a. Kaplet: tablet yang bentuknya seperti kapsule. Misalnya: Neuralgin
kaplet Kalbe. b.
Tablet multi layer: tablet berlapis-lapis dengan berwarna-warni. Maksudnya ialah untuk menarik, dapat menghindari antara zat
berkhasiat yang satu dengan zat yang lain apabila dalam satu campuran dapat rusak. Sebagai contoh misalnya: Bodrex Bode
tablet.
2.1.3 Persyaratan Tablet
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV dan persyaratan beberapa industri, tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Keseragaman Bobot
Tablet harus memenuhi uji keseragaman untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet yang bobotnya seragam diharapkan
memiliki kandungan bahan obat yang sama, sehingga menpunyai efek terapi yang sama.
2. Kekerasan
Tablet harus memiliki kekuatan atau kekerasan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan pada saat pengepakan dan pengangkutan.Uji
ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Hardness Tester.Tablet diletakkan diantara alat penekan punch dan dijepit dengan
memutar sekrup pengatur sampai tanda lampu menyala, lalu ditekan tombol sehingga tablet terpecah.Tekanan dapat ditunjukkan melalui skala
yang tertera. Umumnya kekuatan tablet berkisar 4-8 kg.
Universitas Sumatera Utara
3. Kerenyahan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kerenyahan tablet, karena tablet yang rapuh dan rusak kandungan zat berkhasiatnya berkurang sehingga
mempengaruhi efek terapi. Kerenyahan ditandai dengan massa partikel yang berjatuhan dari tablet. Uji ini menggunakan alat yang disebut Roche
Friabilator yang terdiri dari sebuah tabung yang berputar, ke arah radial disambungkan sebuah bilah lengkung.Tablet dimasukkan ke dalam drum
tersebut, dihidupkan alat maka drum berputar dan tablet bergulir jatuh sampai pada putaran berikutnya dipegang kembali oleh bilah. Pemutaran
dilakukan 100 kali dengan persyaratan tablet tidak boleh kehilangan berat lebih dari 0,8.
4. Waktu Hancur
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua
periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara periode pelepasan tersebut.Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau
bahan aktifnya terlarut sempurna.Interval waktu hancur yaitu tidak lebih dari 15 menit.Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila tidak ada sisa
sediaan yang tidak larut tertinggal pada kasa.
Universitas Sumatera Utara
5. Disolusi
Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan pada suatu medium. Uji ini digunakan untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam monografi pada sediaan tablet kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus
dikunyah atau tidak memerlukan uji disolusi. 6.
Penetapan Kadar Zat Berkhasiat Penetapan kadar ini dilakukan untuk mengetahui apakah tablet tersebut
memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak memenuhi syarat, berarti obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang
baik dan tidak layak dikonsumsi. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai tertera pada monografi antara lain di
Farmakope Indonesia. Obat yang telah memenuhi persyaratan keseragaman bobot, kekerasan,
kerenyahan, waktu hancur dan penetapan kadar zat berkhasiat belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus
dilakukan pada setiap produksi tablet.
2.2 Analgesik-Antipiretik
Analgesik-antipiretik adalah zat-zat yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri sekaligus menurunkan panas tubuh.Nyeri adalah
Universitas Sumatera Utara