Memberikan pemahaman dan memaknai bahasa simbolik Memberikan kesadaran logika taat asas terhadap hukum alam logical self consistency

Kecepatan sebuah mobil 200 kmjam Kecepatan gerak sebuah peluru 1.800 kmjam Dengan data perbandingan tersebut kita bisa memperoleh pemahaman bahwa kecepatan gerak revolusi bumi 540 kali kecepatan mobil atau 60 kali lebih cepat dari kecepatan peluru bergerak. Dengan cara˗cara seperti itu diharapkan mahasiwa tersadarkan atau diajak untuk sadar dan lebih meleks terhadap ukuran skala dan angka. Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar IPBA akan memiliki kesadaran akan skala besaran dari berbagai objek yang dipelajarinya.

c. Memberikan pemahaman dan memaknai bahasa simbolik

Bahasa simbolik atau lambang yang dapat digunakan untuk mempersingkat pemakaian bahasa yang terlalu panjang dalam menjelaskan fenomena yang terjadi. Untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap rumpun ilmu diperlukan bahasa simbolik, agar terjadi komunikasi dalam bidang ilmu tersebut. Sebagai contoh : Antara dua buah benda bermassa terdapat gaya interaksi yang besarnya sebanding dengan besarnya massa dari benda yang bermasa m 1 dan m 2 yang terpisah sejauh r. Kalimat ini dapat diwakili oleh persamaan yang menggunakan simbol seperti berikut: 2 2 . 1 r m m G F = Simbol F, mewakili gaya interaksi antara dua buah benda bermassa. G mewakili konstanta gravitasi. m untuk mewakili sebuah benda yang memiliki massa. r untuk mewakili jarak pemisah antara dua buah benda bermassa m. Bahasa simbolik dijadikan sebagai alat untuk mengungkapkan sejumlah hukum atau perangai alam, demikian juga sebaliknya selalu mengaitkan bahasa simbolik dengan fenomenaperangai alamnya. Bahasa simbolik dibuat lebih bermakna tidak hanya menuliskan simbol simbol saja. Kebiasaan buruk yang sering terjadi adalah dosen hanya menuliskan bahasa simbolik saja tanpa disertai oleh pemaknaan dari bahasa simbolik tersebut. Tidak semata˗mata untuk menunjukan kehebatan materi perkuliahan yang sedang dibahas.

d. Memberikan kesadaran logika taat asas terhadap hukum alam logical self consistency

Sebelum terlahirnya teori atau pandangan heliosentris, bangsa Yunani memahami atau menganut pemahaman model tata surya geosentris. Beberapa ahli yang mendukung pemahaman ini: Socrates, Plato, Aristoteles, Tales, Anaximander, dan Pytagoras. Mereka mempercayai bahwa matahari dan benda langit lainnya yang berotasi mengelilingi bumi. Bumi dijadikan sebagai pusat peredaran benda langit lainnya. Pemahaman ini telah dianut ratusan tahun. Terlahirnya model atau pandangan baru mengenai model tata surya heliosentris diawali dengan ditemukannya teleskop oleh Galileo Galilie yang digunakan untuk mengamati pergerakan benda langit. Keganjilan teori geosentris dapat terpatahkan setelah data pengamatan melalui teleskop diperoleh sehingga memunculkan adanya teori heliosentris. Dari data pengamatan teleskop tersebut Copernicus mengemukakan pandangan baru bahwa mataharilah yang menjadi pusat peredaran benda langit lainnya. Copernicus mempertahankan teorinya tersebut sampai harus meregang nyawa karena menentang teori yang dipahami kaum gereja yang sedang berkuasa pada saat tersebut.

e. Melatih kemampuan inferensi logika