Manajemen Tepat Waktu Persediaan adalah Pemborosan

periode waktu yang ditetapkan. Penentuan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis barang, frekuensi penggunaan barang, kepentingan barang tersebut dalam perusahaan, dan sebagainya. Tidak peduli persediaan masih banyak atau tidak, setiap waktu tertentu harus dihitung kembali. Proses perhitungan pemesanan kembali ini tidak berarti harus berakibat memesan kambali, tetapi menghitung kambali. Jadi, ada tiga kemungkinan, yaitu memesan kembali, tidak memesan lagi karena persediaan masih banyak, atau membatalkan pesanan yang sedang berjalan karena persediaan kebanyakan. 3. Sistem jumlah tetap Dalam sistem ini yang menonjol adalah bahwa setiap kali memesan, jumlah yang dipesan selalu sama. Mengenai kapan dipesan, tergantung dari frekuensi yang paling ekonomis. 4. Sistem tepat waktu just-in-time system Dalam sistem ini andalan diletakkan pada konsep tepat waktu, yang merupakan bagian bagian dari manajemen tepat waktu, yang diberlakukan pada semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi, yaitu tepat waktu pemesanan, tepat waktu pembelian, tepat waktu kedatangan barang, tepat waktu produksi, tepat waktu pengiriman penjualan, dan sebagainya.

4.8 Manajemen Tepat Waktu

Manajemen tepat waktu atau just in time JIT management ialah metode manajemen manufaktur gaya jepang yang dikembangkan tahun 1970-an. Tepat waktu berarti bahwa dalam statu rangkaiam proses produksi, suku cadang atau komponen yang diperlukan tiba pada ujung lini proses pada waktu yang Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Dengan demikian, perusahaan yang menggunakan sistem ini akan mendekati tingkat persediaan nol. Secara singkat, prinsip JIT dapat dirumuskan sebagai berikut: “menghilangkan sumber-sumber pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku dan memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat”. Konsep JIT menghilangkan biaya yang tidak perlu atau pemborosan yang tidak mempunyai nilai tambah bagi suatu produk. Penambahan biaya tanpa penambahan nilai tambah adalah suatu pemborosan.

4.9 Persediaan adalah Pemborosan

Moto para pengembang JIT dalam hubungan dengan pengendalian persediaan adalah inventory is evil. Dalam pandangan JIT, persediaan adalah pemborosan, karena biaya persediaan sangat mahal, yaitu 20-40 dari harga barang setiap tahunnya. Di samping itu, dalam setiap konsep pengelolaan persediaan, tersimpan kesulitan-kesulitan yang tersembunyi, antara lain: 1. Barang dengan kualitas rendah 2. Kerusakan barang 3. Keterlambatan kedatangan barang Dalam JIT, harus diasumsikan bahwa tujuan-tujuan berikut ini sangat diharapkan untuk dicapai, yaitu: 1. Ukuran lot haruslah sekecil mungkin 2. Mutu harus tetap tinggi secara konsisten 3. Karyawan harus dapat diandalkan Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 4. Persediaan harus dianggap sebagai suatu pemborosan sehingga harus ditiadakan atau diusahakan seminimal mungkin 5. Peralatan produksi harus dapat berjalan dan dapat diandalkan 6. Perencanaan produksi haruslah stabil Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, segala usaha harus dilakukan untuk: 1. Memperpendek waktu pemesanan 2. Mengembangkan karyawan multifungsi 3. Membuat karyawan komit pada pengendalian mutu terpadu kerusakan nol 4. Mengendalikan mutu mulai dari sumbernya Keseimbangan antara biaya penyediaan barang dan biaya pemesanan adalah hal-hal yang menentukan besarnya ukuran lot untuk pemesanan yang paling ekonomis, sehingga timbul rumus EOQ Economic Orgder Quantity. . Dalam konsep JIT, waktu pemesanan harus dihilangkan atau pendek sekali, misalnya maksimal 10 menit, sehingga biaya pemesanan dapat dianggap nol, dan ukuran lot pemesanan yang kecil menjadi ekonomis. Ukuran lot pemesanan yang kecil akan memberikan keuntungan seperti waktu pemesanan pendek, kerusakan kecil dengan mudah dapat diketahui, dan investasi kecil. 4.10 Persediaan Pengaman Safety Stock Sebelum membicarakan persediaan pengaman safety stock, akan dibicarakan terlebih dahulu hubungan antara titik pemesanan kembali, waktu pemesanan, dan tingkat persediaan. Dari gambar berikut dapat dilihat hubungan – hubungan tersebut. Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Jumlah persediaan unit Tingkat persediaan Q ROP SS Waktu T L Gambar 1. Model Persediaan dengan Safety Stock Keterangan: ROP = Reorder point titik pemesanan kembali SS = Safety stock persediaan pengaman L = Lead time waktu antara saat pemesanan sampai barang datang T = Waktu antara pemesanan pertama dengan pemesanan berikutnya Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan stock out dan menghindari terjadinya back order. Asumsi yang digunakan adalah bahwa waktu pemesanan konstan dan pemakaian barang juga konstan. Dalam praktek, terjadi berbagai situasi yang tidak diharapkan yang menjadi kendala, misalnya: 1. Kedatangan barang terlambat 2. Pemakaian tidak merata dan terjadi kenaikan Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

4.11 Perencanaan Kebutuhan Barang