c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak KPP
Pratama Medan Polonia dengan Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan. 2.
Untuk memberikan tes secara nyata terhadap lulusan atas ilmu yang diterapkan khususnya tentang Administrasi Perpajakan.
3. Sebagai kewajiban untuk menyumbangkan pengetahuan yang dimiliki
mahasiswa. 4.
Mendapatkan pengetahuan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara FISIP USU.
C. Uraian Teoritis
1.1. Pengertian Pajak
Pengertian atau defenisi tentang pajak telah banyak dikemukakan oleh para ahli perpajakan antara lain: Mangkoesoebroto, 1993: 181, memberikan
pengertian bahwa pajak adalah sebagai suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada Undang-undang,
pungutannya dapat dipaksakan kepada subyek pajak yang mana tidak ada balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan penggunaannya. Selanjutnya Suparmoko
1987: 95, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan Pajak ialah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan
tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya Soediyono 1992: 93 mengemukakan bahwa pajak adalah uang atau daya beli yang diserahkan oleh masyarakat kepada pemerintah, di mana
terhadap penyerahan daya beli tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung. Soemitro 1977 mengemukakan bahwa pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontra-prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum lihat Mardiasmo, 2001: 1. Beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak
memiliki unsur-unsur sebagai berikut. 1.
Iuran dari rakyat kepada negara. 2.
Berdasarkan Undang-Undang. 3.
Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung. 4.
Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak berfungsi selain sebagai sumber penerimaan dalam negeri juga
mempunyai peranan sebagai fungsi alokasi, fungsi distribusi dan stabilisasi sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Musgrave dan Musgrave, 1989: 6.
Dimaksudkan fungsi pajak sebagai alokasi yaitu untuk mengalokasikan faktor- faktor produksi dan keseluruhan sumber daya yang ada di masyarakat sehingga
kebutuhan masyarakat terutama fasilitas umum dapat terpenuhi, seperti jalan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Fungsi distribusi ditujukan untuk mewujudkan
pemerataan atau pembagian pendapatan secara merata dan adil, sedangkan fungsi stabilisasi ditujukan untuk memelihara tingkat kesempatan kerja yang tinggi,
kestabilan tingkat harga, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan mempertimbangkan segala pengaruhnya terhadap perdagangan dan neraca
pembayaran sehingga tetap terjaga kondisi perekonomian yang stabil.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya Mardiasmo, 2001: 2 mengungkapkan bahwa fungsi pajak ada dua, yaitu:
1. Fungsi budgetair, yaitu Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2.
Fungsi mengatur regulerend, yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Pemungutan pajak harus adil syarat keadilan
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang syarat yuridis
3. Tidak mengganggu perekonomian syarat ekonomi
4. Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun
perdagangan. 5.
Pemungutan pajak harus efisien syarat finansiil. Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari
hasil pemugutannya. 6.
Sistem pemungutan pajak harus sederhana. Syarat ini telah dipenuhi oleh Undang-Undang perpajakan yang baru.
1.2. Tata Cara Pemeriksaan Pajak