Hasil Uji Kekasaran Roughness
66 Tabel 4.6 Lebar jejak dan kedalaman jejak bahan Aluminum 356 yang diperkuat
SiC pada gating type C. No
Variasi Bagian Titik
a μm ᾱ μm
ᾱ μm Ƃ μm
1
Type C 1
1 1697,368
1722,382
1269,526 56,069
2 1657,895
3 1931,579
4 1665,798
5 1652,632
6 1942,105
7 1750,102
8 1481,579
2 2
1 1157,907
1151,323 2
1300,011 3
955,263 4
1076,316 5
960,526 6
1368,444 7
1368,421 8
1023,698
3 3
1 815,789
934,873 2
807,895 3
1028,947 4
689,474 5
1363,158 6
1057,895 7
934,244 8
781,579 Tabel 4.6 memperlihatkan hasil pengamatan lebar jejak gambar 4.19 dan
kedalaman jejak gambar 4.20 terhadap spesimen uji keausan dengan menggunakan mikroskop optik pembesaran 50x. Dilihat dari tabel 4.6 laju
keausan terendah terjadi pada bagian 3 yang merupakan bagian bawah dari hasil coran Al - SiC.
Hasil pengujian keausan pada tabel 4.4, tabel 4.5 dan tabel 4.6 digunakan untuk menghitung laju keausan secara teori menurut hukum Archard dan laju
keausan secara experimen. Lebar jejak pada setiap spesimen tersebut digunakan untuk menghitung panjang lintasan keausan pada hukum Archard, sehingga
67 didapatkan volume keausan teori dari bahan tersebut. Sedangkan kedalaman jejak
tersebut digunakan untuk menghitung laju keausan berdasarkan eksperimen. Berdasarkan hukum keausan Archard tentang hukum keausan wear law
bahwa untuk menentukan laju keausan terlebih dahulu dihitung panjang lintasan dan volume keausannya. Panjang lintasan dapat dihitung melalui persamaan 4.5
setelah terlebih dahulu dihitung jari – jari lintasan. Jari – jari lintasan dapat
dihitung menggunakan persamaan 4.4 berikut :
r =
̿
4.4
Dimana: r = Jari-jari lintasan mm
̿ = Lebar jejak rata-rata μm d
p
= Diameter pengujian mm
Berdasarkan persamaan diatas, untuk spesimen gating type A yang memiliki lebar jejak rata
– rata sebesar 1684,856 μm dan diameter pengujian 50 mm maka didapat hasil perhitungannya seperti berikut ini :
r =
̿
r = r = 25,84 mm
Setelah didapat hasil perhitungan untuk jari –jari lintasan, maka panjang
lintasan dapat dihitung dengan persamaan 4.7
L = 4.5
Dimana:
68 r = Jari-jari lintasan mm
n = Putaran rpm t = Waktu keausan s
L= Panjang lintasan m
Berdasarkan persamaan diatas, untuk spesimen gating type A yang memiliki jari
– jari lintasan sebesar 25,84 mm dan waktu putaran pengujian keausan sebesar 30 s serta kecepatan putaran selama pengujian keausan yaitu
sebesar 100 rpm maka berdasarkan data – data diatas, didapat hasil
perhitungannya seperti berikut ini :
L =
L = L = 8117,87 mm
L = 8,118 m
Setelah didapat hasil perhitungan untuk panjang lintasan, maka volume keausan dapat dihitung dengan persamaan 4.6 berikut ini:
V
T
= K 4.6
Dimana: V
T
= Volume keausan teori mm³ K= Koefisien keausan 6,0 x
W= Beban N H= Kekerasan material Pa, Nm²
L= Panjang lintasan m
Berdasarkan persamaan diatas, untuk spesimen gating type A yang memiliki panjang lintasan sebesar 8,118 m dan pembebanan untuk pengujian
keausan yaitu sebesar 10 N serta kekerasan material sebesar 49,002 x Nm²