perakitan lampu terdiri dari 13 unit mesin, dan proses pengemasan lampu terdiri
dari 13 unit mesin. Kedua proses dalam penelitian ini akan dibuat sistem kanban mulai dari kedatangan
Amri
13 produk ke unit produksi sampai selesai. Produk yang
dibuat berupa bola lampu berbagai jenis dan tipe mulai tipe A60, E50, E60, A80, T45, P45, T55, A55,
NR63, NR80, E80, BW35 sampai B35.
Kartu kanban yang akan digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi.
Kanban pengambilan digunakan pada pengembalian barang di gudang bahan baku. Pabrik pembuatan
komponen lampu Lamp Component Factory LCF dalam penelitian ini dianggap sebagai pemasok
bahan baku gelas ke pabrik perakitan lampu. Kanban perintah produksi digunakan pada perakitan lampu
dan pengemasan lampu ke 13 unit produksi.
Aktivitas yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mulai dari peng-input-an data komponen ke
komputer, pengambilan barang di rak masing-masing kemudian dikumpulkan di area penampungan
sementara sebelum dibawa ke unit produksi masing- masing. Setelah komponen disiapkan kemudian
dihitung ulang apakah sudah selesai denga permintaan, dan di angkut ke unit produksi dan juga
ke penampungan sementara yang dilakukan dengan hand forklift electric
dan hand forklift.
4. PERMODELAN SISTEM NYATA
Proses order material dilakukan oleh perusahaan PT X dengan pihak supplier di mana barang yang
dipesan sesuai dengan permintaan yang masuk. Kemudian baru membuat Master Production
Schedule untuk masing-masing work station mulai
dari gudang bahan baku, perakitan bulb dan pengemasan.
Persiapan material dilakukan di gudang bahan baku mulai dari pengecekan material apakah tersedia
atau tidak, berapa jumlahnya dan berapa yang diambil. Setelah selesai operator bagian gudang
bahan baku menyiapkan material dan komponen dikumpulkan di area sementara sebelum dibawa ke
unit produksi. Informasi yang diperlukan untuk memodelkan sistem produksi nyata perusahaan
adalah meliputi Master Production Schedule dan rencana produksi yang diberikan kepada tiap work
station
. Secara garis besar aliran informasi ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Setiap proses pada sistem push secara langsung dikontrol dan dikendalikan oleh Master Production
Schedule . Setiap work station diberikan daftar jadwal
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan transportasi yang dilakukan pada semua work station.
Push Trans Push Trans
Push Trans
Job Sequence
Job Sequence
Job Sequence
Job Sequence
Master Production Schedule
Gudang Bahan
Baku Assembly
Packing Produk
Jadi
Aliran Informasi Aliran Material
Gambar 1. Master Prodution Schedule
5. PERMODELAN SISTEM KANBAN