45
3.3 Prosedur Pengujian 3.3.1 Proses Pengecoran Logam
Pengecoran Aluminium dilakukan di Laboratorium Foundry Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Adapun prosedur yang dilakukan pada
proses pengecoran Aluminium adalah sebagai berikut: 1.
Bahan yang akan dilebur adalah Aluminium A356 2.
Bahan penambah yaitu serbuk silikon karbida 3.
Krusibel dimasukkan kedalam tungku kemudian arang kayu laut yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam dalam tungku peleburan.
4. Aluminium A356 yang sudah ditimbang massanya dimasukkan kedalam
crucible. 5.
Jika suhu Aluminium mencapai ± 735 ° C yang diukur dengan menggunakan termokopel, maka serbuk silikon karbida yang sudah ditimbang massanya
dimasukkan kedalam krusibel 6.
Setelah semua dimasukkan, turunkan pengaduk dari mesin stir casting. 7.
Letakkan pengaduk stir casting kedalam krusibel dan putar dengan kecepatan 175 rpm dengan waktu pengadukan 2 menit.
8. Setelah selesai pengadukan, maka dilakukan penuangan pada cetakan pasir
yang sudah dipersiapkan dan tunggu hingga spesimen dingin. 9.
setelah spesimen dingin, hancurkan cetakan pasir sampai spesimen dapat diambil.
10. Setelah spesimen siap dicetak, maka spesimen dilakukan proses permesinan
untuk mendapatkan dimensi yang sesuai untuk pengujian keausan, impact, kekasaran, metalografi dan kekerasan.
3.3.2 Pengujian kekerasan hardness test
Pengujian kekerasan bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu
material. Pengujian ini dilakukan di beberapa titik yang di indentasi setelah
dilakukan penambahan Silikon karbida terhadap material Aluminium alloys. Pengujian kekerasan terhadap spesimen Al-SiC coran menggunakan metode
Brinell hardness test dan dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Teknik Mesin USU.
46 Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian kekerasan hardness
adalah sebagai berikut: 1.
Dipersiapkan spesimen untuk uji kekerasan. 2.
Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan variasi nomor 600, 800, dan 1000.
3. Spesimen diberi tanda titik pada permukaan yang halus tadi dengan
spidolpulpen. 4.
Spesimen diletakkan pada landasan specimen yang ada pada mesin Brinell Hardness Tester.
5. Bola baja sebagai penetrator diset pada titik yang akan diuji dengan kondisi
bersinggungan bola baja hanya menyentuh titik. 6.
Kemudian diberi beban dengan menggunakan handle hingga 500 kg dan tahan selama 5 detik.
7. Setelah 5 detik, katup pembuang dibuka dengan pelan.
8. Diameter indentasijejak bola baja diukur dengan menggunakan teropong.
9. Diameter yang diperoleh dikonversikan dengan nilai diameter dan beban
dalam hal ini beban 500 kg. 10. Ulangi prosedur tersebut untuk pengujian spesimen selanjutnya
3.3.3 Pengujian getas Impact test
Pengujian impak dilakuan pada sampel uji dengan menggunakan metode charpy, pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketangguhan material
MMC yang dinyatakan dalam energy joule yang diserap sampel uji pada saat pengujian. Pengujian ini dilakukkan di Laboratorium Fisika Terpadu Fakultas
MIPA Universitas Sumatera Utara. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian impak adalah sebagai berikut:
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Bersihkan permukaan spesimen dengan kertas pasir sampai halus dan rata.
3. Dimensi spesimen diukur dan dibuat takikan sesuai dengan standar pengujian
impak. 4.
Takikan spesimen berada di tengah spesimen tersebut dengan sudut takikan 45
o
, takikan berbentuk V dan kedalaman takikan 2 mm.