pengawasan jasa konstruksi, yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai
selesai diserahterimakan. f.
Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi.
g. Penyedia Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk
usaha tetap yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi
dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya. h.
Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam sat kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan.
2. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Imbalan Jasa Konstruksi
No. Jenis Jasa Konstruksi Tarif PPh Pasal 23
1. Jasa Perencanaan Konstruksi
4 dari jumlah bruto tidak
termasuk PPN 2.
Jasa Pengawasan Konstruksi 4 dari jumlah
bruto tidak termasuk PPN
3. Jasa Pelaksanaan Konstruksi, termasuk :
- Jasa perawatan pemeliharaan perbaikan
bangunan; -
Jasa instalasi pemasangan mesin listrik telepon air gas AC TV kabel.
2 dari jumlah bruto tidak
termasuk PPN
Tarif tersebut diatas akan dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Imbalan Jasa Konstruksi sepanjang jasa tersebut dilakukan oleh Wajib Pajak
yang ruang lingkup pekerjaannya dibidang konstruksi dan mempunyai izin sertifikat sebagai pengusaha konstruksi.
Universitas Sumatera Utara
3. Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Imbalan Jasa Konstruksi
PT. A melakukan pembangunan gedung dengan nilai proyek Rp500.000.000,-. Kontraktor yang ditunjuk adalah PT. B, maka Pajak
Penghasilan Pasal 23 yang terutang adalah : Rp 500.000.000,- x 2 = Rp 10.000.000,- Final
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Kesesuaian Antara Pemungutan Dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Multi Konstruksi Tower Indonesia PT. MUKTI
Dengan Peraturan Perundangan-Undangan Perpajakan 1. Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23
Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 yang sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
2009 Tentang Usaha Jasa Konstruksi, besarnya Pajak Penghasilan yang terutang bersifat final dipungut, dipotong dan disetor sendiri oleh Penyedia
Jasa yang bersangkutan. Terhadap kontrak yang ditandatangani sebelum tanggal 1 Agustus 2008, untuk pembayaran kontrak atau bagian dari kontrak
yang dilakukan sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, pengenaan Pajak Penghasilan adalah bersifat final bagi Wajib Pajak yang memenuhi kualifikasi
sebagai usaha kecil berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, serta yang mempunyai nilai pengadaan sampai dengan
Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. Dan jumlah pembayarannya tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dikalikan tarif Pajak Penghasilan. Jumlah
pembayaran merupakan bagian dari Nilai Kontrak Jasa Konstruksi. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemungutan, pemotongan, penyetoran,
pelaporan, dan penatausahaan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
2. Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT. Multi Konstruksi Tower Indonesia PT. MUKTI
PT. Multi Konstruksi Tower Indonesia PT. MUKTI memberikan kepada penulis data yang kontraknya ditandatangani sebelum tanggal 1 Agustus 2008,
untuk pembayaran kontrak atau bagian dari kontrak yang dilakukan sampai
Universitas Sumatera Utara