Analgesik-Antipiretik Non Steroidal anti-inflammatory Drugs NSAIDs

5. Disolusi Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan pada suatu medium. Uji ini digunakan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam monografi pada sediaan tablet kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah atau tidak memerlukan uji disolusi. 6. Penetapan Kadar Zat Berkhasiat Penetapan kadar ini dilakukan untuk mengetahui apakah tablet tersebut memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak memenuhi syarat, berarti obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang baik dan tidak layak dikonsumsi. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai tertera pada monografi antara lain di Farmakope Indonesia. Obat yang telah memenuhi persyaratan keseragaman bobot, kekerasan, kerenyahan, waktu hancur dan penetapan kadar zat berkhasiat belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet.

2.2 Analgesik-Antipiretik

Analgesik-antipiretik adalah zat-zat yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri sekaligus menurunkan panas tubuh.Nyeri adalah Universitas Sumatera Utara perasaan sensori yang tidak baik dan berkaitan dengan kerusakan jaringan.Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dengan ambang toleransi yang berbeda- beda.Nyeri dianggap sebagai tanda adanya gangguan di jaringan seperti peradangan dan infeksi.Sedangkan demam pada umumnya adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri Tjay dan Rahardja, 2007. Analgesik merupakan obat yang mampu mengurangi rasa sakit dengan meningkatkan batas ambang rasa sakit.Analgesik digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni 1 analgesik non narkotika; dan 2 analgesik narkotika.Analgesik non-narkotika yang umum digunakan adalah asetosal dan parasetamol, sementara contoh analgesik narkotika adalah morfin dan heroin.Selain itu, terdapat beberapa analgesik narkotik sintetik seperti meperidin.Sementara itu, antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam suhu tubuh yang tinggi.Pada umumnya 90 analgesik mempunyai efek antipiretik.Karena alasan inilah, maka analisis obat analgesik dan antipiretik dijadikan satu.Obat-obat analgesik non-narkotik juga berguna sebagai obat anti- inflamasi non steroid atau popular dikenal dengan obat NSAIDs non steroid anti- inflammatory drugsTjay dan Rahardja, 2007. Analgesik-antipiretik dapat dikelompokkan sebagai turunan-turunan struktur asam salisilat seperti asetosal, turunan p-aminofenol seperti parasetamol, turunan asam fenamat seperti asam mefenamat, turunan asam propionat seperti ibuprofen, ketopren dan naproksen, derivat asam fenilasetat seperti natrium diklofenak, turunan pirazolon seperti fenilbutazon dan oksifenbutazon, serta turunan oksikam seperti piroksikam dan meloksikam Sudjadi, 2012. Universitas Sumatera Utara

2.3 Non Steroidal anti-inflammatory Drugs NSAIDs

Obat antiinflamasi utama adalah non steroid anti-inflammatory drugs NSAIDs dan glukokortikoid. NSAIDs merupakan obat antiinflamsi yang paling banyak digunakan.Obat NSAIDs mempunyai tiga efek farmakologi yaitu antiinflamasi, analgesik dan antipiretik.Obat ini beraksi dengan menghambat enzimsiklooksigenase, selanjutnya terjadi penghambatan pada produksi prostaglandin dan tromboksan.Obat NSAIDs generasi awal menghambat baik pada COX-1 dan COX-2, bahkan lebih dominan menghambat COX-1. Efek antiinflamsi berkaitan dengan penghambatan pada manifestasi inflamasi yaitu vasodilatasi, edema dan nyeri.Manifestasi inflamasi tersebut diperantarai oleh mediator-mediator yang merupakan produk dari aksi COX- 2.NSAIDs beraksi menghambat COX, menurunkan produksi vasodilator prostaglandin PGE 2 dan PGI 2 , sehingga menurunkan vasodilatasi, kemudian menurunkan edema yang terjadi. Lebih lanjut, akumulasi sel inflamasi akan berkurang Endro, 2012. NSAIDs juga termasuk analgesik karena menghambat salah satu manifestasi inflamasi yaitu nyeri.Pada reaksi inflamasi, prostaglandin mensensitisasi nosiseptor reseptor nyeri terhadap mediator nyeri yaitu bradikinin atau 5-hidroksitriptamin.Secara klinik, NSAIDs digunakan untuk kasus nyeri ringan hingga moderat seperti arthritis, sakit gigi, pusing, dan dismenorea haid Munaf, 1994. Universitas Sumatera Utara Efek antipiretik NSAIDs berkaitan dengan suhu tubuh yang diatur oleh pusat keseimbangan panas di hipotalamus.Pusat keseimbangan tersebut ibarat suatu termostat.Kondisi demam panas diakibatkan terjadinya gangguan pengaturan keseimbangan panas di hipotalamus tersebut mengakibatkan kenaikan suhu tubuh.Pada reaksi inflamasi, bakteri endotoksin menyebabkan pelepasan pirogen yaitu IL-1 dari makrofag, yang menyebabkan produksi PGE yang dapat mengubah pengaturan suhu menjadi meningkat.Berkaitan dengan produksi PGE tersebut, COX-2 dan COX-3 berperan dalam patofisiologis demam.NSAIDs berperan menurunkan panas dengan menghambat produksi PGE tersebut, namun pada kondisi normal NSAIDs tidak menurunkan suhu tubuh. Artinya, NSAIDs berperan dalam pengaturan kembali keseimbangan panas pada demamEndro, 2012 .

2.4 Asam Mefenamat