b. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan
beserta peralatan memasak berada di rumah. c.
Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari Negara.
d. Buku- Buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan
penanggung pajak dan alat-alat yang digunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuwan.
e. Peralatan dalam kenderaan jalan yang masih digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan sehari- hari dengan jumlah seluruhnya tidak melebihi dari Rp 20.000.000,- dua puluh juta rupiah. Besarnya nilai
peralatn ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dan Keputusan Kepala Daerah.
f. Peralatan Penyandang cacat yang digunakan penanggung pajak dan
keluarga yang menjadi tanggungannya.
G. Pencabutan Sita
Pencabutan sita dilaksanakan apabila Penanggung Pajak telah melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak berdasarkan putusan pengadilan atau
berdasarkan putusan badan peradilan atau ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah. Pelaksanaan pencabutan
sita dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Pencabutan sita terhadap deposito, tabungan, saldo , rekening koran,
giro dan yang lainnya yang dilaksanakan dengan cara menyampaikan Surat Pencabutan Sita kepada Penanggung Pajak.
b. Pencabutan sita terhadap surat Obligasi , saham atau sejenisnya , baik
yang diperdagangkan maupun yang tidak diperdagangkan di bursa efek, dilaksanakan dengan menyampaikan Surat Pencabutan Sita
kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada penanggung pajak dan kepada pihak yang terkait yang sekaligus
berfungsi sebagai pembatalan Berita Acara Pengalihan Hak Atas Surat Berharga tersebut.
c. Pencabutan sita terhadap piutang dilaksankan dengan menyampaikan
surat pencabutan Sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak yang berutang yang sekaligus berfungsi
sebagai pembatalan Berita Acara Pesetujuan Pengalihan Hak Menagih Piutang.
d. Apabila penyitaan dilakukan terhadap barang kepemilikannya
terdaftar, tembusan surat pencabutan sita disampaikan kepda instansi tempat barang tersebut terdaftar.
Ketentuan ini bertujuan agar barang tersebut terdaftar dan mengetahui bahwa penyitaan terhadap barang yang dimaksud telah
dicabut sehingga penguasaan barang tersebut dilakukan kepada Penanggung Pajak.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV ANALISIS DATA DAN EVALUASI
A. Kesadaran Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
Pajak merupakan Primadona di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang sekitar 75 APBN berasal dari Pajak. Meskipun pajak
sangat menentukan pembangunan nasional bangsa ini, masih banyak wajib pajak atau penanggung pajak yang belum sadar betapa pentingnya membayar
pajak. Banyak wajib pajak yang melakukan tax avoidance maupun tax evasion, hal itu dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghapus jumlah
pajak terutangnya. Pada tahun 2013 target Penerimaan Pajak dalam APBN-P yaitu Rp
995,213 Triliun atau hanya 92,07 mencapai target. Pertumbuhan penerimaan pajak sampai dengan bulan Agustus 2013 tumbuh sebesar 7,05
jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Namun, ternyata realisasi penerimaan terhadap rencana penerimaan tahun 2013 yang sebesar
55,90 masih dibawah realisasi penerimaan terhadap rencana penerimaan tahun 2012 yang dapat mencapai 58,72. Hal ini berdasarkan sebuah artikel
tentang bagaimana Strategi DJP dalam meningkatkan Target Penerimaan Pajak Tahun 2013 http :bppk.depkeu.go.id diakses tanggal 24 Mei 2014
Sementara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang berada dalam Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I ,
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan Tahun 2013 Wajib Pajak Badan Efektif terdaftar yaitu 11902 Wajib Pajak. KPP Medan Polonia menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp
1.008.791.000.000,-dan realisasi penerimaannya hanya mencapai Rp 773.567.577.594,- dan tunggakan pajak selama tahun 2013 yaitu Rp
178.782.906.032,- Persentase pencapaian target penerimaan pajak tahun 2013 hanya sebesar 76,68.
Utang Pajak bisa naik maupun turun, namun harus diantisipasi agar Utang Pajak tidak bertambah sehingga penerimaan Negara dari Pajak tidak
menurun. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Pasal 1 Point 8, Utang Pajak adalah
pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisanya berdasarkan peraturan peralihan Peundang – undangan Perpajakan.
Berbagai cara dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia untuk mengurangi utang pajak atau tunggakan pajak Wajib Pajak
seperti yang ditampilkan dalam Gambar 3.1 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1
Salah satu yang menjadi usaha dalam mengamankan penerimaaan pajak adalah dengan kegiatan penagihan.Penagihan termasuk
kegiatan ekstra effort yang juga mampu memberikan sumbangan pemasukan bagi Kas Negara.Dalam mengoptimalkan pencairan tunggakan pajak, data
tunggakan pajak yang akurat sangat diperlukan.Selain itu, penyempurnaan peraturan dan kebijakan di bidang penagihan juga harus terus
dilakukan.Seiring dengan pelaksanaan penagihan pajak, peranan Jurusita Pajak harus selalu diperhatikan dan dikelola dengan baik. Harapannya adalah
untuk mendapatkan penagihan pajak yang efektif dan efisien sehingga mengurangi tunggakan Pajak .http :bppk.depkeu.go.id diakses tanggal 24
Mei 2014
Universitas Sumatera Utara
B. Pelaksanaan Penyitaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia