Mekanisme Engkol Peluncur TINJAUAN PUSTAKA

9

2.2 Mekanisme Engkol Peluncur

Motor bakar satu silinder menggunakan mekanisme engkol peluncur dalam pengoperasiannya. Untuk aplikasi mekanisme ini pada sebuah motor bakar, usaha hasil pembakaran bahan bakar dan oksigen yang berekspansi akan mendorong torak atau piston yang dilanjutkan ke batang penghubung yang akan memutar poros engkol, yang kemudian diidealisasikan akan menghasilkan putaran konstan dengan bantuan sebuah roda gila Fly Wheel. Gambar 2.2 memperlihatkan skema dari mekanisme engkol peluncur. Batang 1 adalah kerangka tetap, batang 2 adalah engkol, batang 3 adalah batang hubung, dan batang 4 adalah peluncur, yang mana pada kasus ini torak meluncur sepanjang silinder. φ O 2 B 4 θ R L R + L X TMA ω v a 3 θ 3 ω β 3 g A 2 2 φ θ sin sin 2 L R = Gambar 2.2 Geometri mekanisme engko l peluncur 2 1 3 10 Pada siklus Otto, energi yang dihasilkan berasal dari pembakaran antara campuran bahan bakar. Hasil pembakaran akan menghasilkan tekanan gas yang menekan piston, kemudian diteruskan sampai poros engkol untuk menghasilkan tenaga. Gaya tekan pada siklus Otto bergantung pada tekanan gas yang terjadi akibat ledakan dari pembakaran bahan bakar[6]. Gambar 2.3 Tekanan Efektif Rata-Rata Pada Siklus Otto[6] Meskipun efisiensi dari siklus Otto sangat ditentukan oleh perbandingan kompresinya, akan tetapi nilai tekanan, temperatur dan kerja yang dihasilkan per- siklus tergantung dari nilai P 1 , T 1 dan Q 2-3 . Selain itu selama siklus berlangsung, temperatur dan tekanannya selalu berubah-ubah. Oleh karena itu sebaiknya dapat dicari harga tekanan tertentu yang konstan yang apabila mendorong torak sepanjang langkahnya dapat menghasilkan kerja persiklus yang sama dengan siklus yang dianalisa. Tekanan tersebut dinamakan tekanan efektif rata-rata P rata- rata [4:hal30]. 11 Secara matematis hubungan antara tekanan gas dan gaya tekan dapat dituliskan sebagai berikut: Ap P F . − = 2.1 dimana: P = Tekanan Gas, Pascal F = Gaya Tekan, Newton Ap = Luas Permukaan Piston = 2 4 D π D = diameter piston Untuk menghitung tekanan gas rata-rata yang terjadi pada siklus Otto dapat dihitung dengan menggunakan rumus: P rata-rata = .a.n.i V 450000 x Ne d 2.2 dimana: Ne = Daya Efektif PS ; n = Putaran crankshaft rpm P rata-rata = Tekanan Efektif rata-rata kgcm 2 V d = Volume Silinder cm 3 , i = Jumlah silinder a = Jumlah siklus perputaran = ½ untuk motor 4 langkah

2.3 Persamaan Posisi, Kecepatan, dan Percepatan