Sodium Hidroksida NaOH Oksigen O Sodium Hypoklorit NaOCl

Betty Frida Agustina Purba : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 o 2 Terhadap Derajat Keputihan Brightness Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. Peroksida digunakan pada proses pengelantangan pulp secara kimia. Digunakan pada kondisi-kondisi yang relatif sejuk 35 sampai 55 o C. Peroksida merupakan zat pengelantang yang efektif untuk melindungi selulosa, memperbaiki brightness tanpa kehilangan produksi yang berarti. 2.5 Bahan Kimia Proses Pemutihan 2.5.1 Khlorin Cl 2 Khlorin sangat murah dan bahan kimia yang paling cocok untruk mengubah banyak lignin dan bahan-bahan yang bukan selulosa di dalam pulp yang larut. Pada kondisi- kondisi yang normal khlorin sangat sedikit merusak terhadap serat-serat selulosa asal saja konsentrasi, temperatur dan waktu reaksi dikendalikan secara hati-hati. Reaksi khlorin terhadap lignin dan resin sebahagian besar dengan cara substitusi dan reaksi adisi tetapi beberapa oksidasi juga ikut ambil bagian tergantung kepada kondisi- kondisi pH. Khlorinasi mengubah warna dan sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh pulp dan membuat lignin serta resin semakin larut di dalam air dan kaustik encer. Khlorin merupakan gas yang berwarna kuning kehijauan, bersifat racun dan harus ditangani secara hati-hati. Khlorin yang lembab atau basah sangat korosif terhadap kebanyakan logam.

2.5.2 Sodium Hidroksida NaOH

Betty Frida Agustina Purba : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 o 2 Terhadap Derajat Keputihan Brightness Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. Pada saat khlorin bereaksi dengan lignin dan resin, sebahagian besar saja yang dihasilkan tersebut larut dengan air. Karena khlorinat lignin dan resin sangat mudah larut dalam larutan alkali, perlakuan alkali menyusul setelah proses khlorinasi. Sodium hidroksida kaustik soda merupakan salah satu alkali kuat yang ada. Pada pabrik pengelantangan normalnya digunakan alkali encer dengan konsentrasi kira-kira 120 gramliter.

2.5.3 Oksigen O

2 Gas oksigen digunakan sebagai suatu zat pengelantang bersama-sama dengan alkali pada tahap ekstraksi. Gas oksigen memperkuat sifat-sifat pulp yang dikelantang. Hal ini mungkin membuat berkurangnya emisi yang dapat mengganggu terhadap lingkungan.

2.5.4 Sodium Hypoklorit NaOCl

Hypoklorit adalah persenyawaan khlorin yang pertama digunakan untuk proses pengelantangan biasanya disebut “hypo”. Rumus kimia sodium hypoklorit adalah NaOCl. Sodium hypoklorit dibuat dari khlorin dan kaustik soda. Senyawa ini Betty Frida Agustina Purba : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 o 2 Terhadap Derajat Keputihan Brightness Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. merupakan larutan yang sangat tidak stabil dan cenderung terurai yang meningkat dengan kenaikan konsentrasi dan temperatur serta berkurangnya sifat alkali. Hypoklorit biasanya dibuat dengan konsentrasi alkali yang berlebihan kira-kira 4 gram per liter untuk menjaga kestabilan larutan. Kandungan khlorin pada larutan hypoklorit diperkirakan sebesar 40-44 gram per liter. Tujuan utama perlakuan dengan menggunakan hypoklorit adalah untuk meningkatkan brightness pada pulp. Ini dicapai dengan tindakan oksidasi dari hypoklorit pada lignin dan bahan-bahan berwarna yang lain yang terdapat pada pulp dengan cara mengubah mereka menjadi benda yang tak berwarna. Bagaimanapun reaksi ini, sangat serius merusak serat selulosa kecuali bila kondisi-kondisi operasi seperti pH, temperatur, waktu tinggal dan jumlah hypoklorit yang digunakan dikendalikan secara hati-hati. Degradasi ini dikendalikan bertujuan untuk mencapai kekuatan pulp yang dikehendaki.

2.5.5 Khlorin Dioksida ClO