kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam hal Wajib Pajak sebagai berikut :
1. Menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang menyatakan rugi. 3. Tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi
melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran. 4. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran,
atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis risiko risk based selection mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak WP yang tidak dipenuhi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Untuk setiap items diatas terdapat lagi peraturan teknis pemeriksaan yang
mengatur secara teknis dan lebih detail dari setiap proses pemeriksaan perpajakan tersebut. Ruang lingkup pemeriksaan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh
jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.
A. Tujuan dan Jenis Pemeriksaan Pajak
1. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan pajak secara sederhana dinyatakan pada Pasal 2 PMK No. 199PMK.032007 sebagai berikut :Direktur Jenderal Pajak berwenang
melakukan Pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
Universitas Sumatera Utara
kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dengan demikian pemeriksaan pajak berdasarkan tujuanya dapat dikelompokan menjadi i pemeriksaan untuk menguji kepatuhan dan ii
pemeriksaan untuk tujuan lain.Lebih jauh lagi berdasarkan teori materi diklat fungsional pemeriksa DJP tujuan pemeriksaan pajak dapat digolongkan menjadi :
1. Tujuan untuk mendapatkan keyakinan secara keseluruhan yaitu pemeriksaan
ditujukan untuk memberikan keyakinan bagi pemeriksa bahwa saldo SPT dan laporan keuangan serta saldo perkiraan disajikan secara wajar berdasarkan
informasi yang dimiliki. 2.
Tujuan audit lain, yaitu : 1Keabsahan, memberi keyakinan bahwa assessment wajib pajak di SPT dan laporan keuangan adalah suatu keharusan
atau transaksi dicatat karena memang pada kenyataannya terjadi;2Kelengkapan, memberi keyakinan bahwa SPT dan saldo perkiraan
disajikan seluruhnya;3Pemilikan, memberi keyakinan bahwa assessment wajib pajak di SPT dan laporan keuangan dan saldo perkiraan adalah benar
milik wajib pajak 4Penilaian, memberi keyakinan bahwa SPT dan laporan keuangan dan saldo perkiraan dinilai dengan benar termasuk didalamnya
adalah depresiasi; 5Klasifikasi, memberi keyakinan bahwa SPT dan laporan keuangan dan saldo perkiraan disajikan sesuai dengan pengelompokkannya;
6Cut Off, memberi keyakinan bahwa saldo SPT dan laporan keuangan dan saldo perkiraan dicatat dan disajikan pada periode yang sebenarnya;
7Ketepatan Mekanis, memberi keyakinan bahwa saldo SPT dan laporan keuangan dan saldo perkiraan disajikan dengan tepat penghitungannya baik
Universitas Sumatera Utara
vertikal maupun horizontal dan sesuai dengan catatan atau dokumen pendukung lainnya.
Pemeriksaan Dalam Rangka Menguji Kepatuhan Berdasarkan Pasal 3 ayat 3 dari PMK No. 199PMK.032007 pemeriksaan
dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam hal Wajib Pajak sebagai berikut :
1. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk
yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak; 2.
Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi; 3.
Tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran;
4. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran,
atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis risiko risk based selection mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. untuk setiap items diatas terdapat lagi peraturan teknis pemeriksaan yang
mengatur secara teknis dan lebih detail dari setiap proses pemeriksaan perpajakan tersebut. Ruang lingkup pemeriksaan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh
jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.
Pemeriksaan Dengan Tujuan Lain
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pemeriksaan dengan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan adalah sebagaimana diatur
pada Pasal 30 PMK No. 199PMK.032007 sebagai berikut : 1.
pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan; 2.
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak; 3.
pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; 4.
Wajib Pajak mengajukan keberatan; 5.
pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
6. pencocokan data dan atau alat keterangan;
7. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
8. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
10. penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan atau
11. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda.
2. Jenis Pemeriksaan
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK RI mempunyai kewenangan unruk melakukan 3 tiga jenis pemeriksaan, yaitu :
1. Pemeriksaan Keuangan
pemeriksaaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK RI dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
memberikan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah memuat opini. 2.
Pemeriksaan Kinerja pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan atas aspek
efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidenrifikasikan hal-hal yang perlu menjadi
perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negaradaerah
diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi sasaran secara efektif. Laporan hasil pemeriksaan kinerja memuat temuan, simpulan dan
rekomendasi. 3.
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, diluar pemeriksaan
keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan
pemeriksaan investigatif. Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK RI mempunyai kewenangan untuk melakukan 3 tiga jenis pemeriksaan adalah :
1. Pemeriksaan Keuangan
pemeriksaaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK RI dalam rangka
memberikan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan pemerintah. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini atau pendapat.
2. Pemeriksaan Kinerja
pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk mengidenrifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja
dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negaradaerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi sasaran secara
efektif. Laporan hasil pemeriksaan kinerja memuat temuan, simpulan dan rekomendasi.
3. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan
tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif.
B. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak