Hasil Pengecoran Type Gating System Hasil Pengujian Kekerasan Hardness Test

58 cetakan. Selain itu nilai impak K dapat dinyatakan dalam satuan joulemm². Grafik nilai impak dapat dilihat pada gambar 4.10. Gambar 4.10 Grafik nilai impak vs type gating

4.4. Hasil Uji Kekasaran Roughness

Alat ini bekerja dengan cara menggesekan bagian sensornya ke permukaaan material. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekasaran permukaan dari spesimen Al – SiC. Untuk cara pengujian kekasaran, setiap satu titik pada spesimen yang akan dilakukkan pengujian kekasaran digesekkan sensor ke titik spesimen tersebut sepanjang 5 mm. Karena hanya bisa sepanjang 5 mm maka daerah yang diuji kekasarannya adalah daerah yang akan dilakukan pengujian keausan. Untuk spesimen uji kekasaran dapat dilihat pada gambar 4.11berikut ini. Gambar 4.11 Spesimen Uji Kekasaran Data hasil pengujian kekasaran yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. 0,224 0,226 0,228 0,230 0,232 0,234 0,236 Type A Type B Type C N il ai I m p ac t J m m ² Type Gating 59 Tabel 4.3 Data hasil pengujian kekasaran Hasil Pengujian Kekasaran Roughness No. Type A Type B Type C 1 0,3 0,4 0,6 2 0,4 0,5 0,5 3 0,6 0,5 0,5 4 0,5 0,4 0,7 5 0,4 0,5 0,3 6 0,3 0,3 0,7 7 0,4 0,4 0,3 8 0,3 0,3 0,4 Rata – Rata 0,40 0,41 0,50 Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji kekasaran permukaan pada bahan aluminium 356 yang diperkuat SiC, kemudian diambil nilai kekasaran rata- ratanya. Grafik nilai rata – rata kekasaran spesimen uji dapat dilihat pada gambar 4.12. Gambar 4.12 Grafik Nilai kekasaran vs Type gating Tabel 4.3 dan gambar 4.12 memperlihatkan bahwa kekasaran permukaan spesimen berbeda. Permukaan yang paling kasar terlihat pada gating type C yaitu sebesar 0,50 μm . Berdasarkan data dari tabel 4.3 dan gambar 4.12, dapat dilihat 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 Type A Type B Type C N il ai K eka sa ra n μm Type Gating 60 bahwa spesimen mendapatkan nilai rata – rata kekasaran dibawah 0,8 μm ASTM G99-04 . Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan spesimen uji sudah memenuhi standar uji keausan. Permukaan kasar mempengaruhi koefisien gesek pada spesimen dibandingkan permukaan yang halus. Kekasaran merupakan prediksi yang baik dari kinerja komponen mekanik. Meskipun kekasaran biasanya tidak diinginkan tetapi sangat sulit untuk dikontrol dalam manufaktur Aditya dkk 2011 .

4.5. Hasil Uji Keausan Wear Test

Alat yang digunakan untuk pengujian keausan ini adalah alat uji keausan dengan standar ASTM G99-04 tipe pin on disk dengan variasi pembebanan. Keausan yang terjadi pada pengujian ini adalah Keausan Abrasif Abrasive wear. Berikut ini adalah gambar spesimen sebelum dilakukan pengujian keausan, spesimen uji mempunyai ukuran yang sama dengan tebal t = 5 mm dan diameter spesimen d = 65 mm. Pada pengujian keausan ini kecepatan putaran n = 100 rpm, waktu t = 30 s dan pembebanan = 10 N adalah konstan. Spesimen sebelum dilakukan pengujian keausan dapat dilihat pada gambar 4.11. Gambar 4.13 Spesimen sebelum di uji keausan Spesimen setelah dilakukan pengujian keausan dengan putaran 100 rpm, pembebanan 10 N dan waktu pengujian 30 detik untuk semua variasi spesimen maka spesimen yang sudah diuji dapat dilihat pada gambar 4.14. Gambar 4.14 Spesimen sudah di uji keausan 61 Gambar 4.14 diatas, terdapat jejak pada spesimen uji keausan. Jejak tersebut akibat penekanan pin yang diberi beban pada saat pengujian sehingga pin tersebut bergesek pada permukaan spesmien. Lebar jejak tersebut dapat diukur dengan menggunakan Reflected Metallurgical Microscope dengan type Rax Vision No.545491, MM- 10A,230V-50Hz. Dengan menggunakan alat tersebut kemudian di ukur lebar jejaknya. Lebar jejak aluminium Aluminium 356 diperkuat SiC dengan variasi gating type A pada uji keausan dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut : Gambar 4.15 Lebar jejak untuk Aluminum 356 diperkuat SiC pada gating type A pembesaran 50x Keterangan: a= Lebar jejak μm Lebar jejak yang dihasilkan pada raw material tidak sepenuhnya lurus, tetapi terdapat lekukan-lekukan pada jejaknya. Hal ini dikarenakan pengikisan abrasif pada aluminium 356 yang diperkuat SiC tidak merata, oleh karena adanya getaran pada pin akibat pembebanan. Gambar 4.16 Kedalaman jejak bahan aluminium 356 diperkuat SiC pada gating type A pembesaran 50x a a a b

Dokumen yang terkait

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 40 104

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 5 21

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 2

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 4

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

1 1 28

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 1 3

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 21

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 4

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 28

Studi Eksperimental Pengaruh Type Gating System Terhadap Mechanical Properties Dan Mikrostruktur Pada Pengecoran Aluminium A356 – SiC Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 3