Internasional. Indonesia berada di 118 dari daftar peringkat indeks persepsi korupsi dari 174 negara di dunia, Hal ini berarti bahwa Indonesia menduduki posisi 56.
Selama tahun 2012, sejumlah kasus korupsi memang terus muncul ke permukaan. Kasus Hambalang, Wisma Atlet, dan Pengadaan Al-
Qur’an serta beberapa kasus lainnya telah menjadikan Indonesia duduk di peringkat 118 daftar persepsi korupsi,
Republika 2013. Meski kecurangan akuntansi diduga sudah menahun, namun di Indonesia
belum terdapat kajian teoritis dan empiris secara komprehensif. Oleh karenanya, fenomena ini tidak cukup hanya dikaji oleh ilmu akuntansi, tetapi perlu melibatkan
disiplin ilmu yang lain. Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis membuat judul: “Analisis Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan Komitmen
Organisasi terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi dengan Menggunakan Variabel Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti mengemukakan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan komitmen
organisasi berpengaruh terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi?
2. Apakah hubungan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan
komitmen organisasi terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi menjadi hubungan tidak langsung dengan masuknya perilaku tidak etis sebagai
variabel intervening?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan
komitmen organisasi terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi 2.
Untuk menguji hubungan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan komitmen organisasi terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi menjadi
hubungan tidak langsung dengan masuknya perilaku tidak etis sebagai
variabel intervening
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pengaruh pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan komitmen organsisasi terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi
2. Sebagai referensi dalam menambah perbendaharaan penelitian akademisi
di bidang akuntansi dan referensi penelitian selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melengkapi temuan empiris yang
sudah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah pada masa akan datang dan memperkaya khasanah keilmuan pada
umumnya.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Originalitas
Naruedomkul 2011 meneliti tentang pengaruh resiko, segitiga
triangle
, dan
corporate governance
terhadap kecurangan akuntansi di Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi.
Pengendalian internal dan
good governance
dapat mengurangi kecurangan. Ahmad dkk 2008 meneliti tentang perilaku tidak etis yang dilakukan karyawan. Dengan
adanya kode etik yang memadai dan pelatihan yang bermanfaat dapat mempengaruhi karyawan untuk berperilaku etis. Pengendalian internal jugadapat
mempengaruhi sikapperilaku karyawan terhadap kecurangan. Diperlukan adanya sistem informasi untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang tepat dan
dapat mencegah kecurangan. Irianto dkk 2012 meneliti pengaruh integritas dan sistem kompensasi
terhadap perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi. Sistem kompensasi yang baik, integritas, dan lingkungan yang beretika merupakan faktor penentu perilaku
etis, dimana kecendrungan kecurangan akuntansi dapat dikurangi jika berada di lingkungan yang beretika. Sementara Thoyibatun 2012 menyatakan pengendalian
internal, sistem kompensasi, dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi. Hal ini sejalan dengan penelitian
Sijabat. Wilopo 2006 dengan judul penelitian: “Analisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi: Studi pada perusahaan publik dan badan usaha milik negara di Indonesia”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen
Universitas Sumatera Utara
dan kecendrungan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Menghilangkan perilaku tidak etis manajemen serta kecurangan akuntansi
hendaknya dilakukan dengan mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian serta
pelaksanaan
good governance
baik di swasta maupun di pemerintahan. Meminimalisir perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi
perusahaan hendaknya dilakukan bila salah satu unsur yang utamanya yaitu penanggung jawab penyusunan laporan keuangan taat pada aturan akuntansi.
Membatasi perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi perusahaan dapat dilakukan bila terdapat transparansi dalam pengelolaan kegiatan usaha, baik di
pemerintahan maupun swasta. Yang juga penting dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi perusahaan adalah
memperbaiki moral dari pengelola perusahaan. Perbaikan moral ini dapat diwujudkan diantaranya dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap
perusahaan, negara dan masyarakat. Meningkatkan kompensasi, baik dalam bentuk gaji maupun promosi, ternyata tidak menurunkan perilaku tidak etis manajemen dan
kecendrungan kecurangan akuntansi perusahaan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu: pengendalian
internal, kesesuaian kompensasi, dan komitmen organisasi dengan variabel dependen: kecendrungan kecurangan akuntansi sementara perilaku tidak etis sebagai
variabel intervening pada BUMN di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN