Hukum Pareto dan Aplikasinya

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan shortage costs adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut: a. Kehilangan penjualan b. Kehilangan pelanggan c. Terganggunya operasi

4.5 Hukum Pareto dan Aplikasinya

Pada tahun 1800-an, Vilvredo Pareto, seorang ahli ekonomi dan sosiologi Bangsa Italia, dalam studi dan penelitiannya sampai pada suatu kesimpulan bahwa pola distribusi pendapatan penduduk pada dasarnya sama di seluruh negara dan di sepanjang sejarah. Studi pareto menunjukkan bahwa hanya sebagian yang sangat kecil dari penduduk yang memiliki sebagian besar dari pendapatan seluruh penduduk, dan sebaliknya pula, sebagian besar penduduk hanya memiliki sebagian kecil saja dari pendapatan seluruh penduduk. Berdasarkan ini, pada tahun 1940-an, H.Ford Dickie dari General Electric mengembangkan hukum atau konsep atau prinsip pareto ini dan menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang persediaan. ABC menunjukkan pembagian jenis barang dalam tiga kategori menurut prinsip pareto tersebut. Konsep ini mengatakan bahwa kurang lebih 10 dari jumlah barang mewakili 70 dari nilai barang secara keseluruhan jenis A, barang berharga tinggi, 20 dari jumlah barang mewakili kurang lebih 20 dari nilai barang jenis B, barang berharga menengah, dan sisanya 70 dari jenis Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 barang hanya mewakili kurang lebih 10 saja dari nilai barang secara keseluruhan jenis C, barang berharga rendah. Kategori Persentase Jumlah Barang Persentase Nilai Barang A 10 70 B 20 20 C 70 10 Gejala seperti tadi adalah tipikal untuk setiap barang persediaan. Jadi, klasifikasi barang persediaan menurut konsep ABC adalah klasifikasi menurut nilai barang. Nilai tidak hanya berarti harga per satuan barang, tetapi dapat juga nilai pemakaian barang tersebut dalam periode tertentu, misalnya satu tahun. Prinsip atau konsep ABC memberikan konsekuensi dalam pengendalian persediaan sebagai berikut: 1. Pengawasan harus lebih difokuskan pada barang kategori A, karena kemelesetan dalam pengawasan barang jenis ini dapat menimbulkan kerugian besar. 2. Pengawasan terhadap kategori B bersifat cukup saja 3. Pengawasan terhadap kategori C cukup sekedarnya saja, karena kerugian yang mungkin ditimbulkan biasanya hanya sedikit. Di samping itu, ada perusahaan yang menambah klasifikasi barang persediannya dengan satu klasifikasi lagi, yaitu kategori D, yang diperuntukkan Ulia Maksum : Laporan Kerja Praktek Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma No.14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 bagi barang persediaannya yang mati, yang sudah lama sekali tidak ada pemakaian atau pengeluaran atau tidak ada kemungkinan lagi untuk dipakai.

4.6 Kebutuhan dan Pemesanan Perdana