Perubahan  Menjadi n dalam Perangkat Korespondensi -,-,n- Perubahan  Menjadi  dalam Perangkat Korespondensi -,-,-

i. Perubahan  Menjadi n dalam Perangkat Korespondensi -,-,n-

, -,,- Seperti disebutkan sebelumnya,  adalah proto-fonem -,-,n-,-,- , -,  mengalami perubahan menjadi n dalam bPD sebagai hasil dari proses protesis yakni bertambahnya bunyi pada awal kata seperti terlihat pada data berikut: Glos BT BS BPD BA BK BM jatuh d bu d bu ndabuh dabu ndabuh dabu belah taha - ntakah - taka - bulat tikk  - nte kk - - - enak t bo - - tab  tabeh tab  jatuh d bu d buh nd buh dbu dabuh d bu jauh d o d o nda h d o da h d o jilat dil t dil t ndilat dil t dil t dil t lama - d kah ndekah - dekah - terang - - ntera  t ra t ra - Rumus perubahan bunyi tersebut adalah  berinovasi atau berubah menjadi n  n dalam bPD pada posisi awal kata sebelum bunyi hambat dental bersuara d dan bunyi hambat dental tak bersuara t. Rumus perubahan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:  → n___t d Perubahan  menjadi  dan n berwujud fonetis karena tidak membedakan makna. Atas dasar itu,  dan n secara fonemis adalah sama karena merupakan alofon atau sub-fonem dari . Universitas Sumatera Utara  : n  n Diagram alofon 4.9

j. Perubahan  Menjadi  dalam Perangkat Korespondensi -,-,-

, -,-,- Seperti disebutkan sebelumnya,  adalah proto-fonem -,-,-,-,- , -.  mengalami perubahan menjadi  dalam bPD sebagai hasil dari proses protesis yakni bertambahnya bunyi pada posisi awal kata seperti terlihat pada data berikut: Glos BT BS BPD BA BK BM kuat gogo gogo gogo gogo gege gogo gelap - golap gelap golap gelap golap genggam g lm - gelem - - g lm kuning - g rsi gersi grsi gersi  g rsi panjang g jj gnj genj ginj ged ginj  Rumus perubahan bunyi tersebut adalah  mengalami perubahan menjadi  dalam bPD sebagai hasil dari proses protesis yakni bertambahnya bunyi pada posisi awal kata di depan bunyi hambat glotal bersuara g. Universitas Sumatera Utara Rumus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:  → ___ g Perubahan  menjadi  dan  berwujud fonetis karena tidak membedakan makna. Atas dasar itu,  dan  secara fonemis adalah sama karena merupakan alofon atau sub-fonem dari .  :    Diagram alofon 4.10

k. Perubahan k Menjadi h dalam Perangkat Korespondensi h-,h-,k-,h-,k-