Tahapan Proses Pengelantangan TINJAUAN PUSTAKA

Betty Frida Agustina Purba : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 o 2 Terhadap Derajat Keputihan Brightness Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. Proses-proses pengelantangan modern hanya khusus menggunakan sistem sinambung dengan menara-menara pengelantang yang telah menggantikan proses- proses tumpak yang tua. Dalam menara-menara pengelantang tradisional pulp dan cairan pengelantang bergerak secara seragam. Perkembangan terakhir meliputi penggantian atau pengelantangan dinamik dan pencucian dalam pencampur sinambung, dan pengelantangn fasa gas. Umum untuk semua prosedur pengelantang adalah perlunya pencampuran yang cermat dari pulp dengan lindi pengelantang dan pencucian pulp secara intensif untuk menghilangkan hasil-hasil reaksi yang terlarut. Fengel, 1995

2.4 Tahapan Proses Pengelantangan

Pengelantangan yang sudah modern biasanya dilaksanakan secara bertahap dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia dan kondisi-kondisi yang berbeda-beda pada setiap tahap. Pada umumnya digunakan perlakuan kimia dan secara singkat ditunjukkan dengan urutan sebagai berikut : 1 Khlorinasi C : Reaksi dengan elemen Khlorin dalam suatu media asam 2 Ekstraksi Alkali E : Pemisahan hasil reaksi dengan Caustic 3 Ekstraksi Oksidasi EO :Ekstraksi oksidasi yang diperkuat dengan Peroksida EOP 4 Hypoklorit H : Reaksi dengan hypoklorit dalam suasana alkali Betty Frida Agustina Purba : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 o 2 Terhadap Derajat Keputihan Brightness Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. 5 Khlorin Dioksida D : Reaksi dengan Khlorin Dioksida dalam suasana asam 6 Oksigen O : Reaksi dengan elemen O 2 yang bertekanan dalam suasana alkali. Pada tahap khlorinasi, lignin dikhlorinasi menjadi khlorolignin yang akan menjadi terlarut pada tahap ekstraksi, sehingga proses delignifikasi terjadi. Peningkatan brightness setelah melalui tahap CE sangatlah kecil. Oksigen juga dipergunakan pada tahap ekstraksi dan terutama digunakan pada proses delignifikasi. Untuk mencapai suatu “brightness penuh” pada tingkat 89 sampai 90 ISO, proses pengelantangan dilaksanakan dengan lima tahap, menggunakan tahapan CEHED atau CEDED. Pada pengelantangan dengan menggunakan hypoklorit, kelompok khromoporik lignin hancur. Brightness meningkat sangat tinggi pada tahap ini. Kalsium atau sodium hypokhlorit kemungkinan bisa dipergunakan. Salah satu kerugian pada perlakuan ini adalah bahwa selulosa juga diserang oleh hypokhlorit, dan oleh karena itu kondisi- kondisi operasi selama perlakuan ini harus diperhatikan dengan seksama untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap selulosa. Tahap pengelantangan dengan khlorin dioksida menghasilkan brightness pulp yang tinggi. Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa khlorin dioksida menghancurkan lignin tanpa merusak selulosa. Betty Frida Agustina Purba : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 o 2 Terhadap Derajat Keputihan Brightness Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. Peroksida digunakan pada proses pengelantangan pulp secara kimia. Digunakan pada kondisi-kondisi yang relatif sejuk 35 sampai 55 o C. Peroksida merupakan zat pengelantang yang efektif untuk melindungi selulosa, memperbaiki brightness tanpa kehilangan produksi yang berarti. 2.5 Bahan Kimia Proses Pemutihan 2.5.1 Khlorin Cl