Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Muhammad Ainun Najib berasal dari daerah Jombang, nama Muhammad disingkat menjadi M.H tetapi pada akhirnya sering disebut Emha. 6 Emha adalah anak desa, tepatnya desa santri, dari desa tersebutlah Emha banyak belajar kesederhanaan, kebersahajaan, kewajaran dan kearifan hidup. Karena semua itulah Emha mendapatkan pelajaran bahwa peran sosial bukan sebagai acuan keberhasilan seseorang dalam menjalankan hidupnya, melainkan sebagai kewajiban dan fungsi sosial yang mampu memberikan contoh kepada masyarakat, karena pelajaran itu pulalah Emha bertahan untuk tetap berada dalam keadaan sederhana. Sesungguhnya Emha bisa saja menjadi pribadi yang berada di posisi kelas menengah keatas. Namun, semua itu tak Emha hiraukan Emha tetap berada dikesederhanaan hidup, bahkan setiap hari Emha sering makan di warung di pinggiran jalan, sampai Emha sakit karena kekurangan gizi. Peraih bintang Medali of Islamic Excellence 2005 dari The Moslem News Inggris 7 yang juga sangat dikenal dengan nama sapaan Cak Nun ini lahir pada Rabu Legi 27 Mei 1953 di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur. Menturo adalah pusat budaya dan tradisi yang cukup penting bagi penggambaran perjalanan Emha, baik dari dimensi sosial, intelektual, kultural dan sepiritual. 8 Anak ke-4 dari 15 bersaudara ini Pendidikan formalnya hanya berakhir di semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada UGM Yogyakarta. Sebelum itu Emha pernah menjadi santri di Pondok Modern Gontor Ponorogo, akan tetapi Emha dikeluarkan karena demo melawan Departemen Keamanan. Kemudian Emha pindah ke Yogyakarta dan bisa tamat SMA Muhammadiyah I. Setelah itu Emha lima tahun hidup menggelandang di Malioboro Yogyakarta 6 Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha Jakarta : Penerbit Buku Kompas, juni 2006, h. 1 7 Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha, h. 10 8 Emha Ainun Nadjib Muhammad Ainun Nadjib, Repleksi Sepanjang Jalan, Yogyakarta : SIPRESS Januari 1995, cet ke, -3 h. 305 antara 1970-1975 ketika belajar sastra kepada guru yang dikaguminya yaitu Umbu Landu paranggi yang juga seorang sufi di Jogjakarta yang hidupnya misterius dan sangat mempengaruhi perjalanan Emha. Berikut ini beberapa karya-karya puisinya Emha Ainun Nadjib antara lain: “M” Frustasi 1976,· Sajak-Sajak Sepanjang Jalan 1978, Sajak-Sajak Cinta 1978, Nyanyian Gelandangan 1982, 99 Untuk Allah SWTku 1983, Suluk Pesisiran 1989,· Lautan Jilbab 1989, Begitu engkau bersujud 1990, Cahaya Maha Cahaya 1991, Sesobek Buku Harian Indonesia 1993, Abacadabra 1994, Syair Amaul Husna 1994, dll. 9 Dari semua hal tersebut dapat di artikan bahwa menanamkan ajaran-ajaran Islam dapat menggunakan berbagai macam cara, bahkan lewat syair puisi pun dapat dilakukan, asalkan yang dituangkan dalam sajak puisi itu beralaskan akidah Islam, dimana hal tersebut semakin membuat puisi di minati oleh masyarakat luas khususnya umat Islam, bukan hanya itu saja dengan cara inovatif seperti ini, diharapkan agar para pembaca maupun pendengar lebih tertarik lagi dengan puisi religius, apa lagi seperti saat ini sangat dibutuhkan inovasi-inovasi yang menarik, untuk mengajak dan menanamkan ajaran-ajaran Islam di kalangan para remaja khususnya. Salah satu ajaran Islam yaitu bersyukur dan bersujud, dimana hal tersebut merupakan bagian dari syariah Islam yang merupakan ajaran pokok Islam, ajaran pokok Islam dibagi menjadi dua yaitu akidah dan syariah, Akidah dengan syariah itu tidak dapat dipisahkan, bisa dibedakan akan tetapi tidak bisa dipisahkan, akidah sebagai akarnya dan syariah sebagai batang dan dahan-dahannya, maka dari itu sebagai mahkluk ciptaan Allah SWT diwajibkan untuk selalu memiliki rasa syukur 9 Di akses dari www.CakNun.com pada tanggal 24 Oktober 2014 terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT. 10 Orang yang terlahir dalam kondisi sempurna seharusnya lebih mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan. Sudah diberi sepasang mata, apakah sudah digunakan untuk melihat hal-hal yang baik? atau justru sebaliknya digunakan untuk berbuat maksiat. Diberi sepasang telingga. apakah sudah digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik? Sudahkah menjadi orang yang pandai untuk bersyukur? Dari puisi “Begitu Engkau Bersujud”, menggambarkan ungkapan syukur yang dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan dengan berbagai cara. Semua dapat mengungkapkan rasa syukur sesaat setelah menerima nikmat, setiap selesai shalat, ketika bangun tidur, setelah makan, setelah selesai buang hajat, dan sebagainya. Dapat juga mengungkapkan rasa syukur ketika berada di rumah, di jalan, di sekolah, bahkan ketika berada di lapangan sepak bola pun dapat mengungkapkan rasa syukur. Cara mengungkapkan rasa syukur juga bermacam- macam, seperti dengan mengucapkan alhamdulillah, melakukkan sujud syukur, memberi sedekah, atau memperbanyak ibadah. Puisi Begitu Engkau Bersujud menanamkan salah satu ajaran-ajaran Islam yaitu mengenai sujud, dalam puisi ini ajakan ataupun informasi mengenai bersujud kepada Allah SWT sangat jelas adanya, sehingga informasi yang ingin disampaikan dalam puisi ini bisa dapat dipahami. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengkaji atas permasalahan-permasalahan tersebut, dengan bentuk skripsi yang berjudul Analisis Wacana Syair Puisi “Begitu Engkau Bersujud” Karya Emha Ainun Nadjib Dalam Menanamkan Ajaran Islam. 10 Abdullah al-Muslih, Pokok-Pokok Ajaran Islam Yang Wajib Diketahui Setiap Muslim, Riyadh: Islamic Foundation of America, 1998, h. 26.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Puisi-puisi yang di tulis Emha begitu banyak, maka penulis membatasi pada masalah hanya pada puisi “Begitu Engkau Bersujud” karya Emha Ainun Najib yang terdiri dari 25 bait puisi, setiap baitnya terdiri dari 3 sampai 11 kata. Hal ini dengan alasan bahwa syair tersebut banyak mengandung pesan dakwah dalam isi syairnya dan juga lebih memfokuskan kepada pembaca atau pendengar puisi tersebut sebagai sebuah objek

2. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: a. Bagaimanakah kontruksi wacana yang disajikan pada syair puisi “Begitu Engkau Bersujud”? b. Bagaimanakah kognisi sosial yang ada dalam puisi “Begitu Engkau Bersujud”? c. Bagaimanakah konteks sosial yang ada dalam puisi “Begitu Engkau Bersujud”? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konstruksi wacana yang disajikan oleh Emha Ainun Nadjib. 2. Untuk mengetahui kognisi sosial dari puisi Begitu Engkau Bersujud. 3. Untuk mengetahui konteks sosial dari puisi Begitu Engkau Bersujud. Sedangkan hasil penelitian pada intinya diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Memberikan wacana pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam bahwa media pembelajaran pun dapat berupa karya sastra, termasuk karya sastra puisi. 2. Membantu pembaca karya sastra, dalam menemukan dan mengapresiasi keindahan dari kumpulan puisi Begitu Engkau Bersujud karya Emha Ainun Nadjib.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian Dalam penelitian ini bukan hanya ingin mengetahui bagaimana isi teks, tapi juga bagaimana pesan tersebut disampaikan. Maka penelitian ini lebih pada pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian misalnya: prilaku, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 11 Dean J. Champion dalam bukunya mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendata atau mengelompokan sederet unsur yang terlihat sebagai pembentuk suatu bidang persoalan yang ada. 12 Dengan mengunakan analisis wacana yang merupakan salah satu alternatif lain akibat keterbatasan pada analisis isi. Jika analisis isi konvensional pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah isi teks komunikasi yang bersifat nyata, sedangkan analisis wacana lebih memfokuskan pada pesan-pesan yang tersembunyi didalam setiap teks. Yang menjadi titik perhatian bukan 11 Meleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 6. 12 Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, Bandung: Refika Aditama, 1998, hal. 6. hanya pada pesan tetapi juga pada makna yang terkandung didalamnya. 13 Jika analisis isi hanya dapat mempertimbangkan isi semata. Namun, tidak dapat menyelidiki bagaimana seseorang menyampaikannya. Dalam konteks ini, yang penting bukan hanya yang diucapkan atau dianggap penting oleh komunikator, melainkan bagaimana cara komunikator mengungkapkannya. 14 Analisis wacana secara teoritis memiliki prinsip yang hampir sama dengan beberapa pendekatan metodologis, seperti analisis struktural. Dapat dilihat dari beberapa ciri analisis struktural yang ada kesamaan tujuan dengan analisis wacana. 15 Dasar analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengendalikan interpretasi dan penafsiran peneliti. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya, analisis wacana tidak memerlukan lembar koding yang mengambil beberapa item atau turunan dari konsep tertentu. 16 Metode penelitian analisis wacana yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah model teun A van Dijk. Sebenarnya ada beberapa model analisis wacana yang diperkenalkan oleh para ahli, seperti model Theo van Leeuwen yang mengemukakan bahwa teori wacana bertujuan untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dianalisa posisinya dalam suatu wacana. Misalnya kelompok tani, buruh, nelayan, dan wanita. Sering kali mereka dideskripsikan secara buruk, tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentaraman dan kenyamanan, serta bertindak anarkis. 13 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta. PT: Lkis Printing Cemerlang, 2001, h. 20-21 14 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006, h. 151-152 15 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, h. 151-153 16 Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framin, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 70 Dan juga Sara Mils yang lebih memusatkan perhatiannya pada wacana tentang perempuan. Bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks, dalam novel, gambar, foto ataupun berita. Tetapi pada penelitian ini lebih memilih model Teun A van Dijk karena model van Dijk paling banyak dipakai. Model ini mengolaborasi elemen-elemen wacana sehingga dapat diaplikasikan secara praktis. Modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial. istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks. Menurutnya, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati. Ia melihat suatu wacana terdiri dari berbagai struktur atau tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya dalam tiga tingkatan, yakni: Pertama struktur makro merupakan gambaran umum dari suatu teks, atau biasa disebut gagasan inti, dan ringkasan yang utama dari suatu teks. Elemen ini disebut dengan tematik, yaitu tematopik yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua superstruktur yaitu alur dari bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk suatu kesatuan arti. Ketiga struktur mikro. Menurut Van Dijk makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. 2. Sumber dan Jenis Data Sumber data adalah subyek darimana data bisa diperoleh. Ada dua macam sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: