tanaman, maupun lingkungan. Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat itu dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
Widowati dkk, 2008: 1.
Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut
bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya.
2. Logam berat tidak esensial; yakni logam yang keberadaannya masih belum
diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain-lain.
Tingkat toksisitas logam berat terhadap hewan air, mulai dari yang paling toksik, adalah Hg, Cd, Zn, Pb, Cr, Ni, dan Cu. Sementara itu, tingkat toksisitas
terhadap manusia dari yang paling toksik adalah Hg, Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn Widowati dkk, 2008.
2.2 Timbal Pb
2.2.1 Pengertian dan karakteristik timbal Pb
Timbal Pb ialah logam lunak kebiruan atau kelabu yang sangat beracun yang pada dasarnya tidak dapat dimusnahkan serta tidak terurai menjadi zat lain
dan bisa berakumulasi dalam tanah relatif lama. Oleh karena itu, apabila timbal yang terlepas ke lingkungan akan menjadi ancaman bagi makhluk hidup Sunu,
2001.
Universitas Sumatera Utara
Logam timbal di bumi jumlahnya sangat sedikit, yaitu 0,0002 dari jumlah kerak bumi bila dibandingkan dengan jumlah kandungan logam lainnya
yang ada di bumi Palar, 1994 dalam Widowati dkk, 2008. Timbal Pb merupakan logam yang mendapat perhatian karena bersifat
toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman,
pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral Rahde, 1994 dalam Widowati dkk, 2008.
2.2.2 Sifat-sifat timbal
Logam timbal Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti berikut Palar, 2008:
1. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan
pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah 2.
Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating
3. Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat Celcius
4. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam
biasa, kecuali emas dan merkuri 5.
Merupakan penghantar listrik yang tidak baik Menurut Sunu 2001, timbal banyak digunakan untuk berbagai keperluan
terutama baterai kendaraan. Hal tersebut dikarenakan, timbal Pb mempunyai sifat-sifat yang antara lain:
a. Merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai
bentuk
Universitas Sumatera Utara
b. Mempunyai titik cair yang rendah sehingga bila digunakan dalam bentuk cair
dibutuhkan teknik yang cukup sederhana. c.
Membentuk alloy dengan logam lainnya, sehingga dapat menghasilkan sifat logam yang berbeda.
d. Mempunyai densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya,
kecuali merkuri dan emas. e.
Mempunyai sifat kimia yang menyebabkan timbal ini dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung, jika kontak dengan udara lembab.
2.2.3 Penggunaan timbal
Logam Pb digunakan dalam industri baterai, kabel, penyepuhan, pestisida, sebagai zat antiletup pada bensin, zat penyusun patri atau solder, sebagai
formulasi penyambung pipa sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air rumah tangga dengan Pb Widowati dkk, 2008.
Timbal sebagai salah satu zat yang dicampurkan ke dalam bahan bakar premium dan premix, yaitu C
2
H
5 4
Pb atau TEL Tetra Ethyl Lead yang digunakan sebagai bahan aditif, yang berfungsi meningkatkan angka oktan
sehingga penggunaannya akan menghindari mesin dari gejala “ngelitik” yang berfungsi sebagai pelumas bagi kerja antarkatup mesin intake exhaust valve
dengan dudukan katup valve seat serta valve guide. Keberadaan Octane booster dibutuhkan dalam bensin agar mesin bisa bekerja dengan baik Nasution, 2004
dalam Widowati dkk, 2008. Timbal dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pelapis
keramik yang disebut--- glaze silika dengan oksida lainnya--- yaitu merupakan lapisan tipis gelas yang menyerap ke dalam permukaan tanah liat yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk membuat keramik. Komponen timbal PbO ditambahkan dalam glaze untuk membentuk sifat yang mengkilap yang tidak dapat dibentuk oleh oksida
lainnya Sunu, 2001. Komponen timbal dapat digunakan sebagai pewarna cat karena
kelarutannya di dalam air rendah, dapat berfungsi sebagai pelindung, dan terdapat dalam berbagai warna. Timbal putih paling banyak digunakan, sedangkan timbal
merah berupa bubuk berwarna merah cerah yang digunakan sebagai pewarna cat yang tahan karat. Timbal juga digunakan untuk produk-produk logam seperti
amunisi, pelapis kabel, bahan kimia, pewarna, pipa, dan solder, dan sebagainya Sunu, 2001.
2.2.4 Sumber pencemaran timbal
Pencemaran Pb bersumber kendaraan bermotor yang dibubuhkan ke dalam BBM dalam bentuk Tetra Etil Lead TEL sebanyak 0,42 mgl sejak 1990.
Sebelumnya kadar yang dibubuhkan lebih tinggi lagi. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang Pb dan dikorelasikan terhadap kepadatan lalu lintas
menghasilkan korelasi yang baik sekali dilihat dari kepadatan dan jarak. Pemeriksaan yang dilakukan Rahadjo 1995 pada humus, akar, batang, dan daun
teh di daerah Puncak, Bogor dan Rancabali, Bandung memperlihatkan bahwa permukaan humus mengandung Pb terbesar dan konsentrasinya berkurang dengan
kedalaman tanah. Selanjutnya tinggi konsentrasi secara berurutan didapat pada akar, daun teh, dan batang Soemirat, 2005.
Pencemaran timbal pada tanah juga berasal dari emisi gas buang kendaraan yang mengendap langsung di tanah Widowati, 2008. Secara alami
dengan adanya gaya gravitasi, maka partikel timbal akan turun ke tanah.
Universitas Sumatera Utara
Kandungan timbal dalam tanah bervariasi misalnya karena kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan kondisi transportasi Naria, 2005.
Timbal terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi Pb
2+
, dan dikeluarkan oleh sejumlah industri dan pertambangan. Timbal dapat masuk dalam ke perairan
melalui pengkristalan di udara yang merupakan pembakaran hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dengan bantuan hujan. Dapat pula sebagai akibat
proses korosifikasi bahan mineral akibat hempasan dan angin. Timbal Pb yang masuk kedalam bahan perairan sebagai dampak aktifitas manusia, di antaranya
dalam air buangan limbah industri yang berkaitan dengan timbal Pb yang jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak sungai dan terbawa menuju laut Mustamu,
2013. Industri juga berpotensi sebagai sumber pencemaran timbal Pb yaitu
semua industri yang memakai Timbal Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
1. Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal
konsentrat primary lead, maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam scrap.
2. Industri baterai. Industri ini banyak menggunakan logam timbal Pb terutama
lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya. 3.
Industri bahan bakar. Timbal Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri
maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran timbal Pb.
Universitas Sumatera Utara
4. Industri kabel. Industri kabel memerlukan timbal Pb untuk melapisi kabel.
Saat ini pemakaian timbal Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup. 5.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali dipakai timbal Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate
Sudarmaji dkk, 2006 dalam Marbun, 2010 Pencemaran timbal pernah terjadi pada minuman beralkohol yang
diproduksi sebagai industri rumah yang disimpan dalam wadah keramik yang dilapisi glaze. Berdasarkan hasil uji dari contoh minuman beralkohol tersebut
diperoleh data bahwa sumber pencemaran timbal berasal dari solder timbal yang digunakan dalam tabung-tabung unit distilasi dan dari radiator mobil yang
mengandung timbal yang digunakan sebagai konseder. Distilasi yaitu proses
memanaskan benda cair atau padat hingga berubah menjadi uap yang disalurkan ke dalam bejana yang terpisah, kemudian dikondensasikan dengan pendingan
Sunu, 2001. WHO menetapkan batas timbal di dalam air sebesar 0,1 mgL. Kandungan
timbal di tanah yang belum diolah adalah sekitar 6 – 20 ppm Naria, 2005. Menurut FAO atau WHO batas konsumsi harian logam Pb adalah 3,5
μ gkg atau 0,0035 mgkg dari berat badan. Sedangkan asupan yang diperkenankan dalam
seminggu Acceptable Daily Intake ADI untuk Pb direkomendasikan bagi orang dewasa 50
μ gkg berat badan dan bayi atau anak-anak 25 μ gkg berat badan
Universitas Sumatera Utara
Kesmas, 2013. Batas kandungan timbal dalam sayuran adalah sebesar 2,0 mgkg Badan Pengawas Obat dan Makanan, 1989.
Tabel 2.2 Limit Rekomendasi untuk Kandungan Pb dalam Udara, Makanan, dan Minuman WHO
Bahan Limit Konsentrasi
Udara µgm
3
30-60 Makanan mgkg
0,1-2,0 Minuman mgl
0,05
Sumber: Vettorazzi 1982 dalam Darmono 2001
2.2.5 Keracunan timbal
Pencemaran timbal sudah terjadi di hampir semua daerah dalam dosis yang bervariasi dan sulit dibersihkan serta sering kali dampaknya sulit
dihilangkan. Keracunan yang diakibatkan pencemaran timbal pada dosis rendah sulit untuk diteliti, kalaupun dapat diketahui sepertinya diabaikan misalnya sakit
kepala, maka amat sulit untuk menimbulkan keresahan umum Sunu, 2001. Menurut Sartono 1999, keracunan timbal dapat terjadi secara akut dan
kronik, seperti berikut ini: 1.
Keracunan akut Keracunan akut dapat terjadi melalui mulut, suntikan senyawa timbal yang
larut, atau absorpsi melalui kulit yang terjadi dengan cepat. Gejala yang timbul antara lain rasa logam, sakit perut, muntah, diare, feses berwarna hitam, oliguria,
kolaps, dan koma. 2.
Keracunan kronik Keracunan kronik dapat terjadi melalui mulut, absorpsi melalui kulit, dan
menghirup partikel timbal atau senyawa timbal organik. Gejala yang timbul mula-
Universitas Sumatera Utara
mula nafsu makan berkurang, berat badan turun, apatis, iritasi, kadang-kadang muntah-muntah, lelah, sakit kepala, badan lemah, rasa logam, garis-garis hitam
pada gusi, dan dapat mengakibatkan anemia. Selanjutnya, lebih sering muntah- muntah, rasa sakit yang tidak jelas pada kaki, sendi dan perut, gangguan saraf
pada kaki dan tangan, kelumpuhan otot kaki dan tangan, dan pada wanita dapat terjadi gangguan siklus haid selain aborsi.
2.2.6 Mekanisme toksisitas timbal Pb
Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksisitasnya dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu
sebagai berikut Darmono, 2001: a.
Sistem hemopoietik : Pb menghambat sistem pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia
b. Sistem saraf pusat dan tepi : dapat menyebabkan gangguan ensefalopati dan
gejala gangguan saraf perifer c.
Sistem ginjal : dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis, dan atrofi glomerular
d. Sistem gastro-intestinal : menyebabkan kolik dan konstipasi
e. Sistem kardiovaskuler : menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah f.
Sistem reproduksi dapat menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada wanita serta hipospermi dan teratospermia pada pria
g. Sistem endokrin : mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal
Toksisitas Pb bersifat kronis dan akut. Toksisistas kronis sering dijumpai pada pekerja tambang dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil proses
Universitas Sumatera Utara
pengecatan, pembuatan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan pengecatan. Toksisitas akut bisa terjadi jika Pb masuk ke dalam tubuh seseorang melalui
makanan atau menghirup gas Pb daam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi Widowati dkk, 2008.
2.2.7 Dampak pencemaran timbal
1. Dampak terhadap lingkungan
a. Timbal yang ada di dalam air dapat masuk dan mencemari organisme di
perairan, dan jika air tersebut merupakan sumber air konsumsi masyarakat maka timbal tersebut tentunya akan masuk ke dalam tubuh manusia. Jika air tersebut
digunakan untuk menyiram tanaman akan menimbulkan resiko masuknya timbal ke dalam tanaman Naria, 2005.
b. Logam Pb yang mencemari udara dapat menempel di atas permukaan sayuran
dan masuk ke dalam jaringan daun melalui celah stomata. Bukan hanya pada sayuran, partikel Pb di udara juga dapat mencemari makanan yang dijajakkan di
pinggir jalan Juwita, 1994. c.
Pb yang berasal dari polusi udara sebagian besar berupa debu menempel di permukaan tanaman. Tanaman yang tertutupi debu polusi pada permukaan
daunnya, menyebabkan fungsi fotosintesis dan transpirasi terhambat Onggo, 2009.
d. Logam timbal Pb yang berasal dari kegiatan industri pembuatan lempengan
baterai, aki, bahan peledak, pateri, pembungkus kabel, pigmen, cat anti karat, pelapisan logam, serta penggunaan pupuk fosfat dalam bidang pertanian dapat
mencemari tanah. Selain itu penggunaan bahan bakar yang mengandung timbal menyebabkan udara tercemar oleh timbal, sehingga secara tidak langsung dapat
Universitas Sumatera Utara
mencemari tanah, baik melalui proses sedimentasi maupun presipitasi Novandi R, 2014.
2. Dampak terhadap manusia
Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat
memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh, seperti berikut:
1. Efek Pb terhadap sintesa Haemoglobin
Timbal yang diabsorbsi oleh tubuh akan mengikat gugus aktif dari enzim ALAD Amino Levulinic Acid Dehidratase, dimana enzim ini berfungsi pada
sintesa sel darah merah. Adanya senyawa timbal akan mengganggu kerja enzim ini sehingga sintesa sel darah merah menjadi terganggu Palaar, 1994 dalam
Naria, 2005. Penghambatan sintesis Hb mengakibatkan terjadinya anemia. Senyawa Pb
dalam tubuh akan mengikat gugus aktif enzim ALAD sehingga mengakibatkan pembentukan porfobilinogen dan tidak berlanjutnya proses reaksi Widowati
dkk, 2008. 2.
Efek Pb pada sistem syaraf Efek Pb terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi
kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah
lupa, dan pusing Gusnita, 2012. Pengamatan yang dilakukan pada pekerja tambang dan pengolahan logam
Pb menunjukkan bahwa pengaruh dari keracunan Pb dapat menimbulkan kerusakan pada otak. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai
Universitas Sumatera Utara
akibat dari keracunan Pb adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar, dan delirium, yaitu sejenis penyakit gula Palar, 2008.
3. Efek Pb terhadap sistem urinaria
Ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam darah ke sistem urinaria ginjal dapat mengakibatkan kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan yang
terjadi tersebut disebabkan terbentuknya intranuclear inclusion bodies yang disertai dengan membentuk aminociduria, yaitu terjadinya kelebihan asam amino
dalam urine Palar, 2008. 4.
Efek Pb terhadap sistem reproduksi Pajanan Pb pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat
memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek Pb antara lain menurunkan jumlah sperma dan
meningkatnya jumlah sperma abnormal Gusnita, 2012. Pada wanita hamil yang terpapar, timbal melewati plasenta wanita hamil
tersebut yang dapat menyebabkan janin dalam kandungannya ikut terpapar sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah
BBLR, toksisitas dan bahkan kematian Naria, 2005. 5.
Efek Pb terhadap jantung Sejauh ini perubahan dalam otot jantung sebagai akibat dari keracunan Pb
baru ditemukan pada anak-anak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari ketidaknornalan EKG. Tetapi setelah diberikan bahan khelat, EKG akan kembali
normal. Sampai sekarang belum ada laporan tentang perubahan kerja jantung pada
pekerja-pekerja di pertambangan atau industri yang menggunakan Pb. Pada percobaan yang dilakukan terhadap tikus putih dengan memberikan perlakuan Pb
juga tidak ditemukan perubahan difusi dan otot jantung Palar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Pencegahan dan penanggulangan pencemaran timbal
Berbagai upaya untuk mencegah dan menghindari efek toksik Pb antara lain Widowati dkk, 2008 :
1. Melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan bahaya pencemaran timbal bagi
kelangsungan hidup manusia dan perubahan ekosistem pada alam semesta 2.
Penyelenggaraan uji emisi gas buangan dari kendaraan bermotor secara berkala dan pembentukan sistem pemantauan pencemaran udara di setiap
sudut kota 3.
Penerapan program 3 in 1 pada kendaraan pribadi selama jam-jam sibuk, terutama di jalan-jalan protokol di pusat kota
4. Melakukan tes medis Pb dalam darah, terutama bagi pekerja yang beresiko
terpapar Pb 5.
Menghindari penggunaan peralatan-peralatan dapur atau tempat makananminuman yang mengandung Pb keramik, wadah atau kaleng yang
dipatri atau mengandung cat 6.
Pemantauan kadar Pb di udara dan kadar Pb dalam makanan atau minuman secara berkesinambungan
7. Mencegah anak menelanmenjilat mainan bercat atau berbahan mengandung
cat 8.
Tidak makan, tidak minum, tidak merokok di kawasan yang tercemar Pb 9.
Menyediakan fasilitas ruang makan yang terpisah dari lokasi pencemaran Pb 10.
Tempat penyimpanan makanan atau minuman tertutup sehingga tidak kontak dengan debu atau asap Pb
11. Bagi para pekerja yang kontak dengan Pb sebaiknya menggunakan peralatan
standar keamanan dan keselamatan kerja
Universitas Sumatera Utara
12. Tidak berjualan di sekitar sumber pencemaran timbal
13. Mencuci sayur atau buah-buahan yang dibeli sebelum dikonsumsi
Program langit biru yang dikumandangkan oleh pemerintah Indonesia adalah salah satu program untuk mengurangi pencemaran udara, khususnya dari
akibat transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah mesin kendaraan, dan
memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan. Mempertahankan “paru- paru” kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan sebagai penangkal pencemaran udara Harahap, 2013.
2.3 Sayuran