dioptimalkan untuk melakukan pengamatan pencemaran lingkungan dengan mencium aroma di sekitar lingkungan pengamatan. Telinga dapat dilatih untuk
melakukan pengamatan dengan mengamati bunyi pada teleskop radio, selain itu dapat juga digunakan untuk mengamati tingkat pencemaran bunyi yang terjadi di
sekitar objek pengamatan. Pengamatan observasi merupakan bagian yang amat penting dalam
mempelajari sains. Tetapi terkadang kita tidak dapat mengamati semua gejala alam hanya dengan mata kita saja. Ada kalanya kita perlu dibantu oleh alat-alat
yang tidak dapat diamati oleh alat indra kita, seperti teleskop optik, teleskop radio, ph meter, sound level meter dan lain-lain.
Aspek pendidikan yang ditanamkan dari kegiatan melakukan pengamatan langsung adalah menanamkan nilai kejujuran terhadap hasil pengamatan. Kontrol
terhadap nilai kejujuran sangat mudah. Sifat dari ilmu sains adalah dapat diuji oleh siapapun. Kita tidak bisa melakukan manipulasi atau kebohongan, karena
akan diketahui oleh orang lain. Alangkah baiknya jika dalam pelaksanaanya sikap kejujuran ini diprioritaskan dibandingkan kesesuaian antara hasil pengamatan
dengan teori yang ada.
1. Pengamatan tidak Langsung
Adanya keterbatasan panca indra yang kita miliki menuntut dilakukannya pengamatan secara tidak langsung. Untuk konsep˗konsep IPBA yang sifatnya
abstrak tidak dapat dilakukan pengatannya secara langsung. Dalam pengamatan tak langsung alat indra yang digunakan oleh manusia memiliki keterbatasan.
Untuk meminimalkan keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai peralatan. Salah satunya contohnya adalah penentuan koordinat benda
langit tertutama pada saat siang hari, dimana benda langit tersebut tidak kelihatan tapi dengan menggunakan koordinat benda langit tertentu kita dapat
mengetahuinya dengan pasti. Selain itu pengamatan derajat keasaman air tanah harus menggunakan alat ukur seperti ph meter.
b. Memberikan kesadaaran tentang skala besaran Sense of scale
Ukuran skala yang dipelajari dalam ilmu fisika sangat banyak, dimulai dari yang sangat kecil elektron sampai ukuran sangat besar jagat raya terutama
dalam perkuliahan IPBA. Sebagai contoh perbandingan ukuran jarak antara matahari terhadap bumi dengan perbandingan jarak antara kota Jakarta dengan
Bandung. Jarak Bumi ke matahari
150.000.000 km Jarak kota Jakarta ke Bandung
150 km Hal ini menunjukkan jarak matahari ke bumi sebanding dengan perjalanan dari
Jakarta ke Bandung sebanyak 1000.000 kali atau 500.000 kali perjalanan bolak balik. Jika waktu tempuh Jakarta ˗ Bandung adalah 2 jam. Maka diperlukan waktu
sekitar 2000.000 jam atau 231,48 tahun. Kira˗kira dengan kendaraan semacam apa yang bisa melakukan perjalanan tanpa henti selama 231,48 tahun seperti itu?
Contoh lainnya adalah dengan menampilkan gambar perbandingan ukuran planet dalam tata surya, bintang matahari dengan bintang lainnya dalam satu gugus
galaksi.
Perbandingan ukuran antar pelanet dalam tata surya dan perbandingan ukuran bintang matahari dengan bintang lain dalam satu galaksi
Bumi bukanlah sebuah planet yang berukuran besar tetapi tergolong kecil. Kalau kita misalkan, planet bumi hanyalah sebesar kelereng yang diletakkan
sejauh 280 m dari Matahari yang berukuran sebesar 2 kali bola sepak. Sedangkan benda langit lainnya ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.
Sense of scale dalam hal angka jumlah benda juga perlu ditanamkan dalam perkuliahan. Dalam hal ini sense of scale berkembang menjadi sense of number.
Salah satu coontohnya adalah untuk memahami kecepatan revolusi Bumi yang bergerak dengan kecepatan 108.000 kmjam. Seberapa cepat sih kecepatan sebesar
itu? Cepat mana dengan gerak kecepatan peluru? Kalau kita bandingkan :
Kecepatan sebuah mobil 200 kmjam
Kecepatan gerak sebuah peluru 1.800 kmjam
Dengan data perbandingan tersebut kita bisa memperoleh pemahaman bahwa kecepatan gerak revolusi bumi 540 kali kecepatan mobil atau 60 kali lebih cepat
dari kecepatan peluru bergerak. Dengan cara˗cara seperti itu diharapkan mahasiwa tersadarkan atau diajak
untuk sadar dan lebih meleks terhadap ukuran skala dan angka. Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar IPBA akan memiliki
kesadaran akan skala besaran dari berbagai objek yang dipelajarinya.
c. Memberikan pemahaman dan memaknai bahasa simbolik