Domain perilaku Konsep Perilaku Kesehatan

mengelola lingkungannya sehingga tidak menggangu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya.

2.6.2. Domain perilaku

Perilaku merupakan bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku Notoatmodjo, 2007 Faktor determinan perilaku itu ditentukan atau dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok atau masyarakat itu sendiri. Untuk membedakan determinan perilaku, Notoatmodjo 2007 membaginya menjadi 2 bahagian yaitu: 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Berdasarkan pembagian domain Bloom dan untuk kepentingan pendidikan praktis, Notoatmodjo 2005 mengembangkan domain, ranah atau kawasan perilaku itu menjadi 3 tingkat yang terdiri dari: 1 pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan knowledge, 2 sikap atau tanggapan peserta didik Alfian Helmi : Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 terhadap materi pendidikan yang diberikan attitude, 3 praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan practice. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut. Ini selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui. Akhirnya rangsangan itu, yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan action terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi.

2.6.3. Perubahan Perilaku