BIOGRAFI EMHA AINUN NADJIB

dalam keadaan kekurangan, Ibu hanya mempunyai sepasang pakaian, kain batik dan kerudung. Jangan heran kalau Ibu terbelit hutang, akan tetapi kenaifanya dalam pengelolaan merupakan suatu yang luhur bagi kami anak- anaknya‟‟. 8 Keadilan menjadi titik kunci baginya. Artinya, keadilan menjadi titik pusat dalam setiap aktualisasi peran sosial Emha. Atas nama keadilan pula, Emha merasa wajib berperan dalam kehidupan sosial .‟‟ Saya tidak bisa asik sendiri dikamar, tekun beribadah merayu Allah SWT agar masuk syurga sendirian, sementara ketidak adilan bagai hujan lebat menikam bumi. 9 Kalau mau, sebenarnya Emha mempunyai kemampuan untuk memasuki wilayah kekuasaan. Tetapi Emha tetap bertahan sebagai orang pinggiran. Emha tetap bertahan di kemah Jogja yang jauh dari hiruk pikuk perebutan kekuasaan lokal, nasional maupun global. Emha Ainun Najib mempunyai istri yang bernama Novia Kolopaking, Novia Sanganingrum Saptarea Kolopaking, yang dikenal dengan nama Novia Kolopaking lahir di Bandung Jawa Barat 9 November 1972; umur 42 tahun adalah seorang seniman Indonesia keturunan Sunda-Minang. Novia banyak berkiprah di bidang sastra, terutama puisi, sebagai pemain drama dan film, serta penyanyi. 10 Sejak masih kanak-kanak nama Novia telah dikenal melalui sejumlah majalah anak-anak dan penampilan di panggung, baik sebagai penyanyi atau pemain sandiwara. Namun, namanya benar-benar naik ke pentas seni nasional di saat Novia bermain sebagai Emak dalam film serial televisi Keluarga Cemara dan berperan sebagai Siti Nurbaya dalam film televisi Siti Nurbaya. Walaupun 8 Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha, h.7. 9 Emha Ainun Nadjib, Sedang Allah SWT Pun Cemburu, Repleksi Sepanjang Jalan, h. 304. 10 http:www.kapanlagi.comindonesiannovia_kolopaking di akses pada tanggal 24 oktober 2014. banyak yang tidak menyadari, Novia juga pernah mengisi suara tokoh Dewi Anjani dalam sandiwara radio Saur Sepuh. 11 Dalam bidang tarik suara ia dikenal melalui sejumlah hit populer seperti Kembali, Untukmu Segalanya, Dengan Menyebut Nama Allah, serta lagu daur ulang Bunga Mawar. Setelah vakum bermain sientron selama delapan tahun, ibu tiri vokalis Letto, Noe ini kembali main sinetron bertemakan religi, Rinduku Cintamu 2008. Emha Ainun Nadjib menikah dengan Novia pada tanggal 22 Maret 1997 dan dikaruniai 4 orang anak. Walaupun tidak banyak muncul dalam pentas nasional, Novia kerap mendampingi perjalanan kelompok Kiai Kanjeng mengunjungi berbagai tempat di Indonesia dan juga dunia. Salah satu anak Emha dari istri pertamanya Neneng Suryaningsih yaitu bernama Sabrang Mowo Damar Panuluh lebih dikenal sebagai Noe lahir di Yogyakarta, 10 Juni 1979; umur 35 tahun adalah vokalis band Letto. Noe merupakan anak pertama budayawan, Emha Ainun Nadjib dan anak tiri bintang sinetron dan penyanyi, Novia Kolopaking. Noe lahir sebagai anak pertama dari budayawan, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dari istri pertamanya, Neneng Suryaningsih. Sayangnya saat dirinya menginjak umur 6 tahun, orangtuanya memutuskan untuk bercerai. Noe menghabiskan masa SD di SD 1 Yosomulyo, Lampung kemudian melanjutkan ke SMP Xaverius Metro, Lampung. 12 11 http:www.kapanlagi.comindonesiannovia_kolopaking di akses pada tanggal 24 oktober 2014. 12 http:plettonicskendha.blogspot.com201010biografi-noe.html di akses pada tanggal 25 oktober 2014. Saat Noe masih SMP, Noe mempunyai kumpulan lagu-lagu Queen. Setelah mendengarkan berulang kali, akhirnya dia mempunyai pikiran bagaimana membuat musik yang bisa menggerakkan rasa dan menggerakkan perasaan orang lain. Mulailah Noe bersentuhan dengan keyboard, alat musik yang pertama Noe sentuh. Setelah lulus SMP, Noe kembali ke Yogyakarta dan meneruskan sekolah di SMU 7 Yogyakarta. Noe bergabung dengan ayahnya dan bergaul bersama komunitas ayahnya. SMU 7 Yogyakarta-lah yang mempertemukan Noe dengan Ari, Dedy dan Patub. Pada waktu itu mereka belum membentuk band. Pada tahun 1998 Noe memutuskan untuk melanjutkan kuliah di University of Alberta, Kanada. Noe mengambil dua jurusan sekaligus, yaitu matematika dan fisika. Lima tahun kemudian, Noe pulang ke Yogya dengan membawa gelar Bachelor of Mathematic dan Bachelor of Physics. Setelah kembali ke tanah air dan bertemu kembali dengan kawan-kawan karibnya, Noe sering bermain musik di studio Kiai Kanjeng, grup musik pimpinan Novi Budianto yang selalu menjadi partner dan sahabat Cak Nun, ayahnya. Dari studio Kiai Kanjeng, Noe bisa mengerti bagaimana mixing, mastering memproduksi dan menulis musik. Noe mulai menulis lirik lagu, yang akhirnya banyak tertuang dalam album perdana Letto, Truth, Cry, and Lie. Pada tahun 2004, Musica tertarik pada lagu yang ditawarkan Noe dan kawan- kawannya. Barulah mereka membentuk band yang diberi nama Letto. Pada tahun 2006, Letto mengeluarkan debut album berjudul Truth, Cry, and Lie. Keseriusan bermusik membuahkan double platinum bagi Letto. Kesuksesan itu memacu Letto untuk membuat album kedua, Dont Make Me Sad 2007. Sejak 10 Juni 2008 mendirikan Production House Pick Lock Productions bersama Dewi Umaya Rachman. Film perdananya Minggu Pagi di Victoria Park dirilis 10 Juni 2010. Kini sedang mempersiapkan film keduanya; RAYYA, Cahaya Di Atas Cahaya yang ditulis oleh bapaknya sendiri Emha Ainun Nadjib dan Viva Westi. B. Latar Belakang Pendidikan Emha Ainun Najib Riwayat pendidikan Emha bisa dikatakan kurang mulus. Sepintas, Emha menempuh jenjang pendidikan formal akademiknya dengan langkah sempoyongan, bahkan bisa dikatakan agak kacau. Emha mengeyam pendidikan SD di Jombang 1965 dan SMP Muhammadiyah di Jogjakarta 1968. 13 Sempat masuk pondok modern p.m Darussalam Gontor Ponorogo. Jawa Timur, tapi kemudian dikeluarkan karena melakukan demo atas ketidakadilan qismul amn pada awal 1968 atau pertengahan tahun ketiga studinya. Tapi Emha tidak merasa dendam atas kejadian tersebut, Emha bahkan menulis: “Saya mensyukuri hikmah dari pengadilan subyektif itu, bahkan penghormatan saya terhadap Gontorpun tidak pernah menurun, sejak itu saya sangat rakus dengan metode bersikap, sangat keras bahkan kejam terhadap diri sendiri dan menyeleksi cita-cita menjadi hanya sebiji, bekerja keras sampai titik akhir hidup saya ”. 14 Selama di P.M Darussalam Gontor, Emha di didik bagaimana caranya hidup sederhana. Baju hanya satu, tidak punya kasur apa lagi selimut. Dalam soal kepemimpinan dan pergaulan, memang sejak di Gontor telah terlihat pada dirinya 13 http:agussiswoyo.netobyek-wisataemha-ainun-najib-dan-pengajian-padang-mbulan-di- jombang Data diakses pada 26 oktober 2014. 14 Emha Muhammad Ainun Nadjib, Melihat Dunia Secangkir The Ponorogo: Warta Minguan Darussalam Pos 2002, h. 36. bakat-bakat tersebut. Mas Kardi salah seorang staf redaksi harian surya yang menjadi teman dekat sewaktu di P.M Darussalam G ontor, berkomentar: “mas Emha memang sejak dulu memiliki kepribadian menarik dan ngangenin baik itu di kamar, di kelas, dan di kelompok olahraga khususnya, sepak bola 15 Drop-out dari pondok pesantren modern Darussalam Gontor Jawa Timur, Emha melanjutkan studinya di SMA 1 Muhammadiyah Jogjakarta, setelah menjadi alumni SMA 1 Muhammadiyah tersebut, Emha mencoba menambah ilmu pengetahuan dan memilih kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada UGM Jogjakarta, tetapi Emha tidak suka berlama-lama di sana. 16 Salah satu hal yang menarik disini Emha tumbuh di keluarga Nahdatul Ulama NU, akan tetapi Emha selalu saja mengenyam pendidikan di sekolah- sekolah Muhammadiyah. Dari sini dapat diketahui mengenai pembentukan pemikiran Emha yang menerima kedua perbedaan tersebut sebagai suatu kekuatan umat Islam di Indonesia. Setelah menempuh pendidikan formal, Emha lebih memilih belajar nonformal di Malioboro, Malioboro adalah jalan induk Jogjakarta yang sekarang merupakan pusat industri turisme di sana. 17 Emha langsung jatuh cinta pada kota gudeg ini, bahkan Jogja menjadi ibukota hati dan ibukota budayanya yang kedua sesudah Jombang. Emha pun membiasakan dirinya dalam realitas yang sesungguhnya di Jogja, Emha pantang menyerah menghadapi kesusahan- kesusahan hidup yang Emha alami pada periode ini. 18 15 Emha Ainun Nadjib, Sedang Allah SWT Pun Cemburu, Repleksi Sepanjang Jalan, h. 306. 16 Emha Ainun Nadjib, Sedang Allah SWT Pun Cemburu, Repleksi Sepanjang Jalan, h. 307. 17 Ian Leonard Betts,. Jalan Sunyi Emha, h. 1. 18 Emha Ainun Nadjib, Sedang Allah SWT Pun Cemburu, Repleksi Sepanjang Jalan, h. 306- 307. Semua pengalaman itulah yang kemudian membantu memacu Emha untuk menegakan tekad berguru pada alam: gurunya siapa saja, kampusnya dimana saja, kurikulum atau mata kuliahnya apa saja, singkatnya, situasi dan kondisi darurat yang Emha alami dalam kehidupannya telah mengantarkan Emha kedalam kehidupan seperti sekarang ini. Selama kurang lebih lima tahun 1970-1975 Emha belajar sastra. Emha hidup luntang-lantung menggelandang hidup di Malioboro Yogyakarta, semenjak akhir tahun 60-an Emha bergabung dengan kelompok penulis muda Persada Studi Klub PSK, di bawah asuhan guru yang sangat Emha kagumi yaitu Umbu Landu Paranggi, beliau seorang sufi yang hidupnya sangat misterius yang popular dengan sebutan Presiden Penyair Malioboro Yogyakarta dan sangat mempengaruhi perjalanan Emha. 19 Emha sendiri memberi gelar gurunya tersebut dengan istilah Raja Penyair Malioboro, Emha makin menyadari potensi kepenyairan dan kepenulisannya dari sini pula pengembaraan sosial, intelektual, kultural dan spiritual Emha berlanjut. Pada tahun 1970-an Emha, Persada Studi Klub psk dan teman-temannya mengisi kehidupan sastra. Pada awalnya di sekitar lingkungannya sendiri, diskusi antara sesama penyair, cerpenis, penulis atau wartawan yang hampir setiap minggu diadakan di kantor surat kabar Pelopor Yogya. Sesekali kegiatan melebar dan menjelajah kampung dan kampus. Beberapa nama berkibar bersama Emha seperti Linus, Yuditira Adi Nugraha, Imam Budi Santosa, Suwarno Pragolapati, Bambang Indra Basuki alm, Bambang Darto dan Saiff Bakham. 20 19 Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha, h. 1 20 http:agussiswoyo.netobyek-wisataemha-ainun-najib-dan-pengajian-padang-mbulan-di- jombang Data diakses pada 26 oktober 2014. Kegelisahan senantiasa menawarkan alternatif nilai, menjadikan Emha seseorang manusia yang selalu tidak kerasan untuk menetap dalam setiap kemapanan institusi. Emha singgah dari suatu institusi untuk kemudian ditinggalkannya. Emha pernah menjadi pengasuh ruang sastra di harian masa kini, Yogyakarta. Kemudian menjadi wartawan redaktur di harian masa kini, Yogyakarta 1973-1976, sebelum menjadi pemimpin theater Dinasti Yogyakarta, Emha pernah menjadi sekertaris dewan kesenian Yogyakarta. Pernah dinobatkan sebagai fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan pemimpin grup musik kiai kanjeng hingga saat ini. Penulis puisi dan kolomnis di beberapa media. 21 Bagai udara, ayah dari vokalis grup band letto NEO ini terus beredar. Singgah diberbagai ruang dan peristiwa, mengikuti berbagai festival dan lokakarya puisi dan juga teater. Di antaranya mengikuti lokakarya teater di Filipina 1980, International Writing Program di Universitas Lowa, Amerika Serikat 1984, festival penyair internasional International Poetry Festival di Rotterdam, Belanda 1984 dan Festival Horizonte II di Berlin Barat, Jerman. 22 Untuk menumbuhkan potensi rakyat, bersama grup musik kiai kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali tampil perbulan berkeliling keberbagai wilayah nusantara, dengan acara yang biasanya dilakukan diluar gedung. 23 Bulan Maret 2011, Emha memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, penghargaan diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa si penerima memiliki jasa besar di bidang kebudayaan yang 21 Emha Ainun Nadjib, Sedang Allah SWT Pun Cemburu, Repleksi Sepanjang Jalan, h. 307. 22 Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha, h. 9. 23 Ian Leonard Betts, Jalan Sunyi Emha, h. 3. telah mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Aktivitas dakwah Emha adalah aktifitas bergumulan dengan masyarakat bawah, melalui forum-forum silaturahmi seperti: 1 Padhang Mbulan Pengajian Padhang Mbulan disebut demikian karena dilaksanakan sebulan sekali setiap bulan purnama dilaksanakan pertama kali pada tahun 1992 di desa Menturo, kecamatan Sumobito, kabupaten Jombang. 24 Kegiatan umat Muslim ini pada awalnya diikuti hanya oleh penduduk sekitar desa Menturo. Namun, tiap tahun jamaah yang hadir kian bertambah banyak. Konon saat ini umat Muslim yang menghadiri pengajian Padang Mbulan berasal dari seluruh Indonesia. Mengapa jamaah bertambah banyak? Salah satu alasannya adalah karena pengajian ini tidak dibuat khusus untuk golongan umat Islam tertentu. Penggagas kegiatan ini, Emha Ainun Najib, atau yang sering disapa Cak Nun, mendedikasikan kegiatan pengajian sebagai bentuk kompilasi hati umat Islam dan penyegar iman tanpa sekat-sekat golongan seperti NU, Muhamadiyah, Wachidiyah dan lain-lain. Secara bertahap jamaah bertambah dan para pengisi acara bukan hanya dari dalam negeri. Sesekali juga mengundang tokoh luar negeri. Kebetulan Cak Nun beristri Novia Kolopaking yang berasal dari kalangan publik figur sehingga tak jarang pengajian ini melibatkan sejumlah artis ibukota. Inilah salah satu daya tarik kegiatan yang dijadikan salah satu ikon kota Jombang ini. 24 http:agussiswoyo.netobyek-wisataemha-ainun-najib-dan-pengajian-padang-mbulan-di- jombang Data diakses pada 26 oktober 2014. Kegiatan pengajian Padang Mbulan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengajian pada umumnya, yaitu berisi sholawat, hadrah dan tausiyah dari ulama. Namun, ada yang istimewa disini yaitu kelompok gamelan Kyai Kanjeng yang mengiringi musik selama acara berlangsung. 25 Sebagai budayawan, sepertinya Cak Nun tidak sepaham dengan kebanyakan kyai yang kalau ceramah diiringi orkes santriawan santriwati yang modern dengan petikan gitar, bass, tabuhan drum dan lain-lain. Pengajian Padang Mbulan bukan sekedar ajang rekreasi jiwa, tapi juga jadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar. Setiap perhelatan berlangsung, aneka bentuk cinderamata mata khas Jombang dijual oleh para pengrajin lokal. Mulai dari hiasan dari kuningan, besi, kayu, hingga aneka wisata kuliner lokal seperti nasi pecel, nasi lodeh, nasi rawon, nasi soto jombang dan lain-lain. 2 Mocopat syafaat 3 Kenduri cinta 4 Gambang syafaat C. Karya-karya Emha Apapun yang pernah Emha capai di massa silam adalah sesuatu yang harus kita capai di masa yang akan datang, meskipun tentu saja membutuhkan reformulasi - reformulasi karya - karyanya menggambarkan Indonesia lewat mata orang jawa timur, adapun karya-karyanya seperti: 1 Buku dan berbagai tulisan 1. 99 untuk Allah SWT 2. Melihat Dunia dari Secangkir Teh 25 http:agussiswoyo.netobyek-wisataemha-ainun-najib-dan-pengajian-padang-mbulan-di- jombang Data diakses pada 26 oktober 2014. 3. Cahaya Maha Cahaya 4. Hikmah puasa, Mudik Dunia Akhirat 5. Kafir Liberal 6. Kiai Kocar-kocir 7. Mati Ketawa Cara Repotnasi, Menyorong Rembulan 8. Sedang Allah SWT pun Cemburu, Refleksi Sepanjang Jalan 9. Kumpulan cerpen BH 2 Album Kaset Maupun VCDDVD 1. Konser Keduri Cinta vol 1 dan 2 2. Menyorong Rembulan 3. Perahu Nuh 4. Allah Merasa Heran 5. Wirid Padang Bulan 56

BAB IV HASIL ANALISIS WACANA PADA PUISI BEGITU ENGKAU BERSUJUD

A. Teks Puisi Begitu Engkau Bersujud

Gagasan penting Van Dijk, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum. Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu, tetapi suatu pandangan yang mempunyai makna. Van Dijk menyebut hal ini sebagai koheren global, yakni bagian-bagian dalam teks kalau diurutkan merujuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut. Topik menggambarkan tema dari suatu berita, topik ini akan di dukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga di dukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan subbagian yang saling mendukung antara satu bagian dengan bagian yang lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh. Berikut teks puisi Begitu Engkau Bersujud: “Begitu engkau bersujud, terbangunlah ruang yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid ” “Setiap kali engkau bersujud, setiap kali pula telah engkau dirikan masjid ” “Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid telah kau bangun selama hidupmu? “Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu meninggi, menembus langit, memasuki alam makrifat” “Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud ” “Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan ” “Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang ” Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara adzan ” “Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid” “Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang Allah, engkaulah kiblat ” “Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang didengar Allah, engkaulah tilawah suci ” “Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai Allah, engkaulah ayatollah” “Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud, karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud menjadilah engkau masjid ” 1. Struktur MakroTematik Struktur makro yaitu gambaran umum dari suatu teks, atau biasa disebut gagasan inti, dan ringkasan yang utama dari suatu teks. Elemen ini disebut dengan tematik, yaitu tematopik yang dikedepankan dalam suatu berita. 1 Dalam syair puisi “Begitu Engkau Bersujud”, menggambarkan “sebuah keyakinan terhadap Allah SWT”. Puisi bukan wadah atau seni yang hanya bisa digunakan atau hanya bermanfaat untuk menuangkan isi hati saja, tetapi pada saat ini kegunaan puisi dapat lebih ditingkatkan, terutama seperti sekarang ini yang membutuhkan inovasi. Saat ini, puisi dapat dijadikan inovasi untuk dapat lebih menarik perhatian khalayak, terutama dalam bidang dakwah karena belum banyak dakwah yang dilakukan dengan menggunakan puisi sebagai medianya. Dalam hal ini tema tersebut diperkuat dengan berbagai teks syair yang mengarah ke tema tersebut misalkan: “Begitu Engkau Bersujud” Dalam hal ini, umat muslim diperintahkan untuk selalu beribadah bersujud kepada Allah SWT dan menanamkan keyakinan pada diri pribadi, bahwa Allah SWT selalu ada kapanpun dan dimanapun, bahkan terdapat hadist yang mengatakan Allah SWT itu lebih dekat dengan diri hambaNya dibanding urat nadi hambaNya itu sendiri, hal tersebut seharusnya dijadikan sebagai pedoman hidup agar selalu berada dijalan yang benar. Saat bersujud niscaya Allah SWT berada dekat pada hambaNya, oleh sebab itu sering-seringlah bersujud, bersembah, berpasrah diri hanya kepada Allah SWT, dan jangan pernah kau bersujud kepada selain Allah SWT karena itu akan menyebabkan murkanya Allah SWT, karena 1 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta. PT: Lkis Printing Cemerlang, 2001, h. 229 Allah SWT sangat membenci hamba-hambaNya yang menyembah selain Allah SWT. Begitu bersujud panjatkan doa-doa dan ceritakan semua yang ada hanya kepada-Nya, maka Allah SWT akan senantiasa memberikan rahmat serta hidayah- Nya kepada orang-orang yang mau bersujud, berdoa, dan beribadah dengan hati yang ikhlas. Melalui sebuah puisi, yang berjudul Begitu Engkau Bersujud ciptaan Emha Ainun Nadjib ini, manusia diajak agar selalu bersujud hanya kepada Allah SWT dalam menjalankan kehidupan, agar semua yang dilakukan di dunia ini dapat diridhai oleh Allah SWT, sehingga manusia dapat selalu mengingat Allah SWT dan selalu berada dijalan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Dalam puisi ini Emha pun mengajak masyarakat agar selalu berbuat baik terhadap sesama, yaitu dengan beramal serta selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Keyakinan diri bahwa Allah SWT itu ada dan hanya satu dapat di wujudkan dengan hal-hal seperti: selalu beribadah dengan ikhlas, berpasrah diri, berdoa setiap waktu kepada-Nya, beramal saleh, bertakwa menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Semua itu merupakan bukti bahwa seseorang yakin Allah SWT itu ada.