Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Perilaku Ibu Dalam

perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian survei yang dilakukan Syamsuddin 2007, yang menyatakan dari hasil uji beda yang dilakukan memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara kepercayaan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi. Perbedaan hasil seperti yang dikemukakan itu dapat terjadi sesuai dengan pandangan Krech dalam Sarwono 1997, yaitu kepercayaan dapat tumbuh jika orang berulang-ulang mendapat informasi. Kaitannya dengan kepercayaan yang diteliti dalam penelitian ini, bisa saja ibu-ibu yang berada di desa dalam Kabupaten Aceh utara jarang mendapatkan informasi yang salah tentang program imunisasi sehingga tingkat signifikansi variabel kepercayaan menjadi tidak bermakna.

5.2. Faktor Eksternal

5.2.1. Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Perilaku Ibu Dalam

Pemberian Imunisasi Hepatitis B Hubungan peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada analisis bivariat diperoleh hasil uji Chi Square dengan nilaip value = 0,003. Secara statistik nilai ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Menurut Ediyana 2005 yang menyatakan bahwa peran petugas kesehatan mempunyai hubungan yang kuat terhadap perilaku ibu dalam pemberian imunisasi Alfian Helmi : Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 hepatitis. Pada penelitian Yusuf 2007 di Kabupaten Bireuen juga memperkuat hasil penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran petugas kesehatan di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Peran petugas kesehatan dalam rangka membentuk perilaku ibu yang baik dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi di Kabupaten Aceh Utara adalah merupakan kondisi yang diinginkan dari hasil analisis bivariat yang dilakukan dalam variabel ini. Petugas kesehatan harus mampu menggali segala faktor penghambat dan mampu pula mendorong masyarakat yakni ibu-ibu supaya program imunisasi hepatitis B akan berjalan dengan maksimal. Untuk memenuhi maksud tersebut, petugas kesehatan harus meningkatkan frekwensi pertemuan dan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi hepatitis B secara berkala di desa. Demikian juga halnya apabila ibu yang memiliki bayi datang ke puskesmas, maka petugas imunisasi di puskesmas wajib mengajak ibu tersebut untuk berdiskusi tentang pelayanan imunisasi hepatitis B yang telah mereka berikan. Petugas kesehatan beserta kader juga diharuskan untuk meninjau langsung ke rumah ibu yang memiliki bayi setelah diberikan imunisasi hepatitis B di Posyandu. 5.2.2. Hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B Hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada analisis bivariat diperoleh hasil uji Chi Square yaitu p value = 0,023. Nilai ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna Alfian Helmi : Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Hasil penelitian ini sejalan penelitian Muchlis dan Kristiani 2006 di Aceh Timur yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan status imunisasi pada bayi. Khatab 2006 juga mendukung hasil itu, yang menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa faktor pendorongdukungan yang dalam hal ini termasuk dukungan tokoh masyarakat cenderung berhubungan erat dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi. Adanya kontribusi dukungan tokoh masyarakat untuk membentuk perilaku ibu yang baik dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi di Kabupaten Aceh Utara merupakan suatu hal yang diinginkan. Bila suatu program kesehatan yang ingin dijalankan telah didukung oleh tokoh masyarakat, maka program itu akan berjalan dengan baik. Oleh karenanya, agar tujuan tersebut dapat berjalan maka tokoh masyarakat di desa harus mengutamakan kepentingan masyarakatnya seperti: hadir selalu saat tenaga kesehatan datang untuk membuat pertemuan, mampu membuat pertemuan secara berkala dengan anggota masyarakat untuk membicarakan tentang kelancaran program imunisasi, dan wajib membuat pertemuan dengan anggota masyarakat jika mereka mengikuti pertemuan tentang imunisasi hepatitis B di tingkat kecamatan. Hal lain yang harus diperhatikan oleh tokoh masyarakat adalah tentang pelaksanaan dan sosialisasi imunisasi hepatitis B, dimana pada saat pelaksanaan imunisasi hepatitis B berlangsung di desa seperti kepala desa atau sekretaris desa Alfian Helmi : Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 saat-saat tertentu juga harus meninjau langsung ke Posyandu guna untuk mendapat masukan bagai mana kegiatan tersebut berjalan. Untuk sosialisasi imunisasi hepatitis B, tokoh masyarakat layaknya juga ikut mensosialisasi akan pentingnya imunisasi hepatitis B pada kegiatan-kegiatan pengajian rutin di desa dalam hal ini khususnya imam desa sehingga program itu akan berjalan dengan baik pula.

5.2.3. Hubungan penghasilan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi