2.3. Spektrofotometri
Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektroskopi serapan ultraviolet, cahaya tampak, inframerah, dan serapan atom. Pengukuran spektrofotometri di
dalam daerah cahaya tampak awal disebut kolorimetri; tetapi istilah “kolorimetri” lebih tepat digunakan untuk persepsi tentang warna Ditjen POM, 1995.
Jangkauan panjang gelombang yang tersedia untuk pengukuran membentang dari panjang gelombang pendek ultraviolet sampai ke inframerah.
Untuk kemudahan pengacuan, daerah spektrum ini pada garis besarnya dibagi dalam daerah ultraviolet 190 nm hingga 380 nm, daerah cahaya tampak 380 nm
hingga 780 nm, daerah inframerah dekat 780 nm hingga 3000 nm, dan daerah inframerah 2,5 m hingga 40 m atau 4000 cm
-1
hingga 250 cm
-1
Ditjen POM, 1995.
Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan,
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang Khopkar, 2002.
2.4. Spektrofotometri Sinar Tampak
Spektroskopi sinar tampak adalah spektroskopi yang dilakukan menggunakan energi radiasi pada panjang gelombang antara 380 dan 800 nm.
21
Dikatakan spektroskopi sinar tampak karena rentang panjang gelombang ini dapat dideteksi oleh mata manusia Bender, 1987.
Warna yang terlihat dari objek umumnya disebabkan oleh interaksi antara sinar polikromatis dan objek. Interaksi ini mengakibatkan panjang gelombang
yang tidak terabsorbsi dipantulkan ke mata kita Bender, 1987. Konsentrasi
dari suatu
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer.
Biasanya hukum Lambert-Beer ditulis dengan: A =
i.b.c A = absorban serapan
i = koefisien ekstingsi molar M
-1
cm
-1
b = tebal kuvet cm c = konsentrasi M Dachriyanus, 2004.
Parameter radiasi yang dilewatkan melalui larutan disebut transmitan T. Hubungan antara T dengan A adalah A = - log T Satiadarma, 2004.
2.5. Sensitivitas dan Limit Deteksi
Sensitivitas adalah slope dari kurva kalibrasi yang linear Miller Miller, 1988. Jika sensitivitas tinggi, maka limit deteksi rendah. Limit deteksi adalah
hasil bagi tiga kali simpangan baku blangko dengan slope http:jurnal.farmasi.ui.ac.id.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat Kerja
Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS.
3.2. Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometri UV-Sinar Tampak Perkin Elmer Lambda 3 PE, neraca listrik Mettler AE 200,
dan alat-alat gelas.
3.3. Bahan-Bahan
Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis keluaran E. Merck, yaitu kalium dihidrogen fosfat, amonium molibdat, asam
sulfat, asam askorbat, dan kalium antimonil tartrat.
3.4. Pembuatan Pereaksi
Pembuatan pereaksi berdasarkan Walinga 1989.
3.4.1. Larutan standar fosfor 100 ppm
Kalium dihidrogen fosfat sebanyak 0,2195 gram dilarutkan dengan 500 ml H
2
SO
4
0,36 N.
3.4.2. Larutan amonium molibdat 4 bv
Amonium molibdat sebanyak 4 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling.
3.4.3. Larutan asam sulfat 5 N
Larutan H
2
SO
4
96 sebanyak 70 ml diencerkan dengan air suling hingga
500 ml.
23